Maestro Pelukis Arie Smit Meninggal Dunia
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Kamis, 24 Maret 2016 07:16 WIB
TEMPO.CO, Denpasar - Maestro pelukis asal Belanda yang sudah tinggal di Bali sejak tahun 1956, Arie Smit, meninggal dunia, Rabu malam, di Ubud. Jenazahnya kini disemayamkan di Rumah Sakit Angkatan Darat (RSAD) Denpasar.
Menurut Pande Suteja Neka yang merawat Arie hingga akhir hayatnya, kebaktian akan dilaksanakan pada pukul 10.00 Wita, Kamis, 24 Maret 2016, pagi ini. “Selanjutnya akan dikremasi pada pukul 16.00 Wita di Krematorium Kristen, Mumbul Nusa Dua,” tulisnya melalui pesan pendek.
Perupa kelahiran 1916 di Zaandam, Belanda dengan nama lengkap Adrianus Wilhelmus Smit, datang ke Indonesia pada tahun 1938 untuk mengikuti program wajib militer. Sebagai bekas mahasiswa desain grafis di Academy of Arts di Rotterdam, ia ditugaskan bekerja sebagai lithographer untuk tentara Belanda di jawatan Topografi di Batavia (Jakarta).
Masa sulit datang setelah dia ditangkap oleh pemerintah Jepang pada tahun 1942 dan harus menjalani kerja paksa di Singapura, Thailand, dan Burma. Ketika dibebaskan pada tahun 1945, Arie memilih masuk ke Indonesia dan pada 1951 mengubah kewarganegaraannya. Lalu Smit mendapat kesempatan untuk mengajar grafis dan litografi di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Tahun 1956, Arie bertemu dengan Jimmy Pandy, seorang art dealer dari Bali, yang menawarinya untuk tinggal di Sanur, Denpasar. Tawaran ini disambut Arie, dan kemudian ia tinggal di Bali untuk melukis dan menjelajahi pulau yang indah ini. Selain itu, Arie aktif mengajarkan anak-anak melukis, khususnya anak-anak dari Penestanan Ubud sehingga melahirkan gaya “Young Artist” yang masih bertahan hingga saat ini.
ROFIQI HASAN