Sebagai anak bungsu, Vania Larissa ingin membuktikan bahwa ia mampu hidup mandiri. Kuatnya niat membuktikan diri membuat Vania tak sudi meminta uang saku tambahan pada pertengahan bulan walau gara-gara hal ini, ia sempat dua minggu makan mi karena kehabisan uang. TEMPO/Jacky Rachmansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Vania Larissa memiliki banyak energi. Tangannya lincah. Terkadang ia memegang dagunya yang oval, tanda ia tengah berpikir. Jemarinya juga kerap menyibak rambutnya yang kecokelatan karena terjatuh menutupi pipinya. Vania selalu bergerak. "Tapi saya bukan yang suka jingkrak-jingkrakan," katanya ketika ditemui di Hotel Alila, Pecenongan, Jakarta Pusat, Rabu, 13 Maret 2013.
Vania mengaku telah aktif sejak kecil dan selalu ingin mencoba hal yang baru. "Dari dulu aku ikut banyak les, dari piano, gitar, sampai menyanyi," ujar mahasiswi tingkat pertama jurusan keuangan University of Seattle, Amerika Serikat, ini.
Tidak banyak yang tahu, Vania juga pernah aktif sebagai pendongeng dan sempat bergabung dengan klub debat saat duduk di bangku SMP. Namun, dari sekian banyak kegiatan, hanya menyanyi yang masih ditekuninya hingga sekarang.
Pada 2010, Vania memenangi kontes pencarian bakat Indonesia's Got Talent 2010. Dan bulan lalu, gadis kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat, 18 November 1995, ini meraih gelar Miss Indonesia. Kini, ia sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti acara pemilihan Miss World pada September mendatang. (Baca: Pesaing Vania Larissa di Miss World)
Gadis yang memiliki nama Tionghoa Liu Yen Fen ini gemar menantang diri sendiri dengan melakukan hal baru. "Kamu enggak perlu menjadi tua untuk menjadi dewasa, sukses, dan mencoba banyak hal," ujarnya.
