TEMPO Interaktif, Jakarta - Menjelang Ramadan, banyak pelaku industri musik bergerilya memanfaatkan momentum puasa dengan musik-musik religius. Jika solois Sulis mampu tenar dengan "gemblengan" Haddad Alwi, kini solois Fitri Widjajanti hendak merengkuh sukses dengan "merebut" single yang sebenarnya dipersiapkan untuk Nazrey, mantan anggota grup vokal nasyid asal Malaysia, Raihan.

Lagu ciptaan Adjie Esa Poetra ini bertajuk "Muslimah". "Tadinya lagu ini dibuat untuk Nazrey, tapi ternyata selama prosesnya, kok, lagu ini lebih cocok dinyanyikan dengan suara perempuan dan ternyata karakter vokal Fitri sangat cocok," kata Adjie dalam peluncuran karya tersebut di Jakarta, 18 Juli 2011. Menurut dia, kemampuan vokal Fitri satu tingkat di bawah suara Siti Nurhaliza.

Di dunia tarik suara, Adjie sudah lama terkenal sebagai guru menyanyi lewat Sekolah Vokal Adjie Esa Poetra di Bandung yang berdiri sejak 1975. Di sanalah dia mengasah anak-anak muda berbakat menjadi penyanyi profesional terkenal, seperti Nike Ardilla, Melly Goeslow, Rossa, dan Rita Effendi.

Bagi Fitri, keinginan seorang penyanyi solo untuk tetap konsisten di jalur musik keagamaan bukanlah keputusan yang mudah. "Banyak cobaan dan tantangan untuk mengibarkan karya kita sendiri. Bayangkan, di jalur pop yang populer saja seorang solois harus berjuang keras, apalagi ranah yang tak selalu dilirik orang ini," kata gadis kelahiran Cirebon berusia 24 tahun ini.

Namun, Fitri justru tak merasa terusik dengan kekhawatiran itu. Pasalnya, solois yang juga terjun mengelola butik House of Taaj ini tak mengejar materi semata. "Dalam bermusik saya niatkan untuk penyaluran hobi dan dakwah. Untuk urusan materi bukanlah prioritas saya," katanya.

Tentunya dibutuhkan strategi jitu agar kariernya tetap eksis meski Ramadan telah usai, seperti halnya Haddad Alwi yang terus meluncurkan album di luar bulan puasa. Untuk tetap memikat pasar, Fitri telah membidik beberapa solois pria untuk berkolaborasi. "Sebagai penyanyi, saya ingin sekali beradu vokal dengan penyanyi bersuara merdu seperti Afgan dan Tompi," ujar sarjana psikologi Universitas Padjajaran ini.

AGUSLIA HIDAYAH