Band SID (Superman Is Dead) menerima piala usai memenangkan dalam katagori Duo/Grup Rock Terbaik dengan lagunya Jadilah Legenda dalam Anugerah Musik Indonesia (AMI) Award 2014 di The Kasablanka - Kota Kasablanka, Jakarta (19/6). TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO, Yogyakarta - Superman Is Dead merasa prihatin dengan korupsi. Masih maraknya kasus korupsi di Tanah Air, dipandang band rock asal Bali ini karena belum menjadi bagian gaya hidup yang bisa mengangkat derajat sosial seseorang di masyarakat. (Baca: Superman Is Dead Perangi Korupsi)
"Sikap antikorupsi belum dipandang sebagai sesuatu yang keren, gagah, atau wah, ini parah," ujar pentolan kelompok SID, Jerinx, kepada Tempo di sela mengisi acara peringatan Hari Antikorupsi di Stadion Kridosono, Kota Yogyakarta, Selasa petang, 9 Desember 2014.
Jerinx menuturkan penilaian derajat sosial kebanyakan terlanjur menganut prinsip materilistik. Yang menilai seseorang bukan atas integritas dan sikap melainkan jumlah kekayaannya. (Baca: Seniman Yogya Serukan Korupsi Adalah Kita)
"Kultur materialistik ini tiap hari terus dijejalkan lewat tayangan seperti sinetron, iklan, yang tak mengajari orang kenal nilai menghargai proses, maunya instan dan korupsi," kata musikus bernama asli I Gede Ari Astina itu.
Melawan perilaku korusi, lanjut Jerinx, layaknya mencuci otak orang agar mau mengubah mental dan meninggalkan korupsi yang seolah telah jadi budaya melekat. (Baca: Shaggy Dog Ingatkan Potensi Korupsi pada Bencana)
Jerinx berharap ada perlawanan secara berkelanjutan dari pemerintah sampai rakyat bawah, hingga keadaan yang mengangungkan aspek materialistik itu berangsur tak mendominasi.
"Semangat antikorupsi ini perlu disuarakan lewat kemasan baru yang tidak kaku dan terlalu normatif lagi, agar menjadi idealisme berbeda membanggakan," ujarnya. (Baca: Hari Antikorupsi, Teater Gandrik Pentas Lagi)