Dua Monolog Rasa Melayu

Reporter

Editor

Minggu, 4 April 2010 20:51 WIB

TEMPO Interaktif, Bandung - Sebuah kelompok teater asal Malaysia, Karyawan Negeri Sembilan, tampil di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung, Jawa Barat, pada Ahad sore tadi. Mereka membawakan dua monolog yang seluruhnya dimainkan perempuan. Warna Melayu mereka padukan dengan nyanyian, pantomim, tarian India, juga dialog dengan penonton.

Tisna Zarina Zainal Abidin membuka pentas dengan lakon berjudul Dari Delhi ke Syononto. Berpakaian perempuan India, monolog yang diawali dengan bahasa Inggris itu ikut diselingi tarian dan musik India. Cerita rekaan sutradara Roslee Mansor tersebut berkisah tentang seorang perempuan India bernama Dewi, yang terdampar di negeri orang.

Berangkat bersama kedua orang tuanya dari India, mereka ingin ke Syononto atau Singapura. Di tengah laut, kapal mereka karam. Hanya Dewi yang selamat, lalu dibawa seorang nelayan Semenanjung Melayu dari bibir pantai.

Sebagai anak angkat nelayan, tugas Dewi hanyalah mengurus hasil melaut. Tiap teringat kedua orang tuanya, yang dipanggil Ama dan Apa, ia berlatih menari setelah bekerja. Dewi pun menjadi penari dan akhirnya memilih pulang ke tanah kelahirannya.

Pertunjukan sekitar 20 menit itu sangat miskin properti. Hanya memakai kapal kertas dan suara latar seperti ombak. Lakon baru Rooslee itu pun mengalir datar, tanpa hentakan apalagi kejutan.

Lakon kedua tampil lebih menarik. Berjudul Wad (kamar) 301, Zamzuriah Zahari memerankan 3 karakter bergantian. Di awal pertunjukan, ia adalah seorang perempuan berkerudung yang berceloteh sambil duduk di atas kursi. Seperti sedang berceramah, dia mempersoalkan anak-anak muda zaman sekarang yang tak taat aturan. Masalah kemudian merembet ke soal agama.

Advertising
Advertising

Beralih ke babak kedua, Zamzuriah menjadi seorang nenek bungkuk bertongkat kayu. Dengan wajah bertopeng, ia menyempatkan turun panggung dan menyambangi deretan kursi bagian depan Gedung Kesenian Sunan Ambu. Dengan bahasa Melayu, ia berusaha menjalin komunikasi dengan penonton.

Tapi rekan-rekan kelompok teaternya saja yang menyahuti. Penonton lain yang kebanyakan mahasiswa dan pelajar SMK Seni di Bandung memilih diam. Mereka mungkin bingung karena monolog malah mengajak berdialog.

Setelah itu, ia menjadi seorang penari. Di babak ini, identitas perempuan tak bernama itu mulai terkuak. Berulang-ulang ia menegaskan bukan pembunuh kedua orang tuanya. "Ayah tertusuk pisau sendiri. Ibu minum racun," katanya.

Dalam lawatannya ke Indonesia, kelompok teater yang sering membawakan lakon realisme itu singgah di Bandung. Membawa 13 orang anggotanya, kelompok juara Festival Teater Malaysia pada 1991, 1992, dan 1993 itu batal pentas di Surabaya, Jawa Timur, karena mahalnya izin pertunjukan. Selanjutnya, kata Roslee, mereka akan bertandang ke Bali -- mempelajari kebudayaan setempat.

@

Anwar Siswadi

Berita terkait

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

2 hari lalu

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

Agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun ini melibatkan siswa-siswi SMA, mulai dari persiapan, pemain, penulisan cerita, kostum, hingga tata cahaya

Baca Selengkapnya

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal

Baca Selengkapnya

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.

Baca Selengkapnya

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.

Baca Selengkapnya

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya