TEMPO.CO, Jakarta - Siang itu, VAC Trio, yang beranggotakan pianis Nita Aartsen, pemain bass Daniele Cappuccion, dan penggebuk drum Israel Varela, tak sekadar memamerkan kemampuan bermusik mereka. Ketiga musikus yang berasal dari latar belakang dan akar musik berbeda itu juga berbagi ilmu lewat program master class yang diadakan Institut Kebudayaan Italia, Rabu, 25 Februari 2015.
Israel Varela, misalnya, khusus menampilkan satu nomor yang kental dengan sentuhan flamenco. Penabuh drum asal Meksiko yang menguasai berbagai genre musik, dari jazz, flamenco, klasik, sampai pop, ini mengaku musik dan tarian flamenco menjadi salah satu sumber inspirasinya dalam bermusik. “Kalau pemain lain mungkin sejak awal membayangkan instrumen yang akan dimainkannya. Tapi saya membayangkan hal lain, penari, misalnya, dan membawa pengaruhnya ke cara saya bermain drum,” ujar pria yang pernah mengiringi banyak musikus, seperti Pat Metheny dan Dwiki Dharmawan, ini.
Berbeda dengan Varela, Nita Aartsen memilih kembali ke akarnya, yakni musik klasik. Pianis Indonesia ini membawakan Fur Elise dari Beethoven, tapi dengan sentuhan jazz, sehingga terdengar lebih modern. Adapun pemain bass kelahiran Italia, Cappuccion, membawakan jazz dengan irama padang pasir.
VAC Trio terbentuk setahun silam. VAC adalah inisial nama mereka. Mereka kerap melakukan tur di Belanda, Italia, dan Belgia. Mereka juga rajin bolak-balik Indonesia-Eropa untuk memperdalam khazanah bermusik mereka. Tak heran bahwa beragamnya pengaruh musik yang dibawakan VAC Trio membuat kelompok musik ini bagaikan melting pot, wajan tempat bercampurnya ragam budaya. “Saat tampil di Eropa, misalnya, kami sering membawa penabuh kendang Sunda,” ujar Nita, yang terpilih sebagai Best Female Jazz Artist dalam AMI Award 2013.
Saat ini Varela tengah mempersiapkan komposisi yang terinspirasi tarian kecak. Nita mengatakan “urat kreatif” Varela langsung "tersetrum" ketika mereka menonton kecak. “Ia langsung bilang, Pulpen mana, pulpen',” ujar Nita sambil tertawa. Varela mengaku menemukan irama yang familier dalam kecak. “Mengingatkan saya akan cascara, salah satu akar musik Latin,” ujar Varela, yang kini menetap di Roma, Italia.
Nita menjelaskan, rekan-rekannya memang mencoba memahami musik tradisional Indonesia yang terdengar asing dengan cara menemukan hal yang mirip dengan akar musik mereka. “Kalau dipaksakan untuk belajar yang asli akan susah. Kalau mereka diberikan gamelan, misalnya, nanti dimainkannya dengan gaya Latin. Tapi justru di sinilah kolaborasinya terasa,” kata Nita.
Selain itu, mereka menerapkan fleksibilitas dalam penggunaan instrumen musik. Kemampuan setiap instrumen dikerahkan untuk membawa suatu gaya dalam bermusik. Nita mencontohkan, ia bisa membawakan irama gamelan lewat piano yang ia mainkan. “Atau misalnya kendang Sunda yang memiliki delapan timbre, bisa dimainkan dengan gaya Latin, Afro, macam-macam,” ujarnya.
Kolaborasi musik antarbudaya yang jauh berbeda bisa menjadi satu hal yang mengintimidasi. Namun tidak bagi VAC Trio. “Karena kami bicara dalam satu bahasa, yakni bahasa musik,” ujar Varela. Rencananya, bersama peniup saksofon asal Italia, Marcello Allulli, VAC Trio akan tampil di Java Jazz Festival, lalu Singapore Jazz Festival dan Bali Live Festival, yang semuanya digelar pada Maret ini.
RATNANING ASIH
Berita terkait
Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan
11 hari lalu
Sandiaga Uno yakin BNI Java Jazz akan meningkatkan kunjungan wisatawan.
Baca SelengkapnyaTiket Snoh Aalegra di Spesial Show Java Jazz Festival Lebih Mahal Dibanding Laufey, Segini Harganya
27 hari lalu
Harga tiket special show di Java Jazz Festival antara Snoh Aalegra dan Laufey berbeda Rp 150 ribu.
Baca SelengkapnyaMengenal Snoh Aalegra, Penyanyi Swedia yang akan Tampil di Java Jazz Festival 2024
29 hari lalu
Penyanyi Swedia, Snoh Aalegra masuk dalam deretan penampil bersama Laufey di Java Jazz Festival 2024 di JIExpo Kemayoran pada 26 Mei 2024
Baca SelengkapnyaJava Jazz Festival Umumkan Nama Baru, Snoh Aalegra Jadi Tamu Special bersama Laufey
31 hari lalu
Dalam unggahan Java Jazz 2024, terlihat nama Snoh Aalegra berada di deretan paling atas spesial show.
Baca SelengkapnyaKata Dewi Gontha Soal Festival Musik Indonesia yang Lebih Berkembang dari Singapura
44 hari lalu
Perwakilan penyelenggara Java Jazz Festival, Dewi Gontha mengungkapkan bahwa Singapura menyontek festival musik Indonesia.
Baca SelengkapnyaLine Up Java Jazz Festival 2024 hingga Alasan Laufey Tampil di Spesial Show
45 hari lalu
Line up Java Jazz Festival 2024 fase kedua telah diumumkan dengan Laufey sebagai penampil di spesial show.
Baca SelengkapnyaBantah Bruno Mars dan Katy Perry akan Tampil di Java Jazz Festival, Promotor: Kesalahan Teknis
45 hari lalu
Dewi Gontha mengklarifikasi bahwa Bruno Mars dan Katy Perry tidak akan tampil di Java Jazz Festival 2024.
Baca SelengkapnyaLaufey Kembali ke Jakarta untuk Java Jazz Festival 2024, Kini sebagai Special Show
19 Desember 2023
Datang lagi ke Jakarta, Laufey akan meriahkan Special Show Java Jazz Festival 2024 hari kedua.
Baca SelengkapnyaJordan Susanto Ungkap Kisah di Balik Lagu Cherry
14 Juni 2023
Jordan Susanto mengaku selalu tertarik untuk menciptakan lagu yang judulnya berasal dari nama seorang perempuan, terbaru adalah Cherry.
Baca SelengkapnyaAnastasya Poetri Pulang ke Indonesia Demi Tampil di BNI Java Jazz Festival 2023
8 Juni 2023
Anastasya Poetri yang sedang menempuh pendidikan musik di Berklee College of Music, Boston, Amerika Serikat, bangga perdana tampil di Indonesia.
Baca Selengkapnya