Ketika Cinta Terbentur Soto  

Reporter

Editor

Rabu, 7 Juli 2010 10:24 WIB

Foto-foto:Tempo/Aryus P Soekarno
TEMPO Interaktif, Jakarta - “Namanya saja Toto, kayak westafel. Nanti kamu kawin tiap hari makan soto, anaknya nanti bau soto!”. Si Mama berang bukan main mendengar anak semata wayangnya, Nala (Felicia Citraningtyas), berpacaran dengan anak tukang soto, Toto.

Informasi ini bocor dari mulut sang supir, Adi (Bayu Oktara), saat melihat anak juragannya berduaan dengan Toto di pesta ulang tahun. Bagaimana pun caranya, hubungan itu tak boleh bersatu. “Apa nanti kata relasi-relasi mama,” keluh sang mama, yang diperankan dengan apik oleh Sarah Sechan .

Toto (Ari Prajanegara) memang anak tukang soto. Penampilannya katro, bicaranya pun medok, sangat kental logat Jawanya. Tapi apa mau dikata, Nala yang gaul tapi berjiwa sosial ini kadung kepincut dengan pemuda satu kampusnya itu. Dan percekcokan pun membuncah gara-gara cinta berbeda status sosial itu.

Advertising
Advertising

Ya, mungkin cinta jika dicampur dengan citra, jadinya cuma cari cekcok. Dan kekisruhan itu pun terjadi di atas panggung drama musikal yang diusung Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) Dance Company bertajuk Jakarta Love Riot. Penampilan EKI Dance Company di Gedung Kesenian Jakarta pada 2-4 Juli lalu itu menjadi penutup perhelatan Jakarta Anniversary Festival 2010.

Jakarta Love Riot kemudian bergulir dengan percekcokan antara orang tua Nala dengan Toto. Kedua kubu keluarga itu sama-sama bersikap keras. “Cukup ibu saja yang pernah merasakan direndahkan orang. Kamu nggak perlu ngalamin,” kata Ibu Toto menasehati anaknya.

Dan di atas pentas, percekcokan bukan hanya meletup antara orang tua Nala dan Toto, tapi juga Nala dengan gengnya – namanya Geng Rempong. Geng itu beranggotakan sekumpulan anak-anak borju, yang doyan hura-hura dan dugem (dunia gemerlap). Ada Trio Rempong yang selalu Blackberry-an, DJ Troy yang diperankan Uli Herdinansyah, dan Josh (Arie Dagienkz) si banci bercelana oranye.

Para anggota geng itu ogah tercoreng nama baiknya gara-gara hubungan cinta Nala (yang borju) dengan Toto, anak penjual soto. “Nala sekarang jadi Alay, soalnya jarang dibelay. Habis, kerjanya bikin soto melulu,” keluh Geng Rempong.

Ejekan kawan-kawan Nala pada Toto dan lingkungannya, membuat Geng Soto yang diketuai Tati, tersulut emosinya. Apalagi dendam pribadi Tati karena ditolak cintanya oleh Toto menjadi amunisi penuh untuk melancarkan perang. Dan Geng Rempong, yang merasa diacuhkan oleh Nala, berniat meminta tegas anggotanya itu agar memutuskan cintanya dengan Toto.

Namun Nala-Toto tetap kukuh, dengan dalih mereka hanya pacaran dan belum berniat jauh untuk menikah. Kisah ini pun ditutup dengan mulai mencairnya hati Tati menerima kekalahan dan mengajak dua geng itu berdamai.

Boleh dibilang, kisah yang disuguhkan EKI Dance Company itu tergolong renyah. Tema cinta berbeda status sosial yang diusungnya merupakan kisah yang dekat dengan kehidupan masyarakat. Tema itu juga acap ditemui dalam film dan sinetron, sehingga terasa sederhana, ringan, dan renyah. Menurut sutradara Nanang Hape, tema cinta yang disuguhkannya itu memang dibuat sederhana. “Mau riot atau tidak, cinta itu mestinya sederhana,” katanya.

Jakarta Love Riot tampil sebagai drama musikal yang menghibur. Apalagi kostum para pemainnya yang meriah, rancangan Samuel Wattimena, membuat pertunjukkan itu terasa kian menghibur mata penonton. Ditambah dengan koreografi sederhana racikan Rusdy Rukmarata yang mampu dicerna dan music score yang liriknya selalu menggelitik – menjadikannya benar-benar hiburan yang renyah dan jenaka.

Tak hanya itu. Tata artistik dan latar panggung, yang dibuat dengan apik dan tak seadanya, juga ikut memperkuat kesan menghibur drama musikal ini. Plus, ikut membangkitkan imajinasi penonton dalam memaknai setiap adegan. Sayangnya, logo sponsor yang bertaburan di panggung terasa sangat mengganggu.

AGUSLIA HIDAYAH

Berita terkait

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

2 hari lalu

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

Agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun ini melibatkan siswa-siswi SMA, mulai dari persiapan, pemain, penulisan cerita, kostum, hingga tata cahaya

Baca Selengkapnya

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal

Baca Selengkapnya

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.

Baca Selengkapnya

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.

Baca Selengkapnya

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya