The Imam and the Pastor, Titian Damai Imam Ashafa dan Pastor Wuye

Reporter

Selasa, 22 Agustus 2017 18:09 WIB

Poster film The Imam and the Pastor. YouTube.com

TEMPO.CO, Jakarta - Mereka sama-sama kehilangan. Beberapa gundukan besar kuburan masal terhampar di sebuah area, lebih dari 600 jasad terkubur di dalamnya. Di film dokumenter The Imam and the Pastor, Imam Mohamad Ashafa dan Pastor menceritakan kerusuhan yang menelan ratusan jiwa tersebut di bagian utara Nigeria. Imam Ashafa mengakhiri dengan doa di hadapan beberapa warga dan menyalaminya.

Baca: Puluhan Film Dokumenter Diputar di Arkipel dan Doc by the Sea


Sisa-sisa kerusuhan kembali diperlihatkan. Rumah dan gedung, gedung yang masih terbakar, bangkai mobil di tengah jalan, batu-batu yang berserakan menyisakan luka. Kemudian beralih pada layar yang memperlihatkan sang imam berdialog dengan jamaahnya di masjid, sementara di gereja beberapa jamaah perempuan mengumandangkan doa dalam nyanyian di hadapan sang pastor.

Mereka kehilangan banyak saudara, kerabat, teman, harta, benda karena kerusuhan antar agama. Ashafa yang muslim konservatif memimpin jamaah bersengketa melawan jamaah Wuye, pendeta Kristen yang fanatik. Kebencian meluberi hati mereka apalagi dengan kehilangan yang mereka alami.

Ashafa kehilangan dua keponakannya, sementara Wuye, kehilangan tangan kanannya. Kini dia memakai tangan palsu. “Kebencianku pada muslim tak terbatas,” begitu Wuye mengungkap kebencian di hatinya. Ia bahkan berniat membunuh Ashafa saking bencinya.

Dalam kilas balik, Wuye akhirnya memupus habis kebenciannya. Ia memaafkan Ashafa meski tak mudah. Awalnya ia ragu, butuh tiga tahun untuk pendeta ini menerima permintaan Ashafa. Perjalanan panjang kedua pemimpin umat ini memang berliku. Mereka kemudian bergerak dalam sebuah lembaga rekonsiliasi antar agama. Menyerukan perdamaian saja tak cukup, mereka turun ke akar rumput, jamaah mereka.

Dalam sorotan kamera mereka mendengarkan keluh kesah dan kemarahan jamaah yang juga kehilangan dan masih diruapi kemarahan dan dendam, diselingi wawancara kepada keduanya baik bersama-sama atau terpisah. Imam Ashafa juga menyatakan, meski mereka berbeda secara keyakinan, namun mereka berjanji untuk membuat dunia yang lebih aman dan damai. Aktivitas mereka diganjar sejumlah penghargaan dan film ini diputar pertama kali di London dan New York.

Inilah yang kemudian mengantar mereka pada jalan rekonsiliasi kedua kelompok agama ini. Dalam film The Imam and the Pastor, besutan Journeyman Picture, titian perdamaian dua kelompok ini dipertontonkan dalam durasi 39 menit. Pada September nanti keduanya akan mengunjungi Indonesia.
<!--more-->

Film dokumenter ini menjadi bahan nonton bareng dan diskusi di aula St Yohanes , Gereja Katedral pada Senin malam, 14 Agustus 2017. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan Kerjasama Lintas Iman Untuk Toleransi dan Binadamai Pusat Studi Agama dan Demokrasi (Pusad) Paramadina. Ihsan Ali Fauzi (Direktur Pusad Paramadina) dan Martin Lukito Sinaga (pengajar Sekolah Tinggi Teologi Jakarta) menjadi pembicara dalam diskusi ini.

Dalam diskusi ini, Ihsan memaparkan beberapa literatur dan hal-hal yang menjadi unsur jalan rekonsiliasi yang ditempuh kedua belah pihak. Menurutnya rekonsiliasi di Nigeria ini bisa terwujud karena masing-masing pihak membuka pintu maaf, dalam posisi setara, independen.

Mereka pun dalam satu visi untuk mewujudkan perdamaian dan melupakan dendam masing-masing. Menurut Ihsan, film ini sudah diputar di beberapa tempat. “Ini pertama di gereja Katedral, ini cocok untuk situasi saat ini ketika intoleransi merebak di tanah air.”

Sementara pendeta Martin memberikan contoh rekonsiliasi yang pernah berlangsung di Maluku dan Suakarta. Ia mencontohkan rekonsiliasi di Surakarta terjadi pada jamaah Kristen Menonite dan jamaah Laskar Hizbullah di Surakarta. “Keduanya ini sama-sama ekstrem dan radikal tapi bisa juga mereka berjumpa,” ujar Martin.

Kedua kelompok agama ini juga menempuh jalan panjang untuk bisa berdamai, dan saling membantu. Keduanya dipersatukan oleh kepentingan sosial dan masalah sosial yang dekat dengan mereka yakni masalah sungai.Mereka juga mendirikan radio untuk masing-masing pendengarnya namun isi siaran radionya lebih mendidik dan mereduksi kebencian.

Penonton pun memberi beragam tanggapan tentang situasi saat ini. Ada yang menginginkan film ini diputar lebih banyak di tempat lain, ada pula yang mempertanyakan penyebab konflik lintas agama ini, ada pula yang menanggapi adanya pihak lain yang sengaja memerlihara konflik ini untuk suatu kepentingan.

DIAN YULIASTUTI

Berita terkait

Pemeran Film The Idea of You

1 hari lalu

Pemeran Film The Idea of You

Film The Idea of You tayang di Prime Video pada 2 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Vina: Sebelum 7 Hari, Sinopsis dan Para Pemerannya

1 hari lalu

Vina: Sebelum 7 Hari, Sinopsis dan Para Pemerannya

Film horor Vina: Sebelum 7 Hari disutradarai oleh Anggy Umbara akan rilis pada 8 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Tujuan Hanung Bramantyo Potong Adegan dan Ganti Judul Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa

3 hari lalu

Tujuan Hanung Bramantyo Potong Adegan dan Ganti Judul Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa

Sutradara Hanung Bramantyo menyebut film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa awalnya hadir delam dua versi, 21+ dan 17+.

Baca Selengkapnya

Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

8 hari lalu

Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

Film drama biopik Glenn Fredly The Movie mulai tayang di seluruh bioskop Indonesia pada Kamis, 25 April 2024

Baca Selengkapnya

Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

10 hari lalu

Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

The Fall Guy film aksi stuntman produksi Universal Pictures yang tayang di bioskop Indonesia, pada Rabu, 24 April 2024

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

10 hari lalu

Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

Bambang Soesatyo mengungkapkan, keluarga besar FKPPI akan segera memproduksi atau syuting film "Anak Kolong".

Baca Selengkapnya

Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

16 hari lalu

Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be

Baca Selengkapnya

Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

18 hari lalu

Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.

Baca Selengkapnya

7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

19 hari lalu

7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.

Baca Selengkapnya

8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

22 hari lalu

8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

Untuk menemani liburan Idul Fitri, Anda bisa menonton deretan film terbaik sepanjang masa berdasarkan rating IMDb berikut ini.

Baca Selengkapnya