Repertoar Kontemporer Opera Tan Malaka

Reporter

Editor

Selasa, 19 Oktober 2010 13:27 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Dalam opera, tak hanya naskah yang dipentingkan. Musik juga menempati posisi sejajar dengan alur cerita. Begitu pula opera esai Tan Malaka, yang dipentaskan perdana di Teater Kecil Salihara, Pasar Minggu, Jakarta, kemarin malam. Pergelaran ini masih akan dimainkan hingga esok malam sebagai penampilan pamungkas Festival Salihara Ketiga, Bianglala Seni Urban.

Komposer Tony Prabowo menciptakan komposisi musik tersebut selama 6 bulan. "Saya berangkat dari libreto, yang ditulis sutradara. Saya pelajari cukup lama," kata Tony di sela latihan. Selama proses penciptaan itu, Tony selalu berdiskusi dengan sutradara Goenawan Mohamad soal motif musik yang akan digunakan.

Tony pada akhirnya memilih idiom musik yang sangat kontemporer, tak lagi patuh pada konsep opera konvensional. "Susahnya adalah tidak ada dialog di sana. Setiap partitur tidak mudah dibentuk," ujar Tony.

Advertising
Advertising

Tidak ada dialog, karena Goenawan memang menyusun naskah tanpa alur cerita. Tak ada penokohan di sana. Semua aktor hanya bertutur. Dengan alur semacam ini, membangun karakter musik dan ekspresi dramaturgi tidaklah mudah. Butuh strategi dan kreativitas untuk membangun dramaturgi itu. Ia--mau tidak mau--harus menghidupkan emosi musik, mengikuti tafsir makna dan suasana puisi. Ini menjadi tantangan bagi Tony.

Komposisi dalam opera Tan Malaka diakui Tony lebih ritmis dan sederhana ketimbang dua lakon sebelumnya yang pernah mereka garap, yakni Kali dan King's Witch. Komposisi opera Tan Malaka masih dikatakan umum, yaitu terdapat tema dan pengembangannya. Musik digarap dengan harmoni yang sangat kaya. Pola yang ia pilih adalah bagian bermotif ritmis, berbentuk kanon, bagian harmoni, aria bergaya klangfarben, dan bagian kwintet.

Semula Tony ingin mendekatinya dengan musik gaya Rusia untuk mendapatkan karakter Tan. Namun ia ingin karyanya lebih sederhana dan komunikatif.

Pengaba (konduktor) orkestra dari Filipina, Josefino Chino Toledo, mengatakan opera ini sangat berbeda dari karya yang pernah dia pentaskan. "Saya senang dengan proyek ini. Ini berbeda dan menarik," kata Jose. Ia sudah terbiasa memimpin orkestra sebuah opera. Misalkan analoginya tentang opera bahwa memimpin opera klasik seperti memetik buah pisang. Tapi, untuk opera esai ini, Jose seperti harus ikut menanam pohon pisang itu sebelum buahnya dipungut.

Tony sangat yakin akan pilihannya kepada Jose. "Tak semua pengaba bisa menafsir komposisi opera. Apalagi dengan komposisi kontemporer semacam ini," Tony menjelaskan.

Tak kalah menarik adalah desain panggung yang mengambil gaya konstruktivis Rusia. Ada tiga bagian besar yang sebetulnya ingin ditonjolkan dalam panggung yang terbuat dari tumpukan-tumpukan kayu itu. Gambaran pabrik dengan memperlihatkan kayu-kayu lawas; penjara, dengan jeruji besi; dan visualisasi kapal dengan adanya cerobong.

"Desain ini memang lebih sederhana dibanding panggung opera Rusia pada 1920-an," ujar desainer panggung, Danny Wicaksono. Ia bersama tim menyiapkan desain ini selama 5 bulan. Ada penyesuaian, seperti pemotongan tinggi level agar penonton tidak terlalu mendongak ketika melihat letak panggung tertinggi. "Panggung disesuaikan agar skalanya dengan penonton terlihat dinamis," kata Danny.

ISMI WAHID

Berita terkait

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

2 hari lalu

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

Agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun ini melibatkan siswa-siswi SMA, mulai dari persiapan, pemain, penulisan cerita, kostum, hingga tata cahaya

Baca Selengkapnya

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal

Baca Selengkapnya

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.

Baca Selengkapnya

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.

Baca Selengkapnya

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya