Konser Lavinia Meijer bersama Chamber Music Orchestra dan Aurelia Saxophone Quartet
Waktu: 15 Mei pukul 20.00
Tempat: Usmar Ismail Hall, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22, Kuningan, Jakarta
Program: Edvard Grieg, Karl Jenkins, Vasily Kalinnikov, Friedrich Händel, Gabriel Pierné, Sinta Wullur, Claude Debussy.
Lavina Meijer diakui di seluruh dunia sebagai salah satu bintang pemain harpa yang menjanjikan yang sedang menanjak saat ini. Lahir di Korea dan diadopsi oleh sebuah keluarga Belanda, dia sekarang bermukim di negeri Belanda. Ia belajar di bawah bimbingan Erika Waardenburg di konservatori Utrecht dan Amsterdam, tempat ia memperoleh gelar sarjana muda dan master di bidang musik dengan penghargaan tertinggi. Sejak itu ia telah melakukan tur sebagai pemain harpa solo melintasi Eropa, Amerika dan Asia, mempertunjukkan banyaknya kemungkinan harpa sebagai instrumen musik tunggal.
Sejak usia belia ia telah memenangkan beberapa penghargaan musik penting, seperti hadiah pertama pada Dutch Harp Competition di Belanda, hadiah pertama pada International Harp Competition di Brussel, hadiah kedua pada International Harp Competition di Wina dan hadiah ketiga baik pada International USA Harp Competition maupun pada International Harp Competition di Israel. Penghargaan khusus juga telah diberikan kepadanya, antara lain seperti penghargaan Mees Pierson, penghargaan Vriendenkrans dari Koninklijk Concertgebouw Amsterdam dan penghargaan Borletti-Buitoni Trust dari London. Di tahun 2009 ia memenangkan Dutch Music Prize yang merupakan penghargaan tertinggi untuk pemusik klasik di Belanda.
Ia telah mengilhami beberapa komponis untuk menulis komposisi musik yang baru baginya, seperti komponis Carlos Michans, Jacob ter Veldhuis, Garret Byrnes dan Hans Zender. Di samping menampilkan repertoar harpa standar, ia juga bereksperimen dengan musik elektronik, teatral dan jazz. Sebagai solis ia tampil main harpa dengan orkes orkes ternama seperti Nederlands Radio Kamerorkest, Residentie Orkest dari Den Haag, dan Israel Philharmonics. Ia melakukan pertunjukan perdananya di Carnegie Hall, New York di bulan Desember tahun 2007, saat ia diundang untuk menyajikan sebuah malam harpa solo. Di tahun 2008 ia merekam CD solonya berjudul "Divertissements" bersama perusahaan rekaman Channel Classics (karya karya Salzedo, Caplet dan Ibert). Di tahun 2009 bersama dengan Channel Classics ia merekam CD solo berikutnya berjudul "Visions" (karya-karya Britten, Patterson, Byrnes, Yun dan Takemitsu).
"Tujuan saya adalah membuat harpa menjadi lebih dikenal sebagai instrumen musik solo dengan segala kemungkinannya, hal mana sering belum diketahui oleh publik secara luas," kata Lavina Meijer.
Drama Musikal "Si Doel"
Waktu: 15 Mei pukul 16.00 dan 19.30
Tempat: Gedung Kesenian Jakarta
Pertunjukan yang dimainkan Ikatan Abang None Jakarta ini diproduseri oleh Maudy Koesnadi dan disutradarai oleh Adjie N.A.. Drama yang kental dengan suasana Betawi ini kali ini mengambil tema "Antara Roti Buaya dan Burung Merpati, Ada Kembang Parung Nunggu Dipetik".
Pameran Tunggal Wisnu "Pernyataan Emosi"
Waktu: 1 – 15 Mei 2010
Tempat: Titik Oranje, Jalan R.E Martadinata (Taman Pramuka) No. 181, Bandung, Jawa Barat
Kemunculan Wisnu dengan karya-karya lukisan dan gambar – setelah lebih 15 tahun tak berpameran – tampak anomali. Dari pernyataannya, Wisnu memiliki kepercayaan yang teguh pada ‘Maha Cerita’ (semua ada dalam lingkar Sunatullah). Ia menyakini pada hal-hal yang substantif dan hakiki. Lebih dari itu, ia juga percaya pada sesuatu yang konstruktif dan keindahan yang padu.
Karya-karya yang dilandasi oleh konsepsi ekspresivisme yang meyakini unsur emosi sebagai penjangkau pengetahuan yang lebih tinggi dibanding pengetahuan empiris rasio. Dibalik konsepsi itu, terletak fondasi nilai spiritualitas berupa kepasrahan total pada Allah Yang Esa.
Pameran Seni Rupa "de'Facto"
Waktu: 30 April – 15 Mei 2010
Tempat: Galeri Adira, Jalan Kiara Condong No. 33 E, Bandung, Jawa Barat
Pameran ini menampilkan karya-karya para perupa yang tergabung dalam Komunitas Taikotok. Mereka, antara lain, Iip Ipan, Jemi E.D, Margo S.N, M.Muzakir, dan Nico Subagja. Kurator: Eddy Hermanto
Pameran Tunggal I Made Arya Palguna "Menggali Tulang"
Waktu: 27 April – 18 Mei 2010
Tempat: Galeri Tembi Contemporary, Jalan Parangtritis Km. 8,5 Bantul, Yogyakarta
Pameran Project no 5: Lidah Bercabang (Forked Tongue)
Waktu: 25 April – 15 Mei 2010
Tempat: di Platform3, Jalan Cigadung Raya Barat No. 2, Bandung, Jawa Barat
Pameran tunggal ini menampilkan karya-karya Adhya S. Ranadireksa. Adhya, fotografer dengan fokus keahlian fotografi still life, merespon tawaran tema dari Platform3 “menyoal kolonialisme”, dengan mengetengahkan soal tubuh. Tubuh di sini adalah organ tubuh yang diurai, dipajang, juga diawetkan.
Di mata Adhya, organ-organ tubuh serupa ilustrasi. Ia mengilustrasikan tindakan kolonialis menguasai manusia jajahan lebih pada “organ dalam”, pada penguasaan indera, pada cara berpikir, cara bicara, cara pandang, cara merasa, pendek kata cara kita memandang dunia pun memahami diri sendiri.
Adhya memotret organ-organ tubuh dalam berbagai posisi yang menyarankan kiasan tertentu. Kiasan ini serupa ungkapan “lidah yang bercabang”. Organ-organ tubuh, ketika diperlakukan seperti itu, menampakan bagaimana kita, selain menjadikan tubuh sebagai objek tatapan, juga memaknainya.
Pameran Seni Rupa "Cold Memories"
Waktu: 1 – 30 Mei 2010
Tempat: Viviyip Art Room, The Promenade Lot 2-3, Jalan Warung Buncit Raya No. 98, Jakarta Selatan
Pameran karya dua perupa Andy Dewantoro dan Davy Linggar. Kedua perupa ini masing-masing tertarik dengan melukis, fotografi, serta teknologi media baru – yang mereka suguhkan dengan cara yang berbeda.
Andy Dewantoro adalah seorang pelukis dengan kecenderungan citra yang foto-sinematis. Hampir selalu menggunakan fotografi sebagai cara untuk menangkap dan merekam subyek-subyeknya, mengolahnya melalui komputer lalu kemudian memindahkannya ke atas kanvas. Adapun Davy Linggar, dikenal seorang fotografer yang kadang melukis dan membuat obyek-obyek seni.
Keduanya menggunakan medium fotografi dalam menangkap realitas di balik lensa sebagai keberangkatan berkarya. Alih-alih keduanya tak menggunakan fotografi sebagai idiom yang selesai begitu saja. Keduanya punya kecenderungan merekayasa ulang foto maupun obyek yang akan menjadi subyek karyanya. Sebagai tindak lanjut artistik visual maupun sebagai ungkapan kritis terhadap medium, baik fotografi maupun seni lukis.
Pameran Seni Rupa "Bandung New Emergence Volume 3"
Waktu: 2 – 22 Mei 2010
Tempat: Ruang B & Ruang Sayap Selasar Sunaryo Art Space, Jalan Bukit Pakar Timur No. 100, Bandung, Jawa Barat
Bandung New Emergence (BNE) merupakan pameran reguler berskala dua tahunan di Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) yang bertujuan untuk memetakan perkembangan seni rupa kontemporer di Bandung melalui karya-karya seniman muda (young emerging artists).
Sejak penyelenggaraannya yang pertama (2006) BNE telah menjadi pameran yang berhasil memunculkan karya-karya dan sosok talenta muda yang kini namanya semakin berkibar dalam pameran-pameran nasional maupun internasional.
Pameran Lukisan Cak Kandar “Spirit of Work”
Waktu: 29 April – 28 Mei 2010
Tempat: The Ritz-Carlton Jakarta, Lingkar Mega Kuningan Kav. E.1.1. No. 11, Jakarta
Rangkaian Pementasan Drama Teater Ruang Surakarta
Waktu: 15 dan 29 Mei
Tempat: Teater Ruang, Tanggul Dawung Wetan RT 03/XV, Surakarta, Jawa Tengah