Tiga Perempuan Rumah Gadang

Reporter

Editor

Jumat, 16 April 2010 14:50 WIB

Teater Sakata Padang. Tempo/Novi Kartika
TEMPO Interaktif, Jakarta - Tiga perempuan dalam satu rumah gadang. Bukan orang lain, namun perempuan-perempuan bertalian darah. Mereka semua berbeda prinsip dalam menyikapi kehidupan.

Marlena (diperankan oleh Fani Dilasari), seorang pedendang dari ranah Minang. Ia cenderung memiliki pandangan negatif terhadap sosok laki-laki. Perempuan sepuh itu memiliki Sari (Kristian Padmasari), anak semata wayangnya yang cantik. Sari memiliki pandangan yang sangat modern karena ia perantau dan telah mengenyam pendidikan modern.

Di rumah gadang itulah semua masalah dan identitas yang dulu tersimpan rapi kemudian terkuak. Begitulah alur yang tersampaikan pada pementasan Teater Sakata Padang berjudul 3 Perempuan di Goethe Haus, Menteng, Jakarta, Kamis malam kemarin. Pertunjukan ini adalah rangkaian Festival April Raising Women's Voices yang diselenggarakan oleh Institut Ungu, Jakarta.

Advertising
Advertising

Pagi itu, setelah membereskan makan pagi emaknya, Sari bermaksud menyampaikan keinginan bahagianya bahwa sebentar lagi ia akan dipinang oleh seorang dokter bernama Hendra Pratama. Marlena sangat gembira mendengar maksud putrinya itu. Namun ia mendadak menjadi gusar dan berakhir murka lantaran Sari menanyakan siapa bapak kandungnya.

“Hanya untuk mencari restu,” begitu kata Sari memohon dan meyakinkan emaknya agar tak berlaku marah semacam itu. Ipah, adik Marlena (Tya Setiawati) yang merawat Sari, menengahi semua pertengkaran itu. Ipah adalah sosok yang menjaga kodrat keperempuanannya. Ia menetapkan pilihannya mengabdi kepada suami meski tak bisa memberikan keturunan.

Pada akhirnya, semua menjadi jelas. Sari adalah anak hasil perselingkuhan Marlena dengan suami Ipah. Betapa Ipah sangat terguncang dengan kabar berita semacam itu. Marlena memang selalu berganti-ganti pasangan dan melakukan kawin siri. Tapi ia tak menduga bahwa kakaknya sendiri menikamnya dari belakang.

Begitu penyesalan datang, semuanya sudah terlanjur menjadi bubur. Marlena nekat memutuskan kembali menjadi pedendang meski usianya telah uzur yang membuatnya tak selaris seperti ketika belia dulu.

Dialog diutarakan dalam bahasa Minang dan Indonesia. "Saya memilih bahasa Minang agar kesan kehidupan rumah gadang tertangkap," ujar Tya, pemain yang merangkap menjadi sutradara usai pentas. Meski begitu, bahasa Minang tersebut mengalami pengulangan dalam bahasa Indonesia oleh pemain lain dalam dialog, sehingga penonton masih bisa mengikuti maksud dan jalan ceritanya.

Sebelum pementasan teater ini, pertunjukan malam itu didahului dengan monolog Makkunrai oleh Luna Vidya. Ia memerankan sebuah cerita yang ditulis oleh Lily Yulianti Farid.

Makkunrai bercerita tentang seorang perempuan dalam konteks Bugis yang berusaha menyadarkan keluarganya tentang kenyataan yang mencekik neneknya. Ia menggugat keberadaan kakeknya yang berlaku sangat otoriter terhadap keluarga besarnya.

Makkunrai berontak. Puncaknya adalah ketika ia menolak dikawinkan dengan lelaki yang dipilihkan oleh kakeknya itu. Kemudian Makkunrai memilih pergi meninggalkan keluarga besarnya.

ISMI WAHID

Berita terkait

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

1 hari lalu

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

Agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun ini melibatkan siswa-siswi SMA, mulai dari persiapan, pemain, penulisan cerita, kostum, hingga tata cahaya

Baca Selengkapnya

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal

Baca Selengkapnya

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.

Baca Selengkapnya

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.

Baca Selengkapnya

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya