TEMPO Interaktif, BANTUL-Alifah, lima tahun, tampak asyik bermain angkrek, mainan dari kardus yang dibentuk seperti wayang. Murid Kelompok Bermain Ar Raihan, Manding, Bantul itu juga menikmati permainan kitiran (seperti kincir) kertas yang sebelumnya belum pernah dikenalnya. Saat ditanya apakah senang dengan mainan itu, ia hanya menjawab singkat,“senang”. Alifah dan 70 temannya ikut bermain dengan mainan yang disediakan oleh penggerak pelestarian mainan anak tradisional dusun Pandes, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, kabupaten Bantul.
Menurut salah satu pengerak pelestarian mainan tradisional Dusun Pandes, Pardiman, 30 tahun, dulu di dusun tersebut terdapat sekitar 50 perajin mainan anak seperti kitiran, angkrek, klonthong-klonthong dan othok-othok. Namun karena usia para perajin sudah sangat renta, rata-rata di atas 60 tahun, saat ini hanya tinggal sekitar 30 perajin saja.“Para perajin mainan anak tradisional sudah tua, di atas 60 tahun, tetapi kami sudah mengajari para pemuda desa untuk belajar sebagai regenerasi perajin mainan,” kata Pardiman, Selasa (23/3).
Di dusun tersebut tersedia tempat outbond untuk para siswa taman kanak-kanak sampai Sekolah Menengah Pertama. Tempat ini bertujuan untuk mengenalkan mainan anak tradisional yang pada saat ini hampir dilupakan. Pengenalan sejak dini semacam itu diharapkan bisa menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap mainan yang diwariskan para orang tua.
Para perajin di dusun Pandes sudah turun-temurun membuat mainan anak. Harganya pun sangat murah, antara Rp 1000 hinga Rp 2000 saja. Penjualannya dilakukan dengan cara sangat tradisional, yaitu dijajakan berkeliling kampung-kampung sekitar Bantul dengan sepeda onthel atau motor untuk daerah yang jaraknya jauh. “Kalau ada pasar malam, seperti sekaten, kami mengikutsertakan dengan jualan mainan anak tradisional,” kata dia.
Dusun pandes mulai dikenal kembali sebagai Kampoeng Dolanan (mainan) setelah gempa melanda daerah itu pada 2010. Sayangnya, bayak perajin dolanan yang sudah udzur, sehingga perlu ada regenerasi dan mengenalkan mainan tradisional.Salah satu perajin yang setia membuat mainan tersebut adalah Mbah Djoyo, 70 tahun. Ia membuat mainan sejak kecil dan diajari oleh orang tuannya.“Saya bisa membuat semua mainan anak yang diwariskan oleh oran tua saya,” kata perempuan renta yang tidak mau menyebut nama lengkapnya itu.
MUH. SYAIFULLAH
Berita terkait
David Beckham Pernah Touring dengan Motor Chopper ala Jokowi
20 Januari 2018
Beckham berjalan-jalan menggunakan Harley-Davidson klasik bergaya motor chopper seperti kepunyaan Jokowi.
Baca SelengkapnyaSetelah Teror Truk, Pelancong yang Masuk Amerika Makin Ribet
1 November 2017
Presiden Donald Trump mengatakan dia telah memerintahkan agar pemeriksaan terhadap pelancong asing yang masuk Amerika Serikat kian diperketat.
Baca SelengkapnyaBaru Jadian, Pasangan Ini Korban Kecelakaan Roller Coaster
5 Juni 2015
Dua remaja yang mengalami cedera paling parah akibat insiden roller coaster Alton Towers.
Baca SelengkapnyaJumpa Saudara Asal Indonesia di Arequipa, Peru
7 Desember 2014
Kecantikan kota ini bertambah oleh hadirnya Basilica Catedral de Arequipa.
Baca SelengkapnyaCuit Rem dan Perang Klakson di Lima, Peru
6 Desember 2014
Ada cerita tentang seorang pejabat Kedutaan Besar Indonesia di Lima yang nyaris ditubruk mobil.
Baca SelengkapnyaBocah 9 Tahun Berhasil Daki Gunung Aconcagua
28 Desember 2013
Telah lebih dari 100 orang meninggal saat berusaha menaklukan Aconcagua.
Baca SelengkapnyaLima Tempat Indah Papua Nugini Layak Dikunjungi
16 Agustus 2013
Lima tempat wisata indah di Papua Nugini yang layak dikunjungi.
Baca SelengkapnyaFestival Seni Pertunjukan Internasional di Padang
16 Agustus 2013
Sumatera Barat sebagai daerah destinasi membutuhkan seni pertunjukan berlevel internasional.
Baca SelengkapnyaFestival Toraja Diundur
12 Agustus 2013
Festival Toraja akan digabungkan bersama kegiatan Lovely Desember.
Baca SelengkapnyaRibuan Orang Kunjungi Balekambang
11 Agustus 2013
Libur Idhul Fitri dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk mengunjungi tempat wisata, di antaranya Taman Balekambang, Solo.
Baca Selengkapnya