Menembus Batas Normalitas Tubuh

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Minggu, 27 Maret 2016 19:43 WIB

Karya-karya perupa muda dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Angkatan 2013 yang memamerkan lukisan dan instalasi dalam pameran bertajuk "Idiosyncratic" di Bentara Budaya Yogyakarta, 24 Maret 2016. TEMPO/Pito Agustin Rudiana

TEMPO.CO, Yogyakarta - Jika figur pada karya lukis ini tidak menampakkan kepalanya, yang terlihat adalah sosok siswa sekolah menengah mengenakan rok sedengkul bercorak kotak-kotak seperti seragam siswa sekolah yang dikelola biarawati. Kakinya berbalut kaus kaki panjang hingga sedikit di bawah dengkul yang ditutup sepatu kulit pantofel. Kaki kirinya sedikit tertekuk seolah bergerak melangkah bak sedang berjalan menuju sekolah dengan tangan kiri menenteng tas dan tubuh bagian atasnya dibalut baju hangat.

Sekali lagi, jika figur ini tidak menampakkan kepalanya, suasana yang terbangun hanyalah gambaran seorang siswa menuju sekolah, mungkin di satu negara di Eropa, yang terlihat dari bentuk bangunan lawas dengan cerobong asap di atapnya.

Tapi, sejatinya karya lukis ini menampakkan figur lengkap dengan kepalanya, justru membangun narasi yang sangat berbeda. Bayangkan, kepala figur ini mirip dengan wajah monster dalam film horor. Kepala dengan rambut yang tumbuh jarang, dengan permukaannya yang membengkak di beberapa tempat. Sejumlah bentuk bulat membelalak pada bagian mata, dan di bagian bawahnya ada dua bentuk yang menggelantung. Kesannya, seram dan menjijikkan.

Lukisan karya M. Yakin ini dipajang di ruang pamer Bentara Budaya Yogyakarta, dalam pameran besama lima perupa lain--Andi Waskito, Galih H Swastika, Jaka Utama, Jessica J Tabah, Widi P Soegiono--dalam pameran bertajuk Idiosyncratic, 22-31 Maret 2016. Yakin, 22 tahun, menggarap dengan cermat karya ini dengan teknik pointilis memakai tinta di atas kertas dalam warna monokrom. Nuansa gelap yang dominan membangun kesam suram yang menakutkan, seperti dalam mimpi buruk. Yakin menggabungkan citraan figur normal dengan citraan yang hanya ada dalam hayalan dan alam mimpi pada karya tanpa judul ini, sehingga membebaskan orang memberi makna hanya berdasarkan citraan. Hasilnya: absurditas.

Dalam seni rupa eksplorasi terhadap citraan absurd dikenal lewat genre surealisme. Pakemnya, mengabungkan sesuatu yang normal dengan sesuatu yang tidak normal. Satu suasana yang bergerak dalam pikiran yang tak biasa, aneh, yang dalam psikoanalisis acap disebut idiosyncratic, sebagaimana judul pameran ini.

Widi P. Soegiono, juga cenderung mengeksplorasi gagasan visual sureal. Widi, 21 tahun, menampilkan figur bewarna monokrom dari goresan charcoal dengan bentuk normal dari kepala hingga kedua tangannya. Tapi tubuh pada karya bertajuk So Much Malignance You Can’t See itu menjelma menjadi bayangan yang meluber bak cairan kental hingga bagian kakinya.

Sedang Andi Waskito membiarkan tubuh berbentuk normal dalam situasi yang tak normal. Pada karya lukisnya, Andi, 21 tahun, tubuh seolah tanpa bobot, mengambang dan melayang di udara melawan hukum grafitasi, bak tersedot ke satu titik yang tak berujung. Dengan teknik cat air dalam warna cerah di atas kertas, karya Andi terasa liris.

Pada karya lain unsur absurditas pikiran dalam elemen visual tidak menonjol. Ada karya yang mengeksplorasi gaya abstrak ekspresionis. Atau karya yang menampilkan elemen visual yang hanya berupa kumpulan simbol yang jauh dari pikiran yang menembus batas normalitas sebagaimana yang dijabarkan dalam konsep kuratorial oleh AC Andre Tanama.

RAIHUL FADJRI

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

8 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

12 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

48 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

52 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

56 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

11 Desember 2023

Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

Pada 11 Desember 2004, musisi Harry Roesli tutup usia. Ia merupakan seorang pemain musik yang dijuluki Si Bengal dan pencipta lagu yang produktif.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya