TEMPO.CO, Purwokerto - Ratusan memedi sawah diarak di Sanggar Cowong Sewu Purwokerto, Ahad 27 Januari 2013. Memedi sawah yang dulunya merupakan sahabat petani untuk mengusir burung pemakan padi, kini jasanya sudah tak digunakan lagi.
"Ini cerita tentang protes memedi sawah yang kini sudah tak digunakan lagi oleh petani sehingga hama tanaman padi semakin banyak," kata Ketua Sanggar Cowong Sewu, Titut Edi Purwanto.
Dalam pergelaran itu, tampak seorang kakek renta yang mengenakan ikat kepala berjalan diarak oleh sekelompok orang berwajah seram. Di kedua bahunya, terbelit dua batang kayu.
Seraya berjalan, Syekh Krosak, nama kakek itu, menari membentangkan tangan selayaknya sosok memedi sawah yang menakut-nakuti hama yang mendekat. Dia berjalan dari Balai Desa Pangebatan, Kecamatan Karanglewas, Banyumas, menuju ke panggung di halaman samping sanggar Paguyuban Cowongsewu.
Edi mengatakan, pentas yang digelar dalam rangka peringatan Maulid Nabi, untuk mengingatkan masyarakat dengan budi baik memedi sawah. "Saya terinspirasi dari banjir di Ibukota, belum lama ini. Itu disebabkan hilangnya sawah, lengkap dengan memedi dan petaninya karena pembangunan gedung yang tak ramah lingkungan. Kalau mereka hidup bisa mendemo pejabat rakus," kata dia di sela pentas.
Sebagai simbol pengingat, Titut dan sejumlah seniman yang hadir menancapkan 100 medi sawah di sekitar halaman padhepokan. Seakan tengah menggelar demonstrasi, di dada replika petani itu tersemat selambar daun bertuliskan kalimat antara lain "Bencana disebabkan ulah manusia", "Sawah Jadi Gedung Aku Punah. Bencana Sebuah Kutukan atau Keserakahan Manusia", "Wahai Pejabat Negeri, Serakah Itu Iblis dan Medi Sawah Sahabat Petani".
Seakan ingin merasakan kegetiran warga Jakarta, Titut mengguyur tubuhnya dengan lumpur. Lalu bersama perupa dari Banyumas Raya yang hadir, dia menuangkan idenya di kanvas dengan melukis memedi sawah.
"Meski cara berkeseniannya nyentrik dan aneh, yaitu melukis yang diselingi teatrikal, Titut selalu berusaha mengangkat isu-isu seputar masyarakat untuk mengingatkan pemerintah. Sekaligus memperkenalkan seni tradisi cowongan yang merupakan kesenian asli Banyumas," kata Khatibul Umam Wiranu, Anggota DPR asal Banyumas.
Manajer Padhepokan, Subandi mengatakan, kegiatan yang digelar oleh Padhepokan Cowongsewu ini merupakan bentuk kritik terhadap pejabat yang serakah. Sehingga, mereka hanya mementingkan pembangunan yang tidak ramah lingkungan. "Kami ingin masyarakat mengenal dunia melukis secara lebih dekat. Serta merespon setiap isu hangat dan mengingatkan masyarakat," kata dia.
ARIS ANDRIANTO
Berita terkait
Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater
2 hari lalu
Agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun ini melibatkan siswa-siswi SMA, mulai dari persiapan, pemain, penulisan cerita, kostum, hingga tata cahaya
Baca SelengkapnyaSehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus
16 Oktober 2023
Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.
Baca SelengkapnyaMinat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan
4 September 2023
Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaMarcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film
30 Agustus 2023
Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal
Baca SelengkapnyaFestival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan
4 Oktober 2022
Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.
Baca SelengkapnyaIndonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan
18 Juni 2022
Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.
Baca SelengkapnyaNgabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu
15 April 2022
Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.
Baca SelengkapnyaHari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak
27 Maret 2021
27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.
Baca Selengkapnya27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia
27 Maret 2021
Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.
Baca SelengkapnyaFestival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring
18 Maret 2021
Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.
Baca Selengkapnya