Tiga Tari Untuk Penghiasku

Reporter

Editor

Minggu, 17 April 2011 18:34 WIB



TEMPO Interaktif, Yogyakarta -Lampu di pendopo Ndalem Pujokusuman Yogyakarta, Jumat (15/4) malam kemarin tampak temaram. Seorang bocah bertelanjang dada masuk ke dalam pendopo. Namanya Caesar Jamal Tistama. Bocah sepuluh tahun berbadan subur itu menari-nari mengikuti irama gendang. Telunjuknya menunjuk-nunjuk. Sambil memanggut-manggutkan kepala, bocah berbobot 44 kilogram itu melompat-lompat. Tak ayal, perut gembul murid kelas lima sekolah dasar , putra pertama Sudarmo Sumekto itu ikut bergoyang-goyang jenaka. Naik turun, hingga memancing gelak tawa puluhan pasang mata yang menyaksikan.

Beksan Paka-Cucu, demikian nama tarian yang dimainkan Jamal menjadi pembuka refleksi tari klasik gaya Yogyakarta untuk mengenang 1000 hari wafatnya KRT. Pangarsobroto, kakek Jamal. Tarian dengan gerakan mirip cara berjalan Semar -tokoh punakawan- itu sengaja dicipta Sudarmo Sumekto untuk menghormati ayahandanya, KRT Pangarsobroto. “Agar generasi muda mau melestarikan budaya Jawa,” kata Jamal usai pementasan.

Selain Beksan Paka Cucu, ada dua tarian lain yang dipentaskan di Ndalem yang terletak di Jalan Brigjen Katamso Yogyakarta. Tari Klana Topeng yang dibawakan sendiri oleh Sudarmo Sumekto dan Beksa Paba (yang bermaka Pangarsobroto) yang dimainkan sembilan orang lelaki penari laki-laki.

Berbeda dengan Beksan Paka-Cucu yang berlangsung sekitar lima menit, tari Klana Topeng berlangsung lebih lama, sekitar 15 menit. Tari ini bercerita tentang pangeran Kelana (Kelono) yang tengah tergila-gila pada Dewi Sekartaji. Dulu, semasa almarhum Pangarsobroto -yang dikenal juga sebagai sosok penari jawa tradisional- masih hidup, Sudarmo kerap diminta memainkan tarian itu, baik dalam pementasan di Yogyakarta hingga ke luar negeri.

Dibanding dengan Beksan Paka-Cucu yang diciptkan Sudarmo, gerakan Klana Topeng lebih gemulai. “Bapak senang sekali dengan tari ini,” kata Sudarmo yang dikenal juga dengan nama Icuk Ismunandar usai pementasan.

Puncak dari acara 1000 hari bertema Untukmu Penghiasku itu, Sudarmo mementaskan tari Beksan Paba. Dimainkan oleh sembilan orang, yakni Widaru Krefianto, Sagitama Krisnandaru, Suwantoro, Lantip Kuswaladaya, Adityanto Aji, Yestriyono Piliyanto, Anggoro Budiman, Dwi Purwanto dan Hermawan Sinung Nugroho, tarian ini dibuat Sudarmo sejak tiga bulan lalu. Ide gerakannya berasal dari tari Bedhaya gaya Yogyakarta.

Meski demikian, kata Sudarmo, gerakannya sudah dirombak. Misalnya, saat penari memasuki ruang pementasan. Dengan iringan drum dan suling, mirip musikalitas pasukan keraton, para penari berjalan berkacak pinggang, petantang-petenteng. “Belum banyak Bedhaya yang gagah,” kata dia menjelaskan.

Selain itu, dalam tari Bedhaya Yogyakarta, semua gerakannya penuh dengan makna simbolisasi. Sementara dalam Beksan Paba, Sudarmo justru membuat kebalikan dari gerakan-gerakan itu itu. Dia lebih banyak menampilkan gerakan yang realistik. Dari gerakan yang diciptakan itulah justru tampak tarian yang lebih berani dan jujur.

Di tengah adegan tari misalnya, sembilan penari telah kecapekan. Maklum, waktu satu jam telah cukup menguras habis tenaga mereka. Ngombe! (artinya mimum). Teriak para penari kompak bersamaan. Senampan air dalam botol-botol minuman mineral segera terhidang. Adegan tari terhenti dan mereka duduk bersama untuk menikmati minuman.

Beksan Paba memang tak kaku. Baik dalam gerak maupun cerita. Selain adegan minum bersama para penari yang memancing gelak tawa penonton, terdapat juga adegan dimana dua penari memainkan jamuran. Bedanya, syair yang dinyanyikan dalam dolanan anak yang biasa didialogkan dua anak itu telah dimodifikasi. Isinya lebih pada cerita kondisi masa kini.

Jamuran yo
Jamur opo
Jamur gajih mbejijih
Jamur opo
Jamur ulat bulu

Ya, ulat bulu memang jadi trend saat ini.

ANANG ZAKARIA

Berita terkait

SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

37 hari lalu

SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

Acara tahunan SMA Labschool Cibubur akan mengusung tema lingkungan dalam kacamata anak muda di Cravier 2024.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

7 Desember 2023

Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

Butet Kartaredjasa menyebut bahwa pementasan seninya diintervensi oleh pihak kepolisian karena larangan menampilkan satir politik.

Baca Selengkapnya

HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

28 Juli 2023

HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

Komunitas seni dan budaya, Sangkami mengusulkan pementasan seni dan budaya melibatkan para anggota MPR.

Baca Selengkapnya

Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

25 April 2023

Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

Rangkaian Monas Week menyuguhkan pertunjukan musik khas Idul Fitri serta Air Mancur Menari dan video mapping.

Baca Selengkapnya

4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

21 Januari 2023

4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

Acara-acara itu tak sekadar untuk membuat meriah Imlek, tapi memiliki makna di dalamnya.

Baca Selengkapnya

Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

14 Desember 2022

Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

Ada sejumlah agenda seni budaya yang akan kembali digelar di kawasan Kaliurang pada libur Natal dan Tahun Baru.

Baca Selengkapnya

Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

3 September 2022

Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

Gabungan seniman Kabupaten Bekasi kembali manggung untuk memeriahkan Lebaran Anak Yatim setelah dua tahun terhalang pandemi

Baca Selengkapnya

Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

23 Maret 2021

Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

Tari Sri Kayun dan fragmen Suroloyo Wrehaspati dibawakan oleh seniman Kulon Progo dan pegawai pemerintah daerah sebagai penari pendukung.

Baca Selengkapnya

Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

20 Februari 2021

Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

Omah Wulangreh menggelar pertunjukan seni dan budaya Pusaka Kita. Menampilkan musik gamelan Tari Legong Semaradana.

Baca Selengkapnya

Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

1 Desember 2020

Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

Tentu ada beberapa tantangan saat memproduksi pentas teater. Salah satu kendala utamanya adalah mencari cara agar pentas tetap dapat roh.

Baca Selengkapnya