Ketika Gesang Dirampok  

Reporter

Editor

Minggu, 20 Februari 2011 14:23 WIB

TEMPO/Puspa Perwitasari
TEMPO Interaktif, Surakarta - Sosok Gesang Martohartono tetap menarik perhatian orang. Meskipun maestro keroncong Indonesia tersebut sudah meninggal pada 20 Mei 2010 lalu, hal itu tidak membuatnya lantas tenggelam dan dilupakan. Mantan wartawan Tempo, Kastoyo Ramelan, berusaha mengabadikan perjalanan Gesang semenjak menjadi seniman hingga akhir hayatnya dalam sebuah buku.

"Biografi Gesang memang sudah ada. Tapi rasanya belum ada yang menulis hingga periode wafatnya beliau," kata Kastoyo saat peluncuran bukunya pada Sabtu (19/2) malam di kawasan Ngarsopuro, Surakarta. Materi bukunya sebagian besar berasal dari hasil wawancara Kastoyo dengan Gesang sejak 1979, saat dia masih menjadi wartawan percobaan di Majalah Tempo.

Hasil wawancara itu dikumpulkan dan dijadikan sebuah buku biografi. "Tentu saya tetap wawancara ulang untuk memastikan akurasinya," kata dia.

Kastoyo menampilkan sisi lain Gesang yang mungkin tidak banyak diketahui generasi sekarang. Misalnya tentang Gesang yang pernah dirampok seusai mengambil uang dari sebuah bank. Ceritanya, pada Januari 1997, menjelang Lebaran, pencipta lagu Bengawan Solo itu ingin membahagiakan keponakannya dengan membagi-bagikan uang.

Dengan mengendarai sepeda motor, Gesang mengambil sendiri uang sebesar Rp 6 juta. Uang tersebut lantas ditempatkan dalam plastik hitam dan diletakkan di setang sepeda motor. Sampai di depan rumahnya yang hanya berjarak 1 kilometer dari bank, tiba-tiba dua pemuda merampok uang tersebut. Gesang, yang saat itu berusia hampir 80 tahun, tak kuasa mencegahnya. Tapi, demi membahagiakan keponakannya, Gesang kembali lagi ke bank yang sama untuk mengambil uang Rp 5 juta.

Ada pula cerita tentang Gesang dituduh berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia karena bergabung dengan Lekra pada 1992. Gesang membantahnya dengan mengatakan bahwa ia sering pentas di berbagai tempat tanpa mempedulikan latar belakang pengundang.

Selain itu, lagu "Bengawan Solo" pernah pula dituding bukan asli ciptaan Gesang. Tuduhan tersebut tak pernah terbukti. Bahkan, tim investigasi dari Himpunan Artis Keroncong Indonesia memastikan "Bengawan Solo" benar-benar ciptaan Gesang.

"Ciri lagu Gesang khas. Tidak ada notasi bernada setengah atau kromatis karena seruling Jawa yang digunakan Gesang memang tidak ada nada kromatis," kata ketua tim, Anjar Any, dalam pernyataannya di buku tersebut.

Buku setebal 164 halaman itu diselesaikan Kastoyo dalam waktu tiga tahun sejak 2008. Proses penerbitannya bekerja sama dengan Yayasan Gesang. Edisi perdananya dicetak tiga ribu eksemplar. Satu hal yang menjadi catatan penting penulis, Gesang selalu menjadi sosok yang sederhana dan rendah hati, baik ketika masih melarat dan hidup seadanya maupun saat sudah kaya dengan royalti yang dia terima.

Ketua Yayasan Gesang, Didit Bagus Pratondo, menyebut buku itu terlambat terbit. "Seharusnya saat beliau masih hidup, tapi gagal karena belum siap," katanya. Dia berharap biografi Gesang dapat memberi inspirasi bagi generasi muda, terutama mereka yang belum sempat mengenal Gesang.

Salah seorang adik Gesang, Toyib Martodiharjo, sangat bangga dengan kiprah Gesang di dunia keroncong. Penerbitan buku biografi ini sebagai salah satu contoh bahwa karya Gesang memang dihargai. "Semoga biografi Gesang dapat membantu memasyarakatkan keroncong sesuai wasiatnya," ucapnya.


UKKY PRIMARTANTYO

Berita terkait

Air Meluap Sampai Jauh, Bengawan Solo Sungai Legendaris di Jawa Tengah

53 hari lalu

Air Meluap Sampai Jauh, Bengawan Solo Sungai Legendaris di Jawa Tengah

Meskipun sering meluap, sebagai sungai terpanjang di Pulau Jawa, Sungai Bengawan Solo memiliki sejarah geomorfologi dan profil yang menarik.

Baca Selengkapnya

Gesang Day, Cara Solo Mengenang Spirit Sang Maestro Keroncong

2 Oktober 2023

Gesang Day, Cara Solo Mengenang Spirit Sang Maestro Keroncong

Solo is Solo mengajak generasi muda tidak melupakan sosok Gesang beserta karya-karya monumentalnya yang legendaris.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Gesang Sang Maestro Keroncong Mengalir Sampai Jauh

2 Oktober 2022

Perjalanan Gesang Sang Maestro Keroncong Mengalir Sampai Jauh

Pada 105 tahun yang lalu, tepatnya 1 Oktober 1917, pemain keroncong legendaris bernama Gesang Martohartono lahir ke dunia. Ini perjalanam hidupnya.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Lokananta Studio Musik Tertua, Gesang dan Glenn Fredly Pernah Rekaman di Sini

16 Juli 2022

4 Fakta Lokananta Studio Musik Tertua, Gesang dan Glenn Fredly Pernah Rekaman di Sini

Berusia lebih dari 50 tahun, Studio Musik Lokananta menyimpan berbagai catatan historis perkembangan musik-musik di Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Profil Gesang, Maestro Keroncong Peraih Penghargaan dari Kaisar Akihito

4 Oktober 2021

Profil Gesang, Maestro Keroncong Peraih Penghargaan dari Kaisar Akihito

Gesang, maestro keroncong ini menciptakan banyak lagu selain Bengawan Solo. Ia memperoleh penghargaan dari Kaisar Akihito.

Baca Selengkapnya

Bengawan Solo Ciptaan Gesang Mengalir Populer Sampai Jepang dan Korea Selatan

1 Oktober 2021

Bengawan Solo Ciptaan Gesang Mengalir Populer Sampai Jepang dan Korea Selatan

Lagu Bengawan Solo telah dibuat ke dalam 13 bahasa. Lagu ciptaan komponis Gesang ini populer di Jepang sejak puluhan tahun lalu, juga di Korea Selatan

Baca Selengkapnya

Kisah Honda C-70 yang Menemani Keseharian Mendiang Gesang

1 Oktober 2017

Kisah Honda C-70 yang Menemani Keseharian Mendiang Gesang

Motor tua jenis Honda C-70 milik mendiang maestro keroncong Gesang Martohartono dipamerkan di restoran Omah Sinten, Solo, 1 Oktober 2017. Motor yang setia menemani pemiliknya itu dipamerkan memperingati ulang tahun Gesang yang dilahirkan tepat seabad silam.

Baca Selengkapnya

Agar Gesang Jadi Nama Jalan di Surakarta  

11 September 2014

Agar Gesang Jadi Nama Jalan di Surakarta  

Ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengubahan nama
jalan menjadi Jalan Gesang Martohartono.

Baca Selengkapnya

Gesang Diusulkan Jadi Nama Jalan di Surakarta  

10 September 2014

Gesang Diusulkan Jadi Nama Jalan di Surakarta  

Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan Gesang merupakan
tokoh yang berhasil memperkenalkan nama Kota Solo hingga ke luar
negeri.

Baca Selengkapnya

Ada Air Mengalir di Makam Gesang  

18 Februari 2012

Ada Air Mengalir di Makam Gesang  

Sebuah monumen berdiri megah di pelataran pemakaman umum Pracimaloyo Sukoharjo, tempat peristirahatan terakhir pencipta lagu Bengawan Solo, Gesang.

Baca Selengkapnya