Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Goodbye Julia: Potret Ketegangan Sosial-Politik Sudan dalam Balutan Sinema

image-gnews
Film Goodbye Julia. Foto: Instagram/@madanifilmfest
Film Goodbye Julia. Foto: Instagram/@madanifilmfest
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Film Goodbye Julia karya sutradara Mohamed Kordofani, diputar sebagai film pembuka dalam Madani International Film Festival 2024: Marwah pada Rabu, 3 Oktober 2024. Film ini merupakan pemenang penghargaan Prix de la liberté (Freedom Award) di Festival Film Cannes 2023. 

Kordofani menghadirkan karya sinematik dengan mengangkat konflik sosial-politik di Sudan, negara asalnya di Afrika Timur Laut. Film ini disuguhkan dalam format 4:3, memberi kesan sempit dan terkurung dan mencerminkan situasi yang dialami oleh karakter-karakternya.

Dua Perempuan, Dua Dunia

Cerita Goodbye Julia berfokus pada kehidupan dua perempuan yang hidup dalam ketegangan rasial dan sosial. Film ini berlatar sekitar 20 tahun lalu, tepat sebelum Sudan Selatan, yang mayoritas penduduknya adalah orang Afrika—memisahkan diri Sudan Utara yang didominasi orang Arab pada 2011 karena perang saudara.

Mona (Eiman Yousif), perempuan kaya asal Sudan Utara, secara tidak sengaja menyebabkan kecelakaan yang merenggut nyawa seorang laki-laki dari Sudan Selatan. Ayah dari anak kecil yang menjadi satu-satunya saksi dalam kasus tabrak lari itu mengejar Mona. Suami Mona, Akram (Nazar Goma), membunuh laki-laki tersebut karena merasa terancam. Namun insiden itu ditutup-tutupi oleh kepolisian.

Kemudian, Mona, yang dibebani rasa bersalah, mendekati istri korban, Julia (Siran Riak) yang merupakan seorang perempuan Sudan Selatan. Ia mempekerjakannya sebagai pembantu rumah tangga. Dari hubungan yang awalnya penuh rasa bersalah, tumbuhlah ikatan persahabatan. Namun, ketegangan antara komunitas Arab dan Afrika tetap menghantui kehidupan mereka.

Konflik Sosial dan Politik yang Bergejolak

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Goodbye Julia menggambarkan revolusi yang sedang bergejolak di Sudan. Ibarat bom waktu yang meledak akibat kecurigaan dan kebencian antara dua komunitas yang berbeda. Baik Mona maupun Julia terjebak dalam situasi yang tidak bisa mereka kendalikan.

Rasisme, seksisme, dan perbedaan kelas menjadi tema utama yang menyakitkan dalam film ini. Melalui sudut pandang dua perempuan, penonton diajak menyaksikan ketegangan yang terus merebak di Sudan. Kordofani tak sekadar membuat film tentang konflik politik, melainkan tentang kemanusiaan di tengah pergolakan sosial.

Film ini tidak menyudutkan satu pihak. Justru, menyelipkan kritik sosial terhadap ketidakadilan yang terjadi di Sudan, yakni kaum elit Arab yang memandang rendah orang-orang dari Selatan.

Setahun kemudian, perang saudara pecah dan adegan terakhir menunjukkan Danny, anak Julia, yang menjadi seorang pejuang bersenjata. Goodbye Julia—cerita lalu berakhir dengan menyiratkan bahwa tak ada lagi yang tersisa di Sudan.

Goodbye Julia juga mengeksplorasi budaya Sudan, termasuk sekuens nyanyian dan musik tradisionalnya. Secara garis besar, film ini bukan sekadar sajian sinematik. Tapi juga refleksi tentang pergulatan identitas dan politik di Sudan yang terpecah. Kordofani sukses mengangkat sisi Sudan yang jarang terekam oleh mata dunia.

Pilihan Editor: Madani International Film Festival Memotret Keprihatinan Perang di Palestina dan Sudan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Film Hijab Kritik Patriarki dan Konservatisme Sosial dari Perspektif Perempuan Masa Kini

1 hari lalu

Film Hijab karya sutradara Hanung Bramantyo. Foto: Instagram/@madanifilmfest
Film Hijab Kritik Patriarki dan Konservatisme Sosial dari Perspektif Perempuan Masa Kini

Film Hijab mengeksplorasi nilai patriarki dan konservatisme lewat kisah 4 perempuan yang temukan kemandirian dan identitas diri di balik hijab.


Penampakan Sosok Misterius di Lokasi Syuting Kemah Terlarang Kesurupan Massal

1 hari lalu

Jajaran pemeran dan tim produksi film Kemah Terlarang Kesurupan Massal saat menghadiri press screening dan press conference di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan pada Kamis, 3 Oktober 2024. TEMPO/Jasmine
Penampakan Sosok Misterius di Lokasi Syuting Kemah Terlarang Kesurupan Massal

Salah satu pemeran film Kemah Terlarang Kesurupan Massal bercerita tentang sosok penampakan misterius di lokasi syuting.


Rieke Diah Pitaloka: Simak 5 Film dan Sinetron yang Dibintanginya

1 hari lalu

Anggota Badan Pengkajian MPR antara lain, Rieke Diah Pitaloka.
Rieke Diah Pitaloka: Simak 5 Film dan Sinetron yang Dibintanginya

Rieke Diah Pitaloka, kembali terpilih sebagai anggota DPR. Ini keempat kali ia terpilih sebagai anggota DPR


Puisi Sha Ine Febriyanti untuk Palestina Dibacakan di Pembukaan Madani IFF 2024

1 hari lalu

Aktris, model, dan sutradara Sha Ine Febriyanti saat membacakan puisi di Malam Pembukaan Madani International Film Festival 2024: Marwah yang digelar di kawasan Senayan, Jakarta Pusat pada Kamis, 3 Oktober 2024. TEMPO/Jasmine
Puisi Sha Ine Febriyanti untuk Palestina Dibacakan di Pembukaan Madani IFF 2024

Sha Ine Febriyanti membacakan puisi dibuatnya untuk Palestina dalam pembukaan Madani International Film Festival 2024.


Derby Romero Tertantang dengan Kompleksitas Tokoh Heru di Kemah Terlarang Kesurupan Massal

2 hari lalu

(Dari kiri) Aktor Derby Romero dan Fatih Unru, pemeran film Kemah Terlarang Kesurupan Massal saat ditemui di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan pada Kamis, 3 Oktober 2024. TEMPO/Jasmine
Derby Romero Tertantang dengan Kompleksitas Tokoh Heru di Kemah Terlarang Kesurupan Massal

Derby Romero berperan sebagai salah satu tokoh utama dalam film Kemah Terlarang Kesurupan Massal.


Putri Marino Dalami Peran di Tebusan Dosa Lewat Nonton Podcast

2 hari lalu

Aktris dan model Putri Marino saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan pada Rabu, 2 Oktober 2024 untuk promosi film Tebusan Dosa. TEMPO/Jasmine
Putri Marino Dalami Peran di Tebusan Dosa Lewat Nonton Podcast

Aktris Putri Marino bercerita tentang pendalaman perannya dalam film horor-misteri Tebusan Dosa.


Daftar Film dan Serial Terbaru Prime Video Tayang Oktober 2024

2 hari lalu

Zendaya dalam film Challengers. Dok. Prime Video
Daftar Film dan Serial Terbaru Prime Video Tayang Oktober 2024

9 rekomendasi film dan serial terbaru di Prime Video, termasuk Spice Up Our Love, Citadel: Diana hingga film Challengers yang dibintangi Zendaya.


Dibintangi Timothee Chalamet, Berikut Para Pemeran Marty Supreme

2 hari lalu

Timothe Chalamet. Instagram.com/@tchalamet Fotografer: Mario Sorrenti
Dibintangi Timothee Chalamet, Berikut Para Pemeran Marty Supreme

Disutradarai oleh Josh Safdie, Marty Supreme dibintangi oleh Timothee Chalamet, Gwyneth Paltrow, Tyler, The Creator


Film Rugrats Live Action Digarap Sutradara Pitch Perfect

2 hari lalu

Rugrats Dengan Seri Nickelodeon. variety.com
Film Rugrats Live Action Digarap Sutradara Pitch Perfect

Serial kartun Rugrats akan dibuat dalam format film live action oleh Paramount Pictures yang disutradarai oleh Jason Moore.


Garuda di Dadaku Bakal Dibuat Animasi, Digarap Animator Film Hollywood Ronny Gani

2 hari lalu

Film animasi Garuda di Dadaku. Dok. BASE Entertainment
Garuda di Dadaku Bakal Dibuat Animasi, Digarap Animator Film Hollywood Ronny Gani

Film Garuda di Dadaku bakal digarap dalam versi animasi dengan menggandeng animator Indonesia yang terlibat dalam The Avengers dan The Mandalorian.