TEMPO.CO, Yogyakarta - Lukisan bercorak abstrak karya almarhum Fadjar Sidik bersanding dengan karya lukis 44 pelukis berusia muda di ruang pamer Sangkring Art Space, Yogyakarta. Karya lukis ini berupa citraan mirip bentuk tikar dalam warna merah. “Kami berusaha merayu isteri Pak Fadjar Sidik untuk meminjam karya itu,” kata Yuswantoro Adi, penggagas pameran ini di Sangkring Art Space Yogyakarta, Rabu, 18 Mei 2016.
Menurut Yuswantoro yang juga seorang pelukis, lukisan karya Fadjar Sidik itu dipamerkan sebagai bentuk penghormatan karena dia punya kontribusi besar terhadap perkembangan seni rupa Yogyakarta dan Indonesia. Fadjar Sidik dikenal sebagai pelukis modernis yang setia dengan gaya abstrak.
Fadjar Sidik lahir di Surabaya tanggal 8 Februari 1930. Ia belajar melukis di Sanggar Pelukis Rakyat di bawah asuhan Hendra Gunawan dan Sudarso. Pada 1957-1961, Fadjar menjadi pelukis profesional di Bali. Tahun 1961, ia kembali ke Yogyakarta dan mengajar di ASRI. Pada 1968-1970, ia belajar di Selandia Baru tentang Art Restoration Technique and Conservation. Fadjar Sidik meninggal dunia pada 18 Januari 2004 di Yogyakarta.
Pameran bertajuk Yogya Annual Art ini juga dimaksudkan untuk menampik tudingan lukisan sebagai karya kuno ketimbang karya seni rupa menggunakan media baru, di antaranya seni instalasi, video, dan seni pertunjukan. “Kontemporer itu bukan terletak pada mediumnya, melainkan isi pemikiran dan konsep perupa yang kekinian,” kata Yuswantoro.
Dia mencontohkan lukisan bercorak realis karya seniman Gintani Swastika. Sekilas gaya melukis Gintani punya kemiripan dengan karya pelukis besar Indonesia, Dullah. Pada lukisan Gintani terdapat gambar dua perempuan berbaju kebaya yang duduk berhadapan. Dua perempuan itu nyeker atau tanpa alas kaki. Gintani merupakan cucu Dullah, perupa yang dikena punya kegemaran melukis potrait atau wajah. “Lukisan itu sangat kontemporer. Ada kedekatan emosional antara cucu dan kakek,” kata Yuswantoro.
Menurut Yuswantoro, pameran yang akan digelar pada 20 Mei-20 Juni 2016 itu sekaligus juga untuk menepis tuduhan bahwa pelukis saat ini kurang punya kemampuan teknis menggambar. Panitia telah menyeleksi perupa yang punya jam terbang sebagai pelukis aktif dan bukan mahasiswa atau fresh graduate. Pelukis muda yang memamerkan karyanya antara lain Agus ‘Baul’, Gintani Swastika, Yaksa Agus, dan Erizal As.
SHINTA MAHARANI
Berita terkait
Cerita dari Kampung Arab Kini
14 hari lalu
Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaBegini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X
17 hari lalu
Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi
Baca SelengkapnyaMengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa
43 hari lalu
Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.
Baca SelengkapnyaGrey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman
49 hari lalu
Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.
Baca SelengkapnyaMenengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta
54 hari lalu
Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755
Baca SelengkapnyaDI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah
58 hari lalu
Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram
Baca SelengkapnyaKetua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan
4 Maret 2024
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.
Baca SelengkapnyaBadai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan
20 Januari 2024
Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.
Baca SelengkapnyaYogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu
4 Januari 2024
BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak
8 Desember 2023
Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.
Baca Selengkapnya