Tempo Interaktif, Jakarta-Musisi Australia Ganga Giri tampil bersama dengan dengan musisi gamelan Bali sekaligus komposer kontemporer I Nyoman Windha dalam perhelatan Bali Spirit Festival yang digelar di Ubud, Bali, Sabtu (3/ 4) lalu. Kolaborasi tersebut bertujuan untuk menciptakan musik yang merupakan gabungan dari musik dansa berbasis alat musik penduduk asli Australia Didgeridoo dengan berbagai bentuk gamelan dan instrumen Bali, termasuk jegog dan slonding.
Sejumlah musisi Australia turut mendukung pertunjukan tersebut, seperti pemain perkusi Reiners Yeshe, pemain drum Dan Pearson, pemain didgeridoo dan penari Gumaroy, penyanyi pribumi Wakka Wakka Nations Gumilaroi, dan penyanyi reggae Jornick Joe Lick yang berasal dari Guyana, Prancis. Tak hanya tampil di atas pentas, Ganga Giri yang datang ke Bali disponsori Lembaga Australia-Indonesia itu juga mengadakan lokakarya tentang cara memainkan alat musik.
Pertunjukan Ganga Giri merupakan sebuah perayaan multikultural. Penonton diajak menikmati kombinasi alat musik kuno dengan produski modern. Ganga yang juga pernah tampil di Jepang, Jerman, Austria, Swis, Belanda, dan Selandia Baru itu mencampurkan bunyi-bunyian perkusi didgeridoo yang kaya hentakan tradisional dengan suara bass yang funky. Hasilnya, sebuah pengalaman tarian suku asli yang unik.