Timun Mas, Cerita Dongeng yang Menyesuaikan Zaman

Reporter

Editor

Alia fathiyah

Sabtu, 29 Juni 2013 08:44 WIB

Penari dari Sanggar Tari Soerya Soemirat GPH Herwasto Kusumo mementaskan pertunjukan drama kolosal Timun Mas di Taman Budaya Jawa Tengah, Solo, Jawa Tengah, Kamis (28/3) malam. ANTARA/Herka Yanis Pangaribowo

TEMPO.CO, Jakarta - Sepasang raja dan ratu bersuka cita menyambut kelahiran seorang putri yang sudah lama dinantikan. Tanpa sadar kehadiran bayi tersebut meimbulkan rasa cemburu bagi seorang gadis bernama Mawar yang sebelumnya senantiasa diberi perilaku layaknya putri kandung raja dan ratu. Budhe Tami, ibunya Mawar merasa keberadaan si bayi mengancam posisi putrinya untuk menjadi pewaris tahta kerajaan suatu saat nanti.

Lantas dirancanglah sebuah rencana jahat untuk menghilangkan bayi tersebut dari istana. Bekerja sama dengan Miss Mirrorski dan Wolfie, Budhe Tami berhasil menjauhkan si bayi dengan kedua orang tuanya dengan menghanyutkannya di sebuah sungai. Namun rupanya bayi tersebut beruntung karena ia ditemukan oleh empat orang ibu yang biasa mengobati orang, mereka mengasuh dan membesarkan si bayi yang diberi nama Timun Mas.

Lantas apa yang selanjutnya terjadi pada gadis bernama Timun Mas ini? itulah yang akan dikisahkan dalam sebuah pentas Drama Musikal Timun Mas yang akan digelar dua hari berturut-turut di Istora Senayan pada 29-30 Jni 2013.

Sebagai sebuah cerita yang bersifat anonim, kepemilikan sebuah dongeng tidak dimiliki oleh individu atau golongan tertentu. Sifatnya yang demikian membuat siapapun dapat merasa memiliki dongeng sebagai bagian dari dirinya. Hal seperti ini pulalah yang dapat membuat dongeng bebas untuk diinterpretasi dan dikembangkan.

Setidaknya hal itu dapat dilihat dari pentas Drama Musikal Timun Mas yang disutradarai oleh Rama Saputra. Sebagai sutradara Rama tentunya punya maksud tersendiri untuk mengangkat Timun Mas sebagai karya garapan terbarunya.Keinginan Rama untuk mementaskan Drama Musikal Timun Mas sendiri sesungguhnya sudah ada sejak lima tahun lalu. Namun akhirnya baru bisa terwujud tahun ini.

Secara garis besar cerita yang akan diaksikan dalam Drama Musikal Timun Mas memang cukup berbeda dengan dongeng yang sudah kita dengar dari kecil. Terkait kisah yang dipetaskan Rama mengakui bahwa memang ada cerita yang berbeda di dalamnya. "Sudah saatnya mengembangkan cerita dan menyesuaikannya dengan kekinian," papar Rama.

Dalam pementasan yang dikemas full musik dan permainan visual ala video maping ini membuat pentas jadi terlihat mewah dan meriah. Selain itu konsep panggung yang tidak pernah lepas dari garapan Rama adalah adanya sentuhan nuansa alam terutama adanya bulan dan bintang.

"Konsep panggung saya buat simpel karena mapping sekarang bener-bener bisa digunakan karena tekhnologi sudah ada, bikinlah gambar itu sesuai dengan karakternya," kata Rama. Selain dari tata panggung, permainan warna-warna segar dari segi kostum membantu untuk memanjakan pandangan mata sepanjang pementasan. Kebaya-kebaya cantik rancangan desainer Annie Avantie pun turut hadir mendukung pentas bernuansa lokal yang diimbangi dengan sentuhan modern.

Alur penceritaan Drama Musikal ini dibagi atas 10 babak. Secara cerita kemasan Timun Mas ini memang lebih pas untuk ditonton anak-anak usia sekolah hingga remaja, tapi tidak menutup kemungkinan untuk turut disaksikan oleh orang dewasa. Banyak nilai-nilai yang coba disisipkan sang sutradara dalam pementasan ini. Terlebih nilai bagi anak-anak seperti untuk peduli terhadap alam dan lingkungan. Menjaga keseimbangan alam, menebar cinta dan kasih sayang, serta tidak mudah menaruh dendam.

Pentas ini diramaikan oleh penampilan sosok-sosok yang sudah tidak asing lagi di dunia hiburan Indonesia. Sebut saja Nola Be3, Angel Peters, Chandra Satria, Ria Irawan, Raline Shah, Indra Birowo, Maera, Jemima, Sahita Group, dan beberapa pemain pendukung lainnya berkumpul dan menyatu dalam sebuah pentas yang berupaya menghidupkan kembali dongeng nusantara kembali bergeliat.


AISHA

Berita Lain:
Paris Anak Kesayangan Michael Jackson

Sefti Sanustika: Itu Mercy Teman Saya

Datang ke KPK, Sefti Sanustika Tunggangi Mercy

Berita terkait

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

2 hari lalu

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

Agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun ini melibatkan siswa-siswi SMA, mulai dari persiapan, pemain, penulisan cerita, kostum, hingga tata cahaya

Baca Selengkapnya

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal

Baca Selengkapnya

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.

Baca Selengkapnya

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.

Baca Selengkapnya

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya