"Saya prihatin melihat fakta bahwa ternyata sebagian besar masyarakat Indonesia tidak mengenal kebudayaan dan keseniannya sendiri.” kata Jay dalam jumpa pers Gempita Gianyardi Sudirman City Walk, baru-baru ini.
Menurut Jay, keterlibatannya ini merupakan cara sederhana untuk memperkenalkan kembali kesenian Bali. “Bagi saya, filosofi yang ingin disampaikan sebenarnya sangat sederhana dan niatnya tidak perlu muluk, yang penting adalah bagaimana menarik perhatian masyarakat untuk mau mengenal seni budaya negeri sendiri.” katanya.
Pria kelahiran Ankara, Turki, 49 tahun lalu ini dikenal sebagai sosok yang mengedepankan idealisme dalam berkarya. Meski setuju dengan pemberdayaan industri wisata yang berbasis seni budaya, ia menegaskan bahwa tidak semua aspek kebudayaan bisa dikuantifikasi dan diperhitungkan secara ekonomi.
Jay justru menganjurkan pola pikir yang tidak linier. “Jika negeri kita makmur, kebudayaan akan hidup. Bukan sebaliknya mengeksploitasi kebudayaan demi kemakmuran bangsa. Pemerintah harusnya menyadari bahwa berkesenian adalah proses yang resiprokal. Regulasi harus yang melindungi seni budaya – bukan membiarkan seni budaya dilindas zaman,” katanya
AMANDRA MM