Seniman Jerman Berekspresi di Pasar Tebet  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Sabtu, 5 September 2015 16:38 WIB

Jerman Fest 2015. Deutschesaison.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pasar Tebet akan menjadi ruang seni bagi 10 seniman muda asal Indonesia dan Jerman dalam kegiatan Market Share di Jerman Fest 2015.


Fasilitator pameran Leonhard Bartolomeus menuturkan konsep awal kegiatan Market Share seniman Jerman-Indonesia adalah proyek seni di ruang publik. Pada awalnya, taman menjadi alternatif pertama sebagai ruang berkreasi para seniman karena secara kondisi lebih aman tanpa adanya konflik.


"Yang terbaca pertama kali adalah bikin patung di taman. Tapi akan lebih menarik menyuguhkan sesuatu yang berbeda," terangnya usai konferensi pers Jerman Fest di Goethe Haus Institut Jakarta, belum lama ini.


Mereka akhirnya sepakat memilih pasar sebagai situs bekerja seniman muda dari kedua negara ini.


Sebelumnya, mereka telah melakukan riset pasar sejak Juli kemarin. Beberapa pasar menjadi lokasi tujuan riset a.l. Pasar Santa, Pasar Minggu, Pasar Senen, dan Pasar Jatinegara. Namun, pilihan jatuh pada dua pasar ini, Pasar Tebet Barat dan Timur, karena suasananya yang masih asli.

Kegiatan Market Share menjadi satu dari beberapa rangkaian kegiatan Jerman Fest yang bertajuk Bersama Menuju Masa Depan. Jerman Fest yang akan digelar selam tiga bulan merupakan hasil kerja sama antara Goethe Institut Indonesia, Kedutaan Besar Jerman Jakarta dan EKONID.

Jerman Fest akan dibuka pada 5 September yang ditandai dengan pemutaran film bisu mahakarya Fritz Lang berjudul Metropolis di Teater Jakarta, yang diiringi oleh film orchestra Babelsberg.

Metropolis merupakan film bisu ekspresionis Jerman yang diproduksi mulai 1925-1926. Film ini merupakan film bergenre fiksi ilmiah pertama yang berlatar kota masa depan dengan tingkat sosial yang terbagi-bagi. Film yang dianggap menjadi salah satu karya terpenting dalan sejarah ini merupakan film dengan biaya produksi termahal pada masanya.

Berbagai rangkaian kegiatan selama tiga bulan ini tidak hanya hadir di Jakarta, tapi juga di beberapa kota di Indonesia. Di antaranya, kolaborasi antara musisi muda dan komponis Indonesia dengan Ensemble modern yang sudah dikenal di dunia, kerja sama antara teater boneka Papermoon dari Yogyakarta dan Retrofuturisten dari Berlin. Juga pertunjukan Teater Garasi dan Rimini Protokol berkolaborasi untuk proyek 100% Yogyakarta yang merefleksikan masyarakat urban dan juga mengikutsertakan masyarakat umum selama pementasan di panggung.


Advertising
Advertising

.BISNIS

Berita terkait

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

59 hari lalu

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta

Baca Selengkapnya

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.

Baca Selengkapnya

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.

Baca Selengkapnya

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.

Baca Selengkapnya

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.

Baca Selengkapnya

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.

Baca Selengkapnya

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar

Baca Selengkapnya

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI

Baca Selengkapnya