Kampung Dolanan Bernama Dusun Pandes

Reporter

Editor

Selasa, 23 Maret 2010 15:17 WIB

TEMPO Interaktif, BANTUL-Alifah, lima tahun, tampak asyik bermain angkrek, mainan dari kardus yang dibentuk seperti wayang. Murid Kelompok Bermain Ar Raihan, Manding, Bantul itu juga menikmati permainan kitiran (seperti kincir) kertas yang sebelumnya belum pernah dikenalnya. Saat ditanya apakah senang dengan mainan itu, ia hanya menjawab singkat,“senang”. Alifah dan 70 temannya ikut bermain dengan mainan yang disediakan oleh penggerak pelestarian mainan anak tradisional dusun Pandes, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, kabupaten Bantul.

Menurut salah satu pengerak pelestarian mainan tradisional Dusun Pandes, Pardiman, 30 tahun, dulu di dusun tersebut terdapat sekitar 50 perajin mainan anak seperti kitiran, angkrek, klonthong-klonthong dan othok-othok. Namun karena usia para perajin sudah sangat renta, rata-rata di atas 60 tahun, saat ini hanya tinggal sekitar 30 perajin saja.“Para perajin mainan anak tradisional sudah tua, di atas 60 tahun, tetapi kami sudah mengajari para pemuda desa untuk belajar sebagai regenerasi perajin mainan,” kata Pardiman, Selasa (23/3).

Di dusun tersebut tersedia tempat outbond untuk para siswa taman kanak-kanak sampai Sekolah Menengah Pertama. Tempat ini bertujuan untuk mengenalkan mainan anak tradisional yang pada saat ini hampir dilupakan. Pengenalan sejak dini semacam itu diharapkan bisa menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap mainan yang diwariskan para orang tua.

Para perajin di dusun Pandes sudah turun-temurun membuat mainan anak. Harganya pun sangat murah, antara Rp 1000 hinga Rp 2000 saja. Penjualannya dilakukan dengan cara sangat tradisional, yaitu dijajakan berkeliling kampung-kampung sekitar Bantul dengan sepeda onthel atau motor untuk daerah yang jaraknya jauh. “Kalau ada pasar malam, seperti sekaten, kami mengikutsertakan dengan jualan mainan anak tradisional,” kata dia.

Dusun pandes mulai dikenal kembali sebagai Kampoeng Dolanan (mainan) setelah gempa melanda daerah itu pada 2010. Sayangnya, bayak perajin dolanan yang sudah udzur, sehingga perlu ada regenerasi dan mengenalkan mainan tradisional.Salah satu perajin yang setia membuat mainan tersebut adalah Mbah Djoyo, 70 tahun. Ia membuat mainan sejak kecil dan diajari oleh orang tuannya.“Saya bisa membuat semua mainan anak yang diwariskan oleh oran tua saya,” kata perempuan renta yang tidak mau menyebut nama lengkapnya itu.

MUH. SYAIFULLAH

Berita terkait

David Beckham Pernah Touring dengan Motor Chopper ala Jokowi

20 Januari 2018

David Beckham Pernah Touring dengan Motor Chopper ala Jokowi

Beckham berjalan-jalan menggunakan Harley-Davidson klasik bergaya motor chopper seperti kepunyaan Jokowi.

Baca Selengkapnya

Setelah Teror Truk, Pelancong yang Masuk Amerika Makin Ribet

1 November 2017

Setelah Teror Truk, Pelancong yang Masuk Amerika Makin Ribet

Presiden Donald Trump mengatakan dia telah memerintahkan agar pemeriksaan terhadap pelancong asing yang masuk Amerika Serikat kian diperketat.

Baca Selengkapnya

Baru Jadian, Pasangan Ini Korban Kecelakaan Roller Coaster  

5 Juni 2015

Baru Jadian, Pasangan Ini Korban Kecelakaan Roller Coaster  

Dua remaja yang mengalami cedera paling parah akibat insiden roller coaster Alton Towers.

Baca Selengkapnya

Jumpa Saudara Asal Indonesia di Arequipa, Peru

7 Desember 2014

Jumpa Saudara Asal Indonesia di Arequipa, Peru

Kecantikan kota ini bertambah oleh hadirnya Basilica Catedral de Arequipa.

Baca Selengkapnya

Cuit Rem dan Perang Klakson di Lima, Peru

6 Desember 2014

Cuit Rem dan Perang Klakson di Lima, Peru

Ada cerita tentang seorang pejabat Kedutaan Besar Indonesia di Lima yang nyaris ditubruk mobil.

Baca Selengkapnya

Bocah 9 Tahun Berhasil Daki Gunung Aconcagua

28 Desember 2013

Bocah 9 Tahun Berhasil Daki Gunung Aconcagua

Telah lebih dari 100 orang meninggal saat berusaha menaklukan Aconcagua.

Baca Selengkapnya

Lima Tempat Indah Papua Nugini Layak Dikunjungi

16 Agustus 2013

Lima Tempat Indah Papua Nugini Layak Dikunjungi

Lima tempat wisata indah di Papua Nugini yang layak dikunjungi.

Baca Selengkapnya

Festival Seni Pertunjukan Internasional di Padang

16 Agustus 2013

Festival Seni Pertunjukan Internasional di Padang

Sumatera Barat sebagai daerah destinasi membutuhkan seni pertunjukan berlevel internasional.

Baca Selengkapnya

Festival Toraja Diundur

12 Agustus 2013

Festival Toraja Diundur

Festival Toraja akan digabungkan bersama kegiatan Lovely Desember.

Baca Selengkapnya

Ribuan Orang Kunjungi Balekambang  

11 Agustus 2013

Ribuan Orang Kunjungi Balekambang  

Libur Idhul Fitri dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk mengunjungi tempat wisata, di antaranya Taman Balekambang, Solo.

Baca Selengkapnya