Wiwiek Sipala Buka Festival Salihara  

Reporter

Editor

Kamis, 23 September 2010 09:57 WIB

Wiwiek Sipala (kanan). Foto:TEMPO/Dwianto Wibowo
TEMPO Interaktif, Jakarta - Seniman tari kawakan Wiwiek Sipala, salah satu penampil dalam Festival Salihara, seolah tak pernah surut langkah. Ia terus mencoba menelusuri dan mengeksplorasi tari tradisional Makassar, Sulawesi Selatan. Salah satunya tari Pakarena, sebuah tarian tradisi yang berkembang sejak sekitar abad ke-14.

Eksplorasi Wiwiek dimulai pada 1978, saat ia menjadikan Pakarena yang sakral itu sebagai bahan tesis kuliahnya. Setahun berselang, ia membawa karya hasil eksperimennya, Akkarena, yang terinspirasi oleh Pakarena, ke tengah masyarakat Makassar. “Saat itu, saya seperti masuk ke mulut harimau,” ujar Wiwiek ketika ditemui di Teater Salihara, Jakarta Selatan, kemarin siang. Pada 2002, karya tersebut dipentaskan di Institut Kesenian Jakarta.

Langkah Wiwiek tak berhenti di situ. Ia terus mengembara, menjelajahi tarian tradisional, terutama yang berasal dari Sulawesi Selatan. Hingga akhirnya, langkahnya membawanya pada karya teranyarnya, Akkarena Sombali--yang akan dipentaskan pada pembukaan Festival Salihara malam ini.

Advertising
Advertising

Menurut Wiwiek, secara harfiah akkarena berarti bermain, dan sombali dimaknai sebagai pengembaraan. “Jadi karya ini merupakan hasil pengembaraan saya, tak hanya dari ide dan materi, tapi juga secara geografis, yang beken disebut merantau,” katanya.

Wiwiek mengaku karya ini berbeda. Lewat Akkarena Sombali, Wiwiek mengembalikan makna tari Pakarena sebagai tari ritual yang religius. “Tari ini sebagai dialog saya kepada Tuhan, sebagai sebuah mantra yang mengumandangkan rasa syukur, harapan, doa, dan kerinduan,” ujar dosen tari Institut Kesenian Jakarta ini.

Akkarena Sombali dimainkan sepuluh penari perempuan lengkap dengan tim pemusiknya. Formasi yang seharusnya dibawakan berpasangan diubah menjadi single. Untuk kostumnya, Wiwiek mencoba keluar dari simbol glamor dengan menanggalkan aksesori kembang emas di kepala. “Tujuannya, ingin lebih memunculkan aura penari itu sendiri,” katanya.

Warna kostumnya pun tak ada yang dominan, dengan pemilihan warna yang lembut. “Biasanya warna baju penari menandakan keningratan penyelenggara, seperti warna merah untuk bangsawan,” tutur Wiwiek. “Justru unsur kasta ini yang ingin saya leburkan.”

Adapun durasi tarian, yang biasanya berlangsung selama tiga hari hingga sepekan dipadatkan hanya menjadi 28 menit. “Dari 12 babak asli tari ini, saya hanya mengadopsi sembilan bagian,” katanya. Tiga babak lainnya, yakni Di Gandang, Anni-anni, dan Sanro Beja, tak dibawakan. Sebab, menurut Wiwiek, ia belum mempelajari tiga babak itu secara mendalam.

Tapi, untuk unsur musik, Wiwiek masih berpegang pada tetabuhan dari konsep leluhur, seperti bunyi-bunyian dari dulang, alat pukul berbahan metal yang bunyinya ritmis.

AGUSLIA HIDAYAH

Berita terkait

Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

29 April 2018

Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

Seniman dan penggiat tari di Jawa Barat merayakan Hari Tari Sedunia di Bandung.

Baca Selengkapnya

Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

28 Oktober 2017

Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

Tari Sonteng dari Jawa Barat memikat hati para diplomat Ekuador yang tergabung dalam Asosiasi Pasangan Diplomat Ekuador.

Baca Selengkapnya

Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

7 September 2017

Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

Eko Supriyanto akan mementaskan tari Cry Jailolo pada pembukaan pagelaran Solo International Performing Art (SIPA) di Benteng Vastenburg, Surakarta.

Baca Selengkapnya

Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

30 Agustus 2017

Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

Dance Meet Up (JDMU) #2 merupakan ajang pertemuan para komunitas tari dari berbagai genre di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

25 Agustus 2017

Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

Penari balet Marlupi Dance Academy (MDA) berhasil meraih 7 medali di dalam ajang Asian Grand Pix 2017 yang diselenggarakan di Hong Kong.

Baca Selengkapnya

Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

11 Juli 2017

Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

Gala Balet akan menampilkan kolaborasi penari difabel dari Australia, Prancis, Korea Selatan dan Italia.

Baca Selengkapnya

Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

16 Mei 2017

Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

Berbeda dari kebanyakan anak-anak lain yang terkena paparan bom atom, Sadako bertahan hidup bahkan layaknya manusia normal.

Baca Selengkapnya

Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

25 April 2017

Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

Ribuan seniman akan menari bergantian selama sehari semalam untuk memperingati Hari Tari Sedunia di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, 29 April 2017.

Baca Selengkapnya

Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

9 Maret 2017

Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

Jelang pementasan digelar pula pameran foto dan properti

pementasan tari yang lalu

Baca Selengkapnya

Indonesia Pentaskan Tari  

12 Januari 2017

Indonesia Pentaskan Tari  

EKI akan mementaskan dua karya tari di India.

Baca Selengkapnya