TEMPO.CO, Jakarta--"Allahu Akbar, Allahu Akbar. Dan ketika gunung-gunung dijungkalkan." Ramadhan belum rampung saat takbir dikumandangkan oleh Batavia Madrigal Singers dalam konser bertajuk Sanguinis Choraliensis! di Balai Resital Kertanegara, Kebayoran Baru, Sabtu, 27 Juli 2013. Kord yang berhimpit dari mulut para penyanyi pria dan wanita bertubrukan menaikkan tensi lagu. Teks Arab dan Indonesia tercampur mengisahkan kehancuran dunia. Suara orang bertadarus pun mendadak muncul di penghujung lagu.
Komposisi bertajuk Ambang Batas itu berangkat dari teks Al-Quran, surat Al-Waqiah ayat 1-5. "Pendekatan komposernya memang lebih pada kiamat yang kontemplatif," ujar Avip Priatna, konduktor Paduan Suara Batavia Madrigal Singers kepada Tempo. Lagu religius muslim dalam bentuk aransemen paduan suara, diakui Avip sebagai barang langka. Fero Aldiansya Stefanus, sang komposer, kata Avip, menggubah komposisi tadi selama satu bulan lamanya.
Batavia Madrigal bakal membawakan lagu itu dalam lawatan mereka ke Vatikan, Agustus mendatang. "Kami diundang tampil disana," kata Avip. Kota tempat Paus Fransiskus Jorge Bergoglio bermukim itu, akan menjadi saksi kisah kiamat dari teks muslim tadi.
Avip meyakini Ambang Batas bisa memberikan warna yang berbeda di Vatikan. "Mereka kan tahu Indonesia negara muslim," ujar Avip. Meskipun komposer Ambang Batas dan sebagian besar dari 36 penyanyi BMS beragama kristen, Avip ingin memperdengarkan pada khalayak Vatikan kalau komposisi musik sakral muslim memang ada.
"Musik itu kan bahasa universal, biar mereka mendengarkan kalau lagu sacred muslim itu memang ada dan sangat berbeda," kata Avip. Dia mengakui komposisi lagu sakral muslim memang sudah ada sebelumnya meskipun dalam jumlah sangat terbatas.
Ini bukan kali pertama Fero dan Avip menampilkan komposisi musik sakral muslim. Pada 2011, Avip pernah memimpin Jakarta Chamber Orchestra, Batavia Madrigal Singers, solo tenor Farman Purnama dan Paduan Suara Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan, yang juga menjadi almamater Avip membawakan karya berjudul Titah (Commandement). Lagu yang diangkat dari teks Quran surat Al-Hujurat ini mengisahkan dalil menikah dalam islam. Karya tersebut sekaligus menandai perayaan 20 tahun perjalanan karir Avip Priatna di dunia musik.
Avip sendiri mengaku belum begitu puas dengan Ambang Batas. "Tadinya saya mau 'kiamat' yang heboh," ujar dia. Pemegang gelar magister atrium dari University of Music and Performing Arts Wina, Austria ini membandingkan Ambang Batas dengan De Profundis karya John August Pamintuan (Filipina) yang juga dibawakan dalam Sanguinis.
De Profundis memang lebih membikin penonton bergidik ngeri tanpa tahu persis arti teks latin itu. Lengkingan nada tinggi para penyanyi wanita suara sopran dan alto yang bergema serta bergaung cepat merambat ke telinga bak bencana apokaliptik. Belum lagi, duet stereo suara pria tenor dan bass yang ritmis menghentak menambah ketegangan lagu.
Dibandingkan De Profundis, Ambang Batas memang terdengar lebih kalem dan resitatif. Fero tampak hati-hati menafsirkan hari akhir dari kacamata teologi muslim. Walhasil, Avip tidak memilih Ambang Batas sebagai salah satu lagu untuk bertanding di babak European Grand Prize di Arezzo, Italia 28 Agustus 2013.
Dalam pertarungan gelar juara diantara lima jawara lomba koor di lima negara berbeda di Eropa itu, Avip lebih memilih Gloria Patri karya Budi Susanto Yohanes. Lagu yang diangkat dari doa katolik itu memang lebih menghentak, dan sebagian ritmenya tampak seperti musik rap. Lewat karya kontemporer ini pula BMS berhasil memenangi International May Choir Competition di Varna, Bulgaria tahun lalu. Kemenangan inilah yang mengantarkan BMS menuju European Grand Prize tahun 2013.
Selain, Gloria Patri, Avip juga memilih komposisi koor reinassance Cantiam la bella clori (Luca Marenzio), lagu periode romantik bertajuk Liebe (Peter Cornelius), serta komposisi modern Apres un reve (Ivan Yohan) dan Excidium (Pierre Oser).Dua karya terakhir ini bisa disebut spesial bagi BMS. Ivan Yohan, sang komposer merupakan anggota BMS yang kini belajar musik di Eropa. Sedangkan, Excidium digubah khusus oleh Pierre Oser berdasarkan score musik film vampir bisu Nosferatu yang dipentaskan Oser bersama BMS beberapa waktu lalu. "Saya minta khusus pada Pierre agar bisa dibuatkan komposisi acapella dari score film itu," kata Avip.
Jadilah bisik-bisik seram drakula itu dibawa berlomba. Avip berharap nama Indonesia--yang pertama kalinya lolos di European Grand Prize for Choral Singing sejak 1989, bisa tercatat sebagai laureat (pemenang) dalam perebutan gelar supremasi paduan suara dunia itu. "Semoga ada jodoh dan rezekinya disini. Mohon didukung dan didoakan," ujar Avip.
SUBKHAN JUSUF HAKIM
Berita terkait
Daftar 10 Tembang Paling Hits dan Enak dari MLTR yang Lusa Tampil di Yogya
4 November 2022
Tercatat sudah ada 9 album yang telah dirilis MLTR singkatan Michael Learns To Rock. Simak 10 tembang paling hits MLTR yang enak didengar.
Baca SelengkapnyaMichael Learns To Rock Gelar Konser Musik di Oktober, Ini Sederet Albumnya
6 Agustus 2022
Grup slow rock asal Denmark itu bakal melakukan konser musik di Oktober nanti. Jakarta dan Surabaya.
Baca SelengkapnyaKonser Musik Dunia: Michael Learns To Rock Bakal Manggung di Indonesia di Oktober
5 Agustus 2022
Promotor Color Asia Live, salah satu sponsor konser musik dunia itu, David Ananda mengatakan konser MLTR akan berlangsung di Jakarta dan Surabaya.
Baca SelengkapnyaHarga Tiket Konser Westlife di Jakarta, Mulai Dijual 28 Mei 2022
24 Mei 2022
Tiket konser Westlife The Wild Dreams Tour di Jakarta mulai dijual Sabtu, 28 Mei 2022 dengan harga termurah Rp 1,45 juta.
Baca SelengkapnyaWestlife Gelar Konser di Jakarta 11 Februari 2023, Bakal Ada Kejutan Spesial
24 Mei 2022
Konser Westlife di Jakarta akan menghadirkan semua lagu-lagu hits mereka yang dikemas dalam pertunjukan spektakuler dan kejutan spesial lainnya.
Baca SelengkapnyaBillie Eilish Hentikan Konser Demi Selamatkan Penggemar yang Kesulitan Bernapas
8 Februari 2022
Billie Eilish menghentikan sementara konser di Atlanta setelah melihat penggemar kesulitan bernapas dan meminta bantuan staf untuk memeriksanya.
Baca SelengkapnyaKonser Offline TWICE Hari Pertama Dibatalkan Akibat Lonjakan Kasus Covid-19
17 Desember 2021
TWICE membatalkan konser offline hari pertama yang digelar pekan depan di Seoul karena lonjakan kasus Covid-19 di Korea Selatan.
Baca Selengkapnya#dirumahaja, Tonton Konser One World: Together At Home di Joox
17 April 2020
Konser virtual yang menampilkan deretan musikus dunia seperti Billie Eilish dan Charlie Puth, disiarkan Joox pada 19 April 2020.
Baca SelengkapnyaOh Wonder Bakal Konser di Jakarta
6 Februari 2020
Konser Oh Wonder di Jakarta merupakan bagian dari tur dunia yang dilakukan duo alternatif-pop asal London, Inggris itu tahun ini.
Baca SelengkapnyaONE OK ROCK Bakal Manggung di Istora Senayan Jakarta
14 Januari 2020
Tiket konser grup band rock asal Jepang ONE OK ROCK mulai dijual pada 20 Januari 2020.
Baca Selengkapnya