Menembus Batas Sakral Keraton Surakarta

Reporter

Editor

Jumat, 27 Mei 2011 13:17 WIB

Anne Avantie

TEMPO Interaktif, Surakarta - Keraton Surakarta, selaku benteng terakhir kebudayaan Surakarta, dipercaya sebagai tempat yang sangat sakral. Namun, kesakralan itu barangkali tidak begitu terasa pada Jumat malam nanti, 27 Mei 2011. Sebuah catwalk berdiri megah di dalam bangsal utama, tepatnya di pelataran keraton.



Adalah Anne Avantie, seorang perancang busana papan atas, akan memamerkan beberapa karya kebayanya dalam peragaan busana bertajuk "Anne, Cinta, dan Sahabat". Dia juga mengajak beberapa desainer lain untuk melakukan peragaan busana bersama di pusat kebudayaan itu.

“Kami sangat bangga dan bahagia bisa mendapat izin di tempat ini,” kata Anne saat jumpa pers, hari ini. Menurutnya, dia sudah melakukan persiapan selama tiga bulan untuk acara itu.

Dia menyadari sepenuhnya, jika keraton merupakan salah satu tempat yang paling disakralkan di Surakarta. Sebelum acara, dia sudah melakukan beberapa ritual sesuai dengan norma dalam keraton. Selain puasa, dia juga telah menyelenggarakan kegiatan ritual lain seperti wilujengan dan caos dhahar.

Namun, dia juga perlu melakukan negosiasi dengan pihak keraton, terutama dalam hal menataan panggung. Di antaranya, tinggi panggung tidak boleh melebihi tinggi Sasana Sewaka yang berada di samping panggung. Penempatan panggung juga tidak boleh membelakangi tempat penyimpanan pusaka dan kereta kencana.

Salah satu kerabat keraton, Gusti Kanjeng Ratu Timur, mengatakan jika acara itu bukanlah bentuk desakralisasi keraton. “Ini merupakan bukti bahwa keraton telah membuka diri kepada masyarakat,” kata Timur. Yang cukup penting, penyelenggara acara telah ikut serta memperbaiki bangunan keraton yang sudah mulai rusak, dengan cara mengecat dengan menggandeng sponsor sebuah perusahaan cat.

Ribuan tamu yang akan hadir pun diharapkan juga mematuhi norma-norma yang hidup dalam keraton. Di antaranya, tidak diperkenankan menggunakan pakaian batik dengan corak parang dan lereng. Menurutnya, batik corak tersebut hanya boleh digunakan keluarga raja.

Meski demikian, menurut sumber dari dalam keraton, kegiatan tersebut tetap menjadi pro dan kontra di dalam keraton. Beberapa petinggi keraton kurang sepakat dengan penyelenggaraan acara tersebut. Apalagi, keraton sebenarnya sudah memiliki bangsal pergelaran, tempat untuk menyelenggarakan sebuah pementasan dan sejenisnya.

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

6 hari lalu

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.

Baca Selengkapnya

Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

19 Februari 2024

Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya

Baca Selengkapnya

Makam Korban Pembantaian Rawagede Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

26 Januari 2024

Makam Korban Pembantaian Rawagede Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

Kompleks pemakaman korban tragedi pembantaian Rawagede ditetapan menjadi cagar budaya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

23 Januari 2024

Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

Berikut daya tarik Kampung Majapahit, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Apa saja?

Baca Selengkapnya

4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

4 Januari 2024

4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

Dari Gedung Ledeng hingga kantor dagang Belanda Jacobson Van Den Berg & Co di Palembang dinilai layak dijadikan cagar budaya.

Baca Selengkapnya

Profil Gereja Katedral Jakarta, Tempat pernikahan Jonatan Christie dan Shanju Eks JKT 48

6 Desember 2023

Profil Gereja Katedral Jakarta, Tempat pernikahan Jonatan Christie dan Shanju Eks JKT 48

Pernikahan atlet bulu tangkis Jonatan Christie dan Shania Junianatha atau Shanju eks JKT 48 di Gereja Katedral Jakarta. Ini profil gereja 132 tahun.

Baca Selengkapnya

Kisah Toko Merah di Kota Tua Jakarta yang Usianya Hampir Tiga Abad

21 November 2023

Kisah Toko Merah di Kota Tua Jakarta yang Usianya Hampir Tiga Abad

Toko Merah di Kota Tua awalnya dibangun sebagai rumah, lalu beberapa kali beralih fungsi dari toko hingga kafe.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya

Kisah Jalan Suryakencana, Surga Kuliner Kota Bogor di Lintasan Jalur Anyer-Panarukan

19 November 2023

Kisah Jalan Suryakencana, Surga Kuliner Kota Bogor di Lintasan Jalur Anyer-Panarukan

Jalan Suryakencana dikenal sebagai pusat kuliner di Kota Bogor. Ternyata jalan ini merupakan lintasan jalur Anyer-Panarukan yang dibangun Daendels.

Baca Selengkapnya