Batik Keramik nan Elegan

Reporter

Editor

Rabu, 11 Februari 2009 11:29 WIB

TEMPO/Arnold Simanjutak

TEMPO Interaktif, Jakarta: Bagi maestro batik Indonesia, Iwan Tirta, kreasi memang tiada batas. Meski usianya telah senja, dia tak lelah terus bereksperimen dengan salah satu budaya bangsa, yaitu batik.

Setelah menghasilkan beragam mahakarya busana batik, kini keindahan corak batik Indonesia dituangkannya ke dalam peralatan makan keramik. Alhasil, sebuah karya seni yang indah, anggun, dan sarat unsur etnik pun tercipta.

Untuk kreasi terbarunya yang dituangkan dalam master piece dining set, Iwan mengusung dua corak batik yang cukup kondang di Tanah Air, yakni motif Modang Yogyakarta dan motif kupu-kupu Hokokai dari Pekalongan.

Motif Modang merupakan salah satu corak batik Keraton Yogyakarta. Motif ini dapat dijumpai pada ornamen hiasan tepi pada pakaian para bangsawan yang dikenal dengan sebutan Dodot. Berupa lidah api atau yang dikenal dengan istilah cemukiran. Bagi warga Keraton, motif Modang ini mengandung makna yang cukup tinggi, terkait dengan kesaktian dan semangat untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

Agar kreasinya tetap mengikuti perkembangan zaman, motif kedua yang dipilih Iwan untuk keramik peralatan makan, yakni motif kupu-kupu Hokokai dari Pekalongan. Dibandingkan dengan motif Modang, motif Hokokai ini lebih kaya warna. Hal ini karena pengaruh dari ragam hias dan warna pada pakaian kimono Jepang.

Advertising
Advertising

Dalam bahasa Jepang, Hokokai berarti Himpunan Kebaktian, dan mulai dikenal di Indonesia semasa pemerintahan Jepang era 1940-an. Hokokai merupakan bentuk penyesuaian para pengusaha batik kepada penguasa baru saat itu.

Iwan mengakui saat ini masih mengacu pada dua motif batik tersebut. Namun, ke depan dia akan mengembangkan motif-motif batik lainnya, yakni motif dari Solo dan Cirebon.

"Selama ini suvenir batik melulu pada kain. Tapi, kreasi batik keramik ini membuktikan bahwa batik juga bisa tampil lebih modern dan elegan," kata Iwan di sela-sela pembukaan pameran di Senayan City, Jakarta, Jumat dua pekan lalu.

Pria yang telah malang melintang di bidang batik ini mengaku prihatin dengan antusias warga Indonesia yang dinilai masih kurang terhadap budaya bangsa. Justru warga mancanegara yang lebih menghargai batik Tanah Air.

Lewat kreasi keramik ini, dia berharap batik akan semakin dihargai. Tidak hanya oleh masyarakat luar, tapi juga oleh warga Indonesia sendiri. "Bisa dijadikan suvenir yang elegan," ungkap Iwan dengan wajah optimistis.

Memang benar apa yang disampaikan sang maestro, peralatan makan keramik dengan desain batik-batik pilihannya terlihat menawan. Lihat saja piring, mangkuk, hingga cangkir berbahan keramik yang telah mendapat sentuhan lukisan batik akan menjadi peralatan bersantap yang terlihat sangat elegan dan wah menghiasi meja makan Anda.

Direktur Utama PT Pusaka Iwan Tirta Lydia K. Hendra, dalam kesempatan yang sama mengatakan koleksi dinner set Modang-Hokokai ini bisa dibilang cukup eksklusif. Selain karena dibuat secara khusus dalam edisi terbatas dan dipatenkan oleh sang maestro batik, koleksi ini juga sangat ramah lingkungan dan dapat didaur ulang. "Tambahan warna emas untuk tepi dan bagian belakang dining set menjadi keistimewaan tersendiri," ucap Lydia.

S. IKA SARI

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

9 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

11 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

14 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

39 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

41 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

58 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya