TEMPO.CO, Surabaya -Pembajakan juga merambah bisnis industri hiburan stand up comedy yang belakangan semakin berkembang. Ini seperti yang diungkap komedian Dodit Mulyanto saat menjadi tamu dalam acara Tokopedia Roadshow di Surabaya, Kamis malam, 5 November 2015.
"Pembajakan di stand up comedy itu lewat orang-orang yang meng-upload video saya di Youtube atau internet,” kata jebolan kompetisi stand up comedy Indonesia (SUCI) musim keempat, itu.
Menurutnya, tak jarang pembajakan di dunia stand-up comedy itu dilakukan tanpa disadari oleh pelakunya. Pembajakan dilakukan penonton saat ia tampil.
Dengan mengunggah video penampilan seorang stand up comedian, kata Dodit, secara tak langsung menguras energi si pelawak. Ia mengungkapkan, butuh waktu hampir seminggu untuk memikirkan materi lawak tunggal berdurasi 3 menit untuk satu acara.
Kerugian tak sebatas materi. Dia mengilustrasikan ketika penampilannya di luar layar kaca direkam, lalu diunggah ke dunia maya. Calon penonton di kota lain akan mengetahui apa saja materi lawakan yang ia suguhkan di kota sebelumnya.
“Besoknya mikir lagi materi lain yang harus benar-benar beda, karena kalau mirip sedikit ya jadi nggak lucu lagi,” ujarnya sambil menambahkan, hal itu juga dirasakan oleh stand up comedian yang lain.
Namun berbeda dengan penampilan di panggung, gelaran di layar televisi tak jadi soal buatnya. Sebab, seorang pelawak diikat kontrak hak siar dan mendapat kompensasi khusus dari stasiun televisi yang mengontraknya.
Untuk itu, Dodit meminta penggemarnya agar tidak mengunggah dan membagikan video rekaman penampilan para stand up comedian. “Kalau ingin mendukung stand up comedy Indonesia, please jangan upload. Simpan aja, kalau perlu dihapus. Karena hidup saya bergantung dari tiket kalian,” katanya dengan gaya stand up comedy.