Kisah Prajurit Perempuan Rubiyah

Reporter

Editor

Senin, 16 Mei 2011 12:36 WIB

Pagelaran sendrataris Matahati yang di pentaskan di Graha Bentara Budaya, Jakarta.(TEMPO/Jacky Rachmansyah)


TEMPO Interaktif, Jakarta - Mereka tak hanya cantik rupawan, tapi juga trengginas. Sepasukan perempuan berbaris rapat membendung junjungannya dari serangan tentara kompeni. Bilah panah tergenggam dan membentuk barisan separuh lingkaran.

Dialah Rubiyah, gadis desa yang dipersunting Raden Mas Said. Ia menjadi perwira laskar prajurit putri dan berjuluk Bendoro Raden Ayu Matah Ati. Disebut begitu karena lahir di Desa Matah. Melalui rahimnyalah, silsilah Istana Mangkunegaran diturunkan.

Ini kisah nyata. Atilah Soeryadjaya, penulis naskah, produser sekaligus sutradara pertunjukan tari kolosal Matah Ati ini berulangkali melakukan riset untuk mencari riwayat Rubiyah. "Tak banyak literatur yang menceritakan kisah Rubiyah," ujar Atilah.

Pertunjukan tari dengan konsep langendriyan, menari sambil menembang, itu dipentaskan di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, 13-16 Mei ini. Pementasan ini yang pertama kali di Indonesia. Sebelumnya, Matah Ati pernah dipentaskan di panggung utama Esplanade, Singapura, Oktober tahun lalu.

Konsep cerita dan pembabakan tak ada perubahan. Tapi, detil adegan digarap lebih dalam pada pertunjukan kali ini. Seperti yang terlihat mencolok ketika pembabakan goro-goro. Dalam pertunjukan wayang, bagian ini tak lain sebuah intermezo.

Atilah menciptakan suasana pedesaan Matah yang khas dengan guyonan wong cilik. Empat tokoh perempuan mengisahkan keluh kesah rakyat kecil, dituturkan dalam campuran bahasa Jawa dan Indonesia dengan seloroh yang jenaka. Penonton pun tak henti-hentinya tertawa.

Jay Subyakto, sebagai penata artististik, menciptakan ini. Dua penari itu, salah satunya adalah pemeran Rubiyah yang diperankan oleh Rambat Yulianingsih, diangkat dengan tali. Tetapi sayang, teknologi yang dimiliki Teater Besar tak sepenuhnya bisa menyamai Singapura. Semestinya, kedua penari itu dibiarkan hilang di atas, namun kali ini panggung harus ditutup separuh agar kedua penari itu bisa turun kembali.

Adegan itu sangat mengganggu pandangan karena Fajar masih melakukan adegan pertapaannya. Apalagi, bayangan kedua penari tadi melepas tali ternyata terlihat jelas memantul dari lantai panggung yang terbuat dari metal.

"Saya lebih deg-degan main di Indonesia. Karena di Singapura, kami adalah pemain asing sehingga lebih percaya diri,” kata Jay.

Pertunjukan ini berlangsung dalam delapan babak dengan durasi 90 menit. Penari yang terlibat sebanyak 54 orang dan musisi gamelan yang dipimpin oleh pengrawit Blacius Subono sebanyak 24 orang. Seluruhnya dari Institut Seni Indonesia, Surakarta, Jawa Tengah.


ISMI WAHID

Berita terkait

Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

29 April 2018

Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

Seniman dan penggiat tari di Jawa Barat merayakan Hari Tari Sedunia di Bandung.

Baca Selengkapnya

Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

28 Oktober 2017

Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

Tari Sonteng dari Jawa Barat memikat hati para diplomat Ekuador yang tergabung dalam Asosiasi Pasangan Diplomat Ekuador.

Baca Selengkapnya

Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

7 September 2017

Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

Eko Supriyanto akan mementaskan tari Cry Jailolo pada pembukaan pagelaran Solo International Performing Art (SIPA) di Benteng Vastenburg, Surakarta.

Baca Selengkapnya

Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

30 Agustus 2017

Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

Dance Meet Up (JDMU) #2 merupakan ajang pertemuan para komunitas tari dari berbagai genre di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

25 Agustus 2017

Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

Penari balet Marlupi Dance Academy (MDA) berhasil meraih 7 medali di dalam ajang Asian Grand Pix 2017 yang diselenggarakan di Hong Kong.

Baca Selengkapnya

Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

11 Juli 2017

Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

Gala Balet akan menampilkan kolaborasi penari difabel dari Australia, Prancis, Korea Selatan dan Italia.

Baca Selengkapnya

Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

16 Mei 2017

Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

Berbeda dari kebanyakan anak-anak lain yang terkena paparan bom atom, Sadako bertahan hidup bahkan layaknya manusia normal.

Baca Selengkapnya

Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

25 April 2017

Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

Ribuan seniman akan menari bergantian selama sehari semalam untuk memperingati Hari Tari Sedunia di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, 29 April 2017.

Baca Selengkapnya

Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

9 Maret 2017

Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

Jelang pementasan digelar pula pameran foto dan properti

pementasan tari yang lalu

Baca Selengkapnya

Indonesia Pentaskan Tari  

12 Januari 2017

Indonesia Pentaskan Tari  

EKI akan mementaskan dua karya tari di India.

Baca Selengkapnya