Pohon Kehidupan Terrence Malick

Reporter

Editor

Selasa, 24 Mei 2011 13:57 WIB

The Three of Life
TEMPO Interaktif, Cannes - Texas, Amerika Serikat, pada 1950-an. Tersebutlah sepasang suami-istri dengan tiga anak lelaki yang beranjak remaja. Sang kepala keluarga, Tuan O’Brien, adalah veteran angkatan udara yang kini berharap beberapa penemuan praktisnya yang telah dipatenkan dapat menghidupi keluarganya. Sang istri merupakan seorang ibu yang sangat memperhatikan ketiga anak lelakinya dengan sepenuh cinta, juga mengurus rumahnya dengan penuh pengabdian. Sebuah rumah yang lapang dan asri di ruas jalan yang lebar serta teduh dengan pepohonan. Semua seperti berjalan dengan normal, seperti tanpa persoalan.

Namun, ada “api dalam sekam” di rumah yang tampak damai itu. Anak lelaki tertua keluarga O’Brien, Jack, mulai menunjukkan pemberontakannya terhadap orang tua. Jack juga terlibat dalam beberapa kenakalan khas remaja di lingkungan tempat tinggalnya. Ini semua tampaknya buah dari sikap keras sang ayah yang ingin menegakkan disiplin agar anaknya memiliki masa depan cerah.

Peristiwa dan konflik yang berlangsung di seputar kehidupan keluarga O’Brien inilah yang menjadi cerita utama film The Tree of Life karya sutradara Amerika Serikat, Terrence Malick. Film ini dinobatkan oleh dewan juri, yang diketuai aktor Robert De Niro, sebagai penerima Piala Palem Emas (Palme d'Or), penghargaan tertinggi bagi film peserta Kompetisi Utama Festival Film Cannes (FFC) ke-64, yang berlangsung pada 11-22 Mei lalu. Film ini menyisihkan 19 film pesaing, termasuk sejumlah film yang lebih difavoritkan oleh sebagian besar pengamat dan kritikus film—jumlahnya lebih dari 3.000 orang dari berbagai penjuru dunia—yang meliput FFC.

The Three of Life bukanlah film sederhana, baik dari segi tema maupun penggarapannya. Menyaksikan film berdurasi 138 menit ini menuntut perenungan dalam, kesabaran ekstra, serta kemampuan tafsir yang tidak mudah, mengingat sejumlah simbolisasi yang digunakan sutradaranya untuk menyampaikan pesan utama: kejadian manusia serta hubungan kasih sayang antara orang tua dan anak sebagai penerus pohon kehidupan. Maka, dalam film ini, penonton disuguhi sejumlah efek khusus yang melukiskan proses evolusi alam semesta, sampai hadirnya makhluk hidup sebagai penghuni bumi. Tak kurang dari 20 menit adegan penuh simbolisasi itu dijejalkan sang sutradara.

Itu sebabnya, pandangan dan suara para kritikus terbelah dalam menilai film ini, termasuk ditandai dengan sebagian wartawan yang bertepuk dan sebagian lainnya mencibir, pada ujung penayangan perdana film ini di Teater Lumiere, gedung pertunjukan utama FFC. Majalah film Screen International, yang menerbitkan edisi harian selama berlangsungnya FFC, mengumpulkan 10 kritikus dari berbagai media di dunia untuk menilai 20 film peserta Kompetisi Utama. The Tree of Life meraih angka rata-rata total 2,8 (nilai tertinggi 4), masih di bawah perolehan film The Kid with a Bike (karya sutradara Dardanne bersaudara, Jean-Pierre dan Luc Dardanne dari Belgia), yang mendapat skor 3,1, ataupun film Le Havre (karya sutradara Finlandia, Aki Kaurismaki), yang menjadi favorit utama para kritikus, dengan meraih angka tertinggi 3,2. Film yang disebutkan terakhir ini mendapat penghargaan utama dari Persatuan Kritikus Film Sedunia (Fipresci), yang diumumkan sehari sebelum dewan juri FFC mengumumkan hasil penilaian mereka.

Dewan juri ternyata memiliki keputusan yang berbeda. Barangkali karena memang gugatan terhadap kehidupan yang disuarakan oleh Malick dalam filmnya itu bagaikan sepokok pohon yang menjulang tinggi dengan akar yang menghunjam dalam, yang membuat penonton akan merenungi sederet arti penting akan keberadaan kita sebagai manusia setelah pulang menyaksikan film ini. Kekuatan lainnya juga terletak pada kerja tata kamera yang terbilang memukau, seperti tak pernah statis, sehingga mampu menangkap semua momen penting yang dialami para tokoh. Ini ditambah dengan penjiwaan luar biasa Brad Pitt dan Jessica Chastain, yang berperan sebagai Tuan dan Nyonya O’Brien.

Film ini digarap Malick sejak 2008. Artinya, dia memerlukan waktu tiga tahun untuk menyelesaikannya, sebagai cermin nyata dari pendekatan perfeksionis yang memang sudah dikenal lama melekat pada diri Malick. Penikmat film pun harus menantikan enam tahun sejak filmnya yang sebelum ini, The New World. Dia juga “hanya” menghasilkan enam film panjang selama rentang kariernya yang hampir empat dasawarsa sebagai sutradara, sejak meluncurkan film pertamanya, Badlands, pada 1973.

Malick memang ibarat seorang pertapa yang jarang muncul ke hadapan publik. Sekali ini dia muncul kembali setelah dinantikan dengan penuh harap terutama oleh penggemar fanatiknya. Sebuah kemunculan yang tak sia-sia, dengan Palem Emas kini berada di genggamannya.

ARYA GUNAWAN (CANNES)

Berita terkait

Film Civil War akan Tayang di Cina

7 jam lalu

Film Civil War akan Tayang di Cina

Film Civil War garapan sutradara Alex Garland akan tayang di bioskop Cina mulai 7 Juni 2024

Baca Selengkapnya

Cash Out Jadi Film Comeback John Travolta yang Mengecewakan?

1 hari lalu

Cash Out Jadi Film Comeback John Travolta yang Mengecewakan?

Film John Travolta terbaru, Cash Out tidak begitu mendapat respons yang positif dari penonton dan dinilai mengecewakan.

Baca Selengkapnya

Selain Vina: Sebelum 7 Hari, Ini 4 Film Indonesia Diangkat dari Kisah Nyata yang Tragis

1 hari lalu

Selain Vina: Sebelum 7 Hari, Ini 4 Film Indonesia Diangkat dari Kisah Nyata yang Tragis

Selain film Vina: Sebelum 7 Hari, berikut beberapa film Indonesia yang juga diangkat dari kisah nyata tragis dari para tokohnya.

Baca Selengkapnya

Mengenang Sophan Sophiaan 16 Tahun Lalu Berpulang Saat Turing Motor Jalur Merah Putih

1 hari lalu

Mengenang Sophan Sophiaan 16 Tahun Lalu Berpulang Saat Turing Motor Jalur Merah Putih

Sophan Sophiaan dikenal sebagai aktor, sutradara, dan politisi. Ia wafat 16 tahun lalu di Hutan Widodaren Ngawi saat turing motor Jalur Merah Putih.

Baca Selengkapnya

Polri Bongkar Jaringan Narkoba Hydra di Indonesia, Mengingatkan Organisasi Kriminal Musuh Captain America

2 hari lalu

Polri Bongkar Jaringan Narkoba Hydra di Indonesia, Mengingatkan Organisasi Kriminal Musuh Captain America

Polri ungkap jaringan narkoba Hydra belum lama ini. Pecinta komik dan film Captain America pasti teringat organisasi kriminal musuhnya itu.

Baca Selengkapnya

Film Supergirl: Woman of Tomorrow Diadaptasi dari Komik

3 hari lalu

Film Supergirl: Woman of Tomorrow Diadaptasi dari Komik

Supergirl: Woman of Tomorrow akan tayang pada 26 Juni 2026. Film ini dibintangi oleh Milly Alcock sebagai Girl of Steel

Baca Selengkapnya

5 Game yang Diadaptasi Menjadi Film, Apa Saja?

4 hari lalu

5 Game yang Diadaptasi Menjadi Film, Apa Saja?

Banyak film yang diadaptasi dari game telah memberikan pengalaman menghibur bagi penonton

Baca Selengkapnya

Dahyun TWICE Segera Debut Jadi Aktris Sudah Terima Tawaran Film Lain

5 hari lalu

Dahyun TWICE Segera Debut Jadi Aktris Sudah Terima Tawaran Film Lain

Dahyun TWICE yang akan segera debut sebagai aktris sudah menerima tawaran film lain yang diremake dari film Taiwan

Baca Selengkapnya

Perbedaan Lord of the Rings yang akan Tayang 2026 dan Trilogi Sebelumnya

7 hari lalu

Perbedaan Lord of the Rings yang akan Tayang 2026 dan Trilogi Sebelumnya

Warner Bros akan merilis film terbaru dari waralaba Lord of the Rings berjudul Lord of the Rings: The Hunt for Gollum pada 2026

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Wonderland yang akan Tayang 5 Juni 2024

8 hari lalu

Serba-serbi Wonderland yang akan Tayang 5 Juni 2024

Setelah pertama kali diumumkan pada 2020, jadwal tayang film Wonderland garapan sutradara Kim Tae Yon akhirnya rilis

Baca Selengkapnya