Ayu Utami Sesalkan Pelarangan Refleksi G30S di Bali

Reporter

Selasa, 27 Oktober 2015 04:34 WIB

Ayu Utami penulis buku Soegija 100 persen Indonesia menjawab pertanyaan saat diskusi bukunya di kampus Universitas Soegiyapranata, Semarang, (8/6). Setelah munculnya film Soegija, sejumlah institusi baik kampus maupun non kampus ramai-ramai mendiskusikan tokoh tersbeut. Tempo/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Jakarta - Novelis Ayu Utami menyesalkan tindakan aparat kepolisian yang melarang agenda refleksi sejarah peristiwa Gerakan 30 September 1965. Pelarangan ini berlangsung dalam acara Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) 2015.

“Masyarakat dan pemerintah masih dibayangi ketakutan,” tutur Ayu kepada Tempo, Senin, 26 Oktober 2015.

Menurut Ayu, pemerintah dan sejumlah kalangan masyarakat masih ketakutan untuk mengakui kebenaran sejarah. Padahal, kata dia, hanya dengan berani mengaku, sejarah itu akan terungkap. Upaya rekonsiliasi peristiwa G30S 1965 pun bisa terlaksana.

Ketakutan itu dapat dilihat dari banyak kejadian berantai tentang upaya pemerintah melarang upaya rekonsiliasi G30S 1965. Kata dia, tidak hanya di acara UWRF saja aparat dan pemerintah melarang. Bahkan beberapa waktu yang lalu, Tom Iljas, 77 tahun, dideportasi dari negerinya sendiri. Dia ditangkap Kepolisian Resor Pesisir Selatan Sumatera Barat saat mengunjungi makam ayahnya yang menjadi korban pembantaian tragedi G30S 1965.

“Sepertinya saat ini polisi semakin represif terhadap adanya upaya rekonsiliasi,” tutur mantan jurnalis yang kini menjadi novelis itu. Padahal, kata dia, seharusnya sebagai negara yang beradab, Indonesia sudah harus berdamai dengan diri sendiri, termasuk melakukan rekonsiliasi dan mengakui masa lalu memang kelam.

Ayu juga menyesalkan dengan ketidakpedulian pemerintah terhadap benda-benda bersejarah yang menjadi saksi tragedi tersebut. Karena itu, ia mengusulkan wacana museum online. Pemerintah harus mendata jumlah korban pembantaian, keluarga yang masih hidup, atau bahkan pelaku yang bersedia mengaku.

Sebelumnya, Kepolisian Resor Gianyar dan pemerintah daerah setempat melarang tiga agenda UWRF 2015. Ketiga agenda tersebut adalah panel diskusi rekonsiliasi dan pemulihan, pemutaran film The Look of Silence Karya Joshua Oppenheimer, dan peluncuran buku The Act of Living.

“Saya belum komunikasi dengan Janet DeNeefe (pendiri UWRF),” kata dia. Seharusnya, Ayu Utami dijadwalkan mengisi acara di salah satu agenda diskusi yang dilarang tersebut. Namun hal itu urung dilakukan karena telah dicekal pemerintah. Kecaman pun datang dari banyak pihak karena pelarangan tersebut.





AVIT HIDAYAT




Berita terkait

Baim Wong Klaim Konten Prank KDRT-nya tidak untuk Rendahkan Polisi

7 Oktober 2022

Baim Wong Klaim Konten Prank KDRT-nya tidak untuk Rendahkan Polisi

Baim Wong mengklaim video prank laporan KDRT-nya ke polisi untuk edukasi ke masyarakat

Baca Selengkapnya

Baim Wong dan Paula Verhoeven Penuhi Panggilan Polisi soal Video Prank KDRT

7 Oktober 2022

Baim Wong dan Paula Verhoeven Penuhi Panggilan Polisi soal Video Prank KDRT

Pasangan Baim Wong dan Paula Verhoeven dilaporkan polisi atas tuduhan laporan palsu karena membuat konten prank KDRT

Baca Selengkapnya

Video Porno Mirip Nagita Slavina, Polisi: Palsu, Hasil Editan

15 Januari 2022

Video Porno Mirip Nagita Slavina, Polisi: Palsu, Hasil Editan

Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat AKB Wisnu Wardhana mengatakan pemeran dalam video porno yang viral di media sosial bukanlah Nagita Slavina

Baca Selengkapnya

Polisi Bantah Punya Daftar Artis Pengguna Narkoba

15 Januari 2022

Polisi Bantah Punya Daftar Artis Pengguna Narkoba

Dugaan ini mencuat setelah polisi menangkap empat artis di awal 2022 karena narkoba,

Baca Selengkapnya

Pengacara Minta Nia Ramadhani Direhabilitasi, Alasannya Pecandu Berat

12 Januari 2022

Pengacara Minta Nia Ramadhani Direhabilitasi, Alasannya Pecandu Berat

Kuasa hukum Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie, Wa Ode Nur Zainab, membantah pernyataan hakim yang menyebut kliennya memakai sabu hanya untuk senang-senang

Baca Selengkapnya

Bantah Asal Tangkap Naufal Samudra, Polisi: Ada Dua Alat Bukti

9 Januari 2022

Bantah Asal Tangkap Naufal Samudra, Polisi: Ada Dua Alat Bukti

Penangkapan Naufal Samudra jadi pertanyaan karena polisi tidak menemukan barang bukti narkotika dan tes urine negatif.

Baca Selengkapnya

Dinkes DKI Pastikan Ashanty tak Dapat Perlakuan Khusus

9 Januari 2022

Dinkes DKI Pastikan Ashanty tak Dapat Perlakuan Khusus

Dinas Kesehatan DKI Jakarta memastikan tidak ada perlakuan khusus terhadap penyanyi Ashanty yang baru kembali dari Turki dan terpapar virus corona.

Baca Selengkapnya

Tarif Cassandra Angelie Rp 30 Juta, Polisi Bantah Pelanggannya Pejabat

4 Januari 2022

Tarif Cassandra Angelie Rp 30 Juta, Polisi Bantah Pelanggannya Pejabat

Cassandra Angelie mengaku sudah lima kali beroperasi dengan tarif sekali kencan sebesar Rp30 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Artis Sinetron CA Atas Dugaan Kasus Prostitusi

31 Desember 2021

Polisi Tangkap Artis Sinetron CA Atas Dugaan Kasus Prostitusi

Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya menangkap seorang artis sinetron berinisial CA dalam kasus dugaan prostitusi.

Baca Selengkapnya

Artis Inisial BJ yang Ditangkap karena Narkoba adalah Bobby Joseph

12 Desember 2021

Artis Inisial BJ yang Ditangkap karena Narkoba adalah Bobby Joseph

Sosok artis peran berinisial BJ yang ditangkap polisi karena dugaan penyalahgunaan sabu diketahui adalah Bobby Joseph.

Baca Selengkapnya