Opera Tokoh yang Dilupakan

Reporter

Editor

Senin, 18 Oktober 2010 15:58 WIB

Pertunjukkan Opera Tan Malaka di Salihara. (TEMPO/JACKY RACHMANSYAH)
TEMPO Interaktif, Jakarta - p { margin-bottom: 0.08in; }Festival Salihara ketiga, Bianglala Seni Urban, akan dipungkasi dengan pergelaran besar: opera berjudul Tan Malaka. Opera tiga babak garapan Goenawan Mohamad dan Tony Prabowo itu akan dipentaskan tiga hari berturut-turut mulai malam ini di teater kecil Salihara, Pasar Minggu, Jakarta.


Konsep pertunjukan yang dipersiapkan setahun lalu ini boleh dikatakan minimalis. Mengawinkan komposisi musik dan sastra layaknya opera yang berlaku di Eropa. Tapi garapan ini menjadi tak biasa karena naskah yang ditampilkan bukan sebuah cerita, tapi juga wacana tentang salah satu tokoh revolusi Indonesia, Tan Malaka. Karena itu, garapan ini bisa disebut opera esai.


"Tidak akan ada tokoh Tan Malaka di sini," ujar penulis naskah, Goenawan Mohamad, di sela latihan pekan lalu. Para pemain hanya menuturkan kisah cerita (libreto) tentang sosok Tan yang kita tak pernah tahu di mana keberadaannya.


Advertising
Advertising

Dibandingkan dengan Soekarno, Hatta, maupun Sjahrir, misalnya, Tan lebih banyak bergerak di bawah tanah. Ia bahkan tidak muncul saat Proklamasi Kemerdekaan. Sepak terjangnya hingga wafatnya boleh dibilang masih menjadi sebuah misteri. Opera esai ini tak lain adalah sebuah penegasan riwayat Tan Malaka atas ketidakhadirannya.


Aktor Adi Kurdi dan Wani Darmawan adalah penutur yang menceritakan kisah Tan. Adapun Binu Sukarman dan Nyak Ina Raseuki (Ubiet) menjadi pendendang aria-aria yang dikomposisi oleh Tony Prabowo. Antara penutur dan pendendang aria itu kadang menyampaikan naskah yang bersilangan, tapi tak jarang juga paralel. Tidak ada aktor yang memerankan satu tokoh. Juga tak ada dialog antar peran itu.


Musik, dalam opera semacam ini, menjadi bagian yang sama penting di samping naskahnya. Tak hanya sebagai iringan, tapi juga ikut menuturkan kisah melalui aria-aria. "Komposisinya memang konvensional. Semuanya disesuaikan dengan naskah," kata Tony Prabowo. Musik melibatkan pemain-pemain orkestra yang dipilih karena skill-nya memenuhi. Masing-masing instrumen hanya dimainkan oleh satu pemusik. Josefino Toledo, pengaba (conductor) asal Filipina didapuk untuk memimpin orkestra mini itu.


Yang juga menarik, desain panggung yang akan ditampilkan dalam opera ini mengambil gaya Rusia. "Mencoba menangkap kembali pengalaman Tan Malaka dalam revolusi kiri di Eropa," ujar Goenawan.


Panggung dibentuk seperti jalur-jalur dari tumpukan kayu setinggi 2 meter. Di bawahnya terdapat ruang-ruang kecil dari rusuk bangunan dan difungsikan laiknya penjara bawah tanah. Desain panggung semacam ini memang pertama kali dalam sejarah teater di Indonesia.


ISMI WAHID

Berita terkait

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

2 hari lalu

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

Agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun ini melibatkan siswa-siswi SMA, mulai dari persiapan, pemain, penulisan cerita, kostum, hingga tata cahaya

Baca Selengkapnya

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal

Baca Selengkapnya

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.

Baca Selengkapnya

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.

Baca Selengkapnya

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya