TEMPO.CO, Jakarta -Bagas, bocah 12 tahun berlumuran darah, berdiri dihadapan mayat ibunya. Sambil tersenyum, ia memandang ke jendela lalu mengangguk. 'Sosok' itu memerintah Bagas untuk melanjutkan aksinya.
Lima belas tahun kemudian, kisah Bagas difilmkan dan di sebuah bioskop tua pada tayangan tengah malam. Dalam tayangan tengah malam inilah terjadi tragedi pembunuhan terkait dengan kisah kontroversial ini.
Midnight Show mengajak para penonton untuk ikut merasakan suasana mencekam di sebuah bioskop. Sayangnya, banyaknya adegan yang disensor membuat beberapa adegan menjadi kurang 'greget' meskipun adegan berdarah-darah banyak ditampilkan. Ditambah lagi, Acha Septriasa dirasa kurang menampilkan ekspresi yang ketakutan. Ekspresi 'drama' nya terlihat lebih mendominasi wajah Acha.
Meski demikian film besutan sutradara Ginanti Rona ini bisa dikatakan berbeda dengan kebanyakan film lainnya. Film yang diklaim Gandhi Fernando (produser sekaligus Pemeran dalam Midnight Show) memiliki gaya 'slasher mystery' ini menambah warna baru perfilman Tanah Air. Selain itu, Ginanti seakan ingin membuat para penontonnya bertanya-tanya sehingga ia sengaja membuat banyak detail.
Midnight Show merupakan film keempat yang diproduksi oleh Renee Pictures. Film ini mulai diputar pada 14 Januari 2016 serentak di bioskop-bioskop Indonesia.