Indra Utami Tamsir (kiri) dan Waljinah. KOMPAS.com/IRFAN MAULLANA
TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi keroncong Indra Utami Tamsir tersenyum bahagia. Wanita ayu ini beberapa waktu lalu sukses meraih Penyanyi Keroncong Terbaik dalam penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2013 untuk kategori Artis Solo Pria/Wanita Keroncong Terbaik. Dengan jujur dia mengatakan piala ini membuatnya lebih termotivasi semakin melestarikan musik keroncong di Tanah Air.
"Saya ingin musik keroncong menjadi musik yang terus dilestarikan. Musik jati diri bangsa yang akan terus menggema di tingkat lokal, Indonesia, dan global di dunia internasional," kata Indra yang dijumpai di acara buka puasa di Pendhapa Pusthika, Tirtayasa, Kebayoran Baru, Selasa, 24 Juli 2013.
Wanita asal Blora, Jawa Tengah, ini bersemangat untuk melestarikan dan mengangkat musik keroncong agar disukai orang muda dan go internasional. Dia sedih menyaksikan belakangan ini musik keroncong mulai ditinggalkan di kalangan generasi muda.
"Saya ingin teruskan dan melanjutkan perjuangan penyanyi keroncong legendaris, Waldjinah. Saya bersyukur dan bangga nama saya bisa bersaing disejajarkan dengan Ibu Waldjinah, Mbak Sundari Sukotjo, dan Mbak Tuti Maryati, para maestro keroncong Indonesia," katanya.
Indra pada 20 September mendatang akan ikut ambil bagian dalam acara Indonesian Fashion & Batik Festival 2013 di Volkshaus Zurich, Swiss. "Saya diminta ikut bernyanyi keroncong untuk mengiringi acara fashion show para perancang Indonesia yang unjuk diri ditonton semua warga Zurich, Swiss."
Sore itu Indra mengenakan gamis panjang berbahan santung Jepang warna ungu dengan detail swarovski di bagian dada dan lengan. Mengenakan kerudung bermotif bunga warna senada dari bahan sutera, penampilan Indra terkesan seperti hijabers. "Ya, kan saya menyesuaikan datangnya ke acara buka puasa bersama ya kostumnya begini. Prinsipnya saya ingin musik keroncong fleksibel bisa diterima di mana saja. Makanya saya selalu menyesuaikan situasi dan tempat yang mengundang saya," dalihnya sambil tersenyum.
