Bertiga Membikin Gaduh  

Reporter

Editor

Minggu, 27 Maret 2011 09:41 WIB

Tohpati Ario Hutomo. Foto:Dok.TEMPO/ Nickmatulhuda

TEMPO Interaktif, Jakarta - Formasi trio, bertiga, barangkali sudah seusia musik populer --kita tak pernah ingat persis siapa yang memulai. Ia muncul di musik pop, blues, musik rock. Ia juga kerap lalu lalang di lanskap jazz. Ada yang fenomenal, tak sedikit pula yang lewat begitu saja. Tapi sejauh ini masih juga ada yang tergoda dan berminat mencobanya. Dan Tohpati termasuk di antaranya, melalui Tohpati Bertiga, dengan hasil yang, harus diakui, seperti kue langganan kita.

Di proyek mutakhirnya ini Tohpati menghimpun Indro Hardjodikoro, pembetot bas yang sudah bermain bersamanya sejak sekolah menengah atas, dan Adityo Wibowo atau Bowo (juga Bowie), penggebuk drum yang kini lebih dikenal sebagai personel (juga merupakan grup trio) Gugun Blues Shelter. Indro bisa dianggap reguler dalam karier Tohpati, sedangkan Bowie, ya, dialah yang harus disebut sebagai point of interest di sini; Bowie sangat boleh diduga merupakan alasan atau faktor yang membuka kemungkinan trio ini diwujudkan.

Jika disimak seluruh komposisi di album yang dengan jitu diberi judul Riot ini, kita bisa mengerti kenapa Bowie menjadi penting. Lebih dari sekadar energi rock yang memang terasa menonjol, juga elemen progresif dan ruang improvisasi yang terbuka lebar pada materinya, album ini bagaimanapun merupakan etalase bagi satu adonan musik dengan napas funk yang pekat. Sebagian besar dari delapan komposisi di dalamnya adalah konstruksi nada-nada dalam denyut funk yang menggairahkan, bahkan terasa “membakar”: sulit rasanya syaraf-syaraf bisa tahan untuk tak menggerakkan bagian-bagian tubuh. Ini sudah dimulai dari nomor pembuka, Rock Camp.

Dan Bowie berperan besar di sana. Pukulan-pukulan drumnya intens, dengan eskalasi ritme yang cenderung bagaikan tembakan senapan mesin; sinkopasinya tak jarang mengejutkan. Dan lebih dari semua itu: tenaganya merupakan faktor penting yang, selain mampu menjaga laju ayunan musik, juga membubuhkan intonasi yang keras dan kencang. Berpadu dengan betotan bas Indro yang lentur dan perkusif di sana-sini, drumming Bowie membangun fondasi funk nan kukuh berupa rhytmic groove yang kuat.

Cobalah perhatikan I Fell Great. Nomor ini masuk begitu mulus tak lama setelah nomor pembuka berakhir. Betotan bas Indro, berupa pola not yang diulang-ulang, mengayun membuka komposisi, berpadu dengan pukulan drum Bowie: suasana riang dibangun dari sini. Bowie, yang memang sudah intens main-main dengan funk (yang diramu dengan blues) bersama Gugun Blues Shelter, efektif menjaga fondasi, tapi juga sekaligus royal membubuhkan suasana riuh di sana-sini dengan aksen-aksen cymbal-nya yang kerap di luar ketukan.

Advertising
Advertising

Dengan rhythm section yang begitu padu, sudah seperti sejoli saja (mengingatkan kekompakan, misalnya, Billy Cobham dengan Rick Laird di Mahavishnu Orchestra pada 1970-an), ruang menjadi seperti terbuka luas bagi Tohpati untuk berbuat apa pun dengan gitarnya. Dan itulah yang dia lakukan, dengan sangat prigel. Nomor ketiga, Bertiga (pasti ini disengaja penempatannya), menjadi salah satu momen ketika dia seperti bersenang-senang. Dia mengekspose bebunyian, melalui permainan efek, dan juga pengerahan teknik yang menjadikan gitarnya bagaikan menyanyi, mengerang, menjerit, berteriak...apa saja.

Nomor lain yang memikat adalah Upload, Middle East, dan tentu saja Riot. Pada Upload yang berdurasi hampir delapan menit, Tohpati seperti menunjukkan bahwa dia pun menyimpan amunisi untuk melancarkan permainan yang ingar dan, ya, heavy. Ada bagian yang bagaikan ekskursi ke monumen-monumen yang dibangun Robert Fripp melalui King Crimson. Sedangkan Middle East memamerkan teknik legato yang kemudian dieksplorasi lebih jauh di nomor penutup, Riot. Ini mengingatkan kita pada Alan Holdsworth.

Selain Holdsworth, kita bisa merasa mendengar Jeff Beck, atau Scott Henderson yang pernah memperkuat Chick Corea Elektric Band. Atau generasi gitaris yang lebih mudah seperti Greg Howe dan Richie Kotzen (ya, Kotzen yang pernah di Poison dan Mr. Big). Tapi, siapa pun yang terbayang, satu hal jelas: semua itu menjadi penanda bahwa Tohpati punya kekhasannya sendiri. Bagi mereka yang terkesan pada penampilannya dalam Demi Masa (simakDialog) dan proyek solo Save the Planet ( Tohpati Ethnomission), album yang mulai dilepas saat Java Jazz yang baru lalu ini mestinya bisa dipahami sebagai kelanjutan yang logis belaka.

Di sini, paling tidak, Tohpati menujukkan betapa trio boleh tua sebagai formasi, tapi masih ada yang bisa dilakukan untuk mencegahnya menjadi lembek dan usang.

Purwanto Setiadi

Berita terkait

Curhat Beyonce tentang Album Cowboy Carter yang Dibuat Lebih dari 5 Tahun

44 hari lalu

Curhat Beyonce tentang Album Cowboy Carter yang Dibuat Lebih dari 5 Tahun

Balas kritik dengan karya, Beyonce menceritakan inspirasinya dalam membuat album Cowboy Carter yang akan dirilis pada 29 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

34 Tahun Taylor Swift, Perjalanan Karier Idola Musik Dunia

14 Desember 2023

34 Tahun Taylor Swift, Perjalanan Karier Idola Musik Dunia

Taylor Swift bintang pop yang punya penggemar di berbagai belahan dunia. Kemarin rayakan usianya ke-34 tahun. Ini perjalanan kariernya.

Baca Selengkapnya

Sara Fajira Jadi Perempuan Bangsawan Nusantara dalam Album Tresna

6 Desember 2023

Sara Fajira Jadi Perempuan Bangsawan Nusantara dalam Album Tresna

Sara Fajira merilis album berjudul Tresna yang diambil dari bahasa Jawa, artinya cinta. Terdiri dari 9 lagu dengan unsur musik pentatonik tradisional.

Baca Selengkapnya

Endah N Rhesa dan Tuan Tigabelas Tulis Lagu dengan Tangis untuk Album Sonic/Panic

25 Oktober 2023

Endah N Rhesa dan Tuan Tigabelas Tulis Lagu dengan Tangis untuk Album Sonic/Panic

Selama workshop album Sonic/Panic, Endah N Rhesa dan Tuan Tigabelas menangis mengetahui fakta-fakta tentang kondisi Bumi yang semakin memprihatinkan.

Baca Selengkapnya

Kunto Aji Keluar dari Zona Nyaman di Album Pengantar Purifikasi Pikir

26 September 2023

Kunto Aji Keluar dari Zona Nyaman di Album Pengantar Purifikasi Pikir

Kunto Aji mengerjakan album Pengantar Purifikasi Pikir selama dua tahun dan baru dirilis lima tahun setelah peluncuran album Mantra Mantra.

Baca Selengkapnya

Simak Profil dan Perjalanan Bermusik Katy Perry

21 September 2023

Simak Profil dan Perjalanan Bermusik Katy Perry

Penyanyi Katy Perry menjual hak atas lima album studionya yang dirilis antara 2008 dan 2020 termasuk "Teenage Dream" kepada Litmus Music.

Baca Selengkapnya

Katy Perry Jual Hak 5 Album Musiknya ke Litmus Music Senilai Rp 3 Triliun

19 September 2023

Katy Perry Jual Hak 5 Album Musiknya ke Litmus Music Senilai Rp 3 Triliun

Bekerja sama dengan Litmus Music, Katy Perry mencairkan hak musik atas lima albumnya yang dirilis dalam periode 2008 hingga 2020.

Baca Selengkapnya

Taylor Swift Semangat Rilis Album 1989 (Taylor's Version) yang Mengubah Hidupnya

11 Agustus 2023

Taylor Swift Semangat Rilis Album 1989 (Taylor's Version) yang Mengubah Hidupnya

Taylor Swift menyebut bahwa album 1989 telah mengubah hidupnya dengan banyak cara.

Baca Selengkapnya

Kunto Aji Ajak Fans Rasakan Pengalaman Berbeda Lewat Acara Sowan Album III

11 Agustus 2023

Kunto Aji Ajak Fans Rasakan Pengalaman Berbeda Lewat Acara Sowan Album III

Kunto Aji menyediakan headphones untuk penggemar agar bisa bersama-sama mendengar album terbarunya dengan kualitas sebaik mungkin.

Baca Selengkapnya

Bruno Major Bahas Tragedi dan Keindahan tentang Cinta dalam Single A Strange Kind of Beautiful

12 Juli 2023

Bruno Major Bahas Tragedi dan Keindahan tentang Cinta dalam Single A Strange Kind of Beautiful

Bruno Major merilis lagu terakhir dalam album Columbo yang akan dirilis 21 Juli

Baca Selengkapnya