TEMPO.CO, Jakarta - Di luar kontroversinya, dedengkot musik Death Metal asal Amerika Serikat Cannibal Corpse punya prestasi yang patut dibanggakan. Band ini pernah menjual album lebih dari satu juta kopi di dunia tanpa masuk ke radio dan televisi.
Lantas siapakah Cannibal Corpse? Band ini dibentuk di New York pada 1988. Format pertama mereka adalah Chris Barnes, Bob Rusay, Jack Owen, Alex Webster, dan Paul Mazirkiewicz. Pergantian personel dimulai 1993 saat pemain gitar Robb Barrett menggantikan posisi Rusay, kemudian menyusul George "Corpsegrinder" Fisher (eks Monstrosity) dan Patrick O'Brien mengambil posisi Barnes dan Owen.
Sesuai namanya, musik yang dimainkan Fisher dkk tak jauh dari tema-tema sadisme seperti pembunuhan dan darah. Tak mengherankan Cannibal Corpse sempat mendapat hujatan lantaran sampul album Tomb of The Mutilated dianggap terlalu sadis. Kala itu, tak sedikit negara seperti Jerman yang menyensor bahkan melarang penjualan album ketiga mereka.
Cannibal Corpse merupakan eksponen death metal dengan penjualan album terlaris di Amerika Serikat. Pada 1991, Nielsen SoundScan mencatat penjualan album Cannibal Corpse mencapai 558.929 mengalahkan Deicide, Morbid Angel, Six Feet Under, dan Obituary. George Corpsegrinder cs pun membukukan penjualan 1 juta kopi untuk semua album mereka pada 1993.
Hingga saat ini, sudah ada 12 album studio yang dimuncratkan Cannibal Corpse. Terakhir, album bertajuk Torture diluncurkan 2012. Album ini diproduseri pentolan band Hate Eternal Erik Rutan.
Untuk mempromosikan album itu, Indonesia menjadi salah satu negara yang disinggahi Fisher dkk. Mereka akan menghibur para metalhead (sebutan pecinta musik metal) di Lapangan Parkir Timur Senayan, Jakarta, 12 Oktober 2012.
Penampilan Cannibal Corpse di Jakarta merupakan pintu gerbang kedatangan beberapa band beraliran cadas ke Tanah Air. Pasalnya, sembilan hari setelah aksi mereka, Soulfly juga siap membakar Jakarta. Kemudian, band metal legendaris asal Brasil bakal keliling 5 kota di Indonesia pada awal November 2012.
