TEMPO.CO, Jakarta - Jun.K menciptakan lagu Our House untuk album terbaru mereka,No.5. Tahun lalu, Jun. K menciptakan lagu yang menjadi hit, Go Crazy. Adapun Our House menjadi lagu yang dijagokan dalam album No.5, yang akan dirilis pada 15 Juni mendatang. JYP Entertainment, label yang menaungi boyband, ini pun telah mengkonfirmasikan rencana peluncuran album ini.
Personel 2PM, yaitu Jun. K atau Junsu, Nichkhun, Taecyeon, Wooyoung, Junho, dan Chansung, mengajak para fan mengintip isi album terbaru mereka. Para personel 2PM memamerkan foto-foto mereka dalam keadaan sedang bersantai dan berpesta di rumah.
Album No.5 dan klip video musik Our House akan dirilis secara online dan offline bersamaan pada 15 Juni 2015. 2PM juga bakal tampil dengan lagu-lagu terbaru di album No.5 dalam acara Naver Starcast On Air di KST, stasiun televisi Korea Selatan, pada hari yang sama.
Sementara itu, Jun. K sedang menempuh jalur hukum melawan netizen yang menghina mendiang ayahnya di dunia maya. JYP Entertainment mengeluarkan penyataan resmi tersebut. “Para anggota 2PM telah menjadi sasaran kritik selama setahun ini atas penampilan mereka, pelecehan seksual, dan penghinaan kepada anggota keluarga mereka secaraonline. Kami telah melaporkan kasus hukum tersebut pada 29 Mei 2015 untuk melawan para netizen ini,” kata perwakilan JYP Entertainment.
Jun. K menyampaikan laporan ini setelah dalam beberapa kesempatan para netizen melalui media Internet menyerangnya dengan post berisi sindiran ucapan selamat atas kematian ayahnya. “Selamat atas kematian ayahmu, selamat untuk uang bantuan, tepuk tangan,” demikian isi salah satu post tersebut. Ucapan tersebut diunggah ke media sosial ketika ayah Jun baru saja meninggal.
Para netizen juga mengunggah foto menjijikkan berupa kerangka tubuh yang diklaim sebagai milik ayah Jun. K. Pengunggahan foto ini tidak hanya ditujukan kepada Jun, tapi juga keluarganya.
Melalui agennya, Jun. K menyatakan tindakan netizen dan konten yang diunggah tersebut tidak dapat lagi diterima secara moral. “Perusahaan berencana melakukan beberapa aksi hukum melawan mereka yang menyebarkan isu palsu dan membuat post penghinaan. Kami tidak berencana memberi kelonggaran kepada salah satu pelaku.”
