Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Band .Feast Melodikan Lagi Isu Sosial dan Politik Lewat Single Politrik

image-gnews
.Feast. Dok. Creathink Publicist
.Feast. Dok. Creathink Publicist
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Band rock .Feast yang beberapa kali tajam menyindir isu-isu sosial dan politik dalam lagunya, kembali dengan single terbaru yang berjudul "Politrik". Dirilis pada Jumat, 7 Juni lalu, lagu ini menjadi bagian dari album baru mereka yang dijadwalkan rilis pada Agustus 2024, berjudul Membangun & Menghancurkan.

Sebelumnya, mereka telah mengeluarkan single "Konsekuens" pada Mei lalu, yang sukses menjadi pembuka dari album tersebut. Dalam lagu "Politrik", Baskara Putra (vokal, synth), Adnan Satyanugraha (gitar), Dicky Renanda (gitar), dan Fadli Fikriawan (bass) mengekspresikan kekhawatiran mereka terhadap berbagai isu sosio-politik yang telah menjadi sorotan selama satu dekade terakhir.

.Feast Gambarkan Kemarahan terhadap Kondisi Sosial-Politik

Lagu dengan tempo cepat dan distorsi yang agresif, Politrik membawa pesan kemarahan terhadap kondisi sosial-politik saat ini. Dalam irama yang cepat dan lirik menusuk yang ditulis oleh Baskara Putra alias Hindia, .Feast menunjukkan betapa hal tersebut bukan semata-mata sebagai bentuk eksploitasi artistik, melainkan sebagai suara yang menggema dari ruang-ruang perlawanan.

Seiring dengung Politrik yang menggema, lagu ini tidak hanya menyoroti isu-isu yang ada, tetapi juga melakukan introspeksi terhadap .Feast. Mereka mempertanyakan apakah masih relevankah bagi mereka untuk terus mengangkat isu-isu tersebut dalam karya musik mereka, ataukah hanya sekadar mencari popularitas semata. Itu tercermin dalam lirik lagu tersebut.

“Santai saja lihatnya kawan/Palingan ya hanya jualan/Berita jadi uang makan/Derita jadi uang jajan/Aku pernah di situ kawan/Muak dianggap hanya jualan/Menjalankannya jadi beban/Sulit imbangi perkataan,” demikian bunyi penggalan lirik Politrik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam persembahan visualnya, .Feast menggunakan latar putih di lirik videonya, yang dihiasi ornamen-ornamen kritik. Ini sejalan dengan tradisi mereka untuk tidak hanya menghadirkan karya musik, tetapi juga menyajikannya secara visual dengan kesan yang kuat.

Sama seperti "Konsekuens", kali ini "Politrik" diproduksi oleh Pandu Fathoni, dengan kontribusi dari Dias Widjajanto pada drum, Arief Rinaldi dalam penataan suara, dan Dimas Pradipta dalam penyelarasan akhir.

Prestasi .Feast juga diakui pada 2022 lewat penghargaan Album Rock Terbaik di Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards berkat album Abdi Lara Insani. Dikenal sebagai band yang kritis terhadap realitas sosial, .Feast terus memperkuat reputasinya melalui karya-karya yang mengangkat isu sosio-politik. Seperti album-album sebelumnya, Multiverses (2017) dan Abdi Lara Insani (2022), serta dua album mini yaitu Beberapa Orang Memaafkan (2018) dan Uang Muka (2020).

Pilihan Editor: Band .Feast Tak Terima Lagunya Dipakai NasDem untuk Video Pidato Anies Baswedan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politik Balas Budi Kabinet Gemoy Prabowo

1 hari lalu

Sebagian besar calon menteri dan wakil menteri di kabinet Prabowo Subianto berasal dari partai politik. Wajah kabinet Prabowo mendatang sarat dengan politik balas budi.
Politik Balas Budi Kabinet Gemoy Prabowo

Sebagian besar calon menteri dan wamen di kabinet gemoy Prabowo Subianto berasal dari partai politik


Apa Itu Jokowisme? Begini Pandangan Kurawal Foundation

6 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengenakan baju daerah Ageman Songkok Singkepan Ageng saat mengikuti upacara pengibaran bendera merah putih di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis, 17 Agustus 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Apa Itu Jokowisme? Begini Pandangan Kurawal Foundation

Jokowisme adalah sebuah cara bertindak yang tidak dibimbing oleh keyakinan apa pun.


Korea Utara Tutup Rel Kereta ke Korea Selatan, Cina Minta Ada Solusi Politik

8 hari lalu

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning. ANTARA
Korea Utara Tutup Rel Kereta ke Korea Selatan, Cina Minta Ada Solusi Politik

Cina percaya penyelesaian politik dalam masalah Semenanjung Korea dapat memenuhi kepentingan semua


Azwar Anas Sebut Pilkada Serentak 2024 Bukan Sekadar Momen Politik: Mendorong Program Pusat Sejalan dengan Daerah

15 hari lalu

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Abdullah Azwar Anas, seusai menghadiri acara penandatanganan antara KPK - Kemenpan RB, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 27 September 2024. KPK bersama Kemenpan RB resmi menandatangani nota kesepahaman (MOU) dalam upaya pencegahan dan monitoring tindak pidana korupsi pada penyelenggara pemerintahan, melalui penguatan kebijakan dan regulasi serta transformasi digital Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), pengelolaan SDM aparatur negara, reformasi birokrasi, pendidikan antikorupsi dan penguatan peran serta masyarakat. TEMPO/Imam Sukamto
Azwar Anas Sebut Pilkada Serentak 2024 Bukan Sekadar Momen Politik: Mendorong Program Pusat Sejalan dengan Daerah

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Abdullah Azwar Anas menyebut Pilkada Serentak 2024 bukan sekadar momen politik.


Jelang Pilkada Serentak, Kematangan Berpikir Kunci Hadapi Perbedaan Pandangan Politik

22 hari lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Jelang Pilkada Serentak, Kematangan Berpikir Kunci Hadapi Perbedaan Pandangan Politik

Menjelang Pilkada Serentak, psikolog mengatakan dalam berpolitik kematangan berpikir menjadi hal yang sangat penting.


Sejarah Cannes Film Festival, Diselenggarakan Karena Tak Ingin Tunduk pada Nazi

26 hari lalu

Model Bella Hadid berpose saat menghadiri pemutaran film
Sejarah Cannes Film Festival, Diselenggarakan Karena Tak Ingin Tunduk pada Nazi

Pertama kali diadakan pada tahun 1946, Cannes Film Festival ini diadakan untuk lepas dari tekanan politik.


Dari Politik, Gubernur Olly Dondokambey Membangun Sulawesi Utara

33 hari lalu

Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey saat memberi sambutan di acara Pameran Discover North Sulawesi di Hotel Borobudur,  Jumat, 6 September 2024. Dok. Pemrov Sulawesi Utara
Dari Politik, Gubernur Olly Dondokambey Membangun Sulawesi Utara

Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey mengatakan, berbicara politik pasti selalu dianggap bahwa politik itu kotor.


Mengenal Drummer Baru Linkin Park, Collin Brittain

35 hari lalu

Colin Brittain. Dok.Colin Brittain
Mengenal Drummer Baru Linkin Park, Collin Brittain

Linkin Park melalui siaran streaming di situs webnya mengumumkan dua anggota baru, yaitu Emily Armstrong dan Colin Brittain


Mengenal Perbedaan Kampanye Negatif dan Kampanye Hitam saat Pilkada

38 hari lalu

Simpatisan Gerakan Pemuda Islam Indonesia menggelar aksi deklarasi Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 Damai di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, 25 Maret 2018. Aksi yang diisi dengan penggalanan tanda tangan dari masyarakat tersebut bertujuan untuk mendukung Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 yang damai dengan menolak segala kampanye hitam, ujaran kebencian, informasi
Mengenal Perbedaan Kampanye Negatif dan Kampanye Hitam saat Pilkada

Jelang pilkada, potensi munculnya kampanye negatif bahkan kampanye hitam menguat.


Bakal Tur Dunia dengan Vokalis Baru, Ini Rekomendari 10 Lagu Linkin Park yang Wajib Didengar

39 hari lalu

Formasi Linkin Park yang baru. Foto: Instagram.
Bakal Tur Dunia dengan Vokalis Baru, Ini Rekomendari 10 Lagu Linkin Park yang Wajib Didengar

Bagi Anda yang ingin mengenal lebih dekat dengan musik Linkin Park, berikut adalah 10 rekomendasi lagu yang wajib didengar.