Peluncuran Film Dokumenter Artidjo Alkostar, Judul Diambil dari Riset tentang Gelandangan

Sabtu, 15 Juni 2024 17:17 WIB

Sutradara film dokumenter Artidjo, Puguh Windrawan menjelang pemutaran perdana film tersebut di Ruang Auditorium Fakultas Hukum UII di Kampus Terpadu UII di Jalan Kaliurang Km.14,5, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat, 14 Juni 2024 sore. TEMPO/Pito Agustin Rudiana.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Film dokumenter tentang Hakim Agung Artidjo Alkostar berjudul Alkostar: Insan Kesepian dalam Keramaian diluncurkan perdana di Gedung Auditorium Lantai 4 Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII), Jumat, 14 Juni 2024. Film tersebut merupakan visualisasi dari buku biografi Artidjo berjudul Artidjo, Sebuah Biografi yang ditulis Puguh Windrawan, sekaligus menjadi sutradara dan penulis naskah film tersebut.

“Dan judul film dokumenter ini diambil dari buku yang ditulis Pak Artidjo,” kata Puguh dalam konferensi pers menjelang pemutaran film tersebut.

Puguh mengisahkan, saat Artidjo menjadi dosen Fakultas Hukum UII pernah melakukan riset gelandangan di Ujung Pandang (sekarang disebut Makassar). Penelitian sosial itu dilakukan selama 8-9 bulan. Bahkan salah satu cara Artidjo menyelami kehidupan gelandangan adalah tidur bersama gelandangan itu.

Penelitian Artidjo Alkostar Jadi Inspirasi Judul Film Dokumenter

Salah satu yang menarik menurut Puguh, bahwa istilah “gelandangan” pada 1980-an itu belumlah popular. Buku hasil riset Artidjo yang diberi judul Insan Kesepian dalam Keramaian dan diterbitkan LP3ES itu turut mempopulerkan istilah “gelandangan” yang digunakan sampai sekarang.

“Judul bukunya menarik dan puitis, sesuai karakternya (Artidjo) yang melankolis dan puitis,” ucap Puguh yang juga dosen Hukum di beberapa kampus.

Advertising
Advertising

Film berdurasi sekitar 50 menit itu mengisahkan secara singkat kehidupan Artidjo masa kecil hingga meninggal pada 2021. Mulai menjadi dosen sejak 1976, pengacara di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, lalu menjadi Hakim MA (2000-2018) dan berakhir sebagai Dewan Pengawas KPK hingga meninggal pada 2021. Film ini juga menyoal pemikiran, ideologi, serta kasus-kasus yang ditangani sekaligus membentuk karakternya.

Saat menjadi pengacara, Artidjo pernah menangani kasus penembak misterius (petrus) pada 1983-1985. Ketika menjadi Hakim MA, Artidjo langsung ditempatkan di Kamar Pidana dan menangani kasus-kasus kakap, seperti korupsi Bank Bali Rp546 miliar oleh Djoko Tjandra, juga kasus korupsi yayasan dengan Presiden Soeharto sebagai terdakwa.

Dekan Fakultas Hukum UII Prof. Budi Agus Riswandi menyimpan pengalaman unik saat menjadi mahasiswa Artidjo. Ketika mengajar mata kuliah Etika Profesi, Artidjo menyampaikan dengan menggunakan film. Padahal masa itu, dosen mengajar dengan menggunakan media film masih jarang.

“Beliau mengajak untuk membedah bagaimana penegak hukum itu seharusnya. Terutama mengajar profesionalisme dan integritas,” kata Budi yang menjadi mahasiswa Angkatan 1994.

Hal Menarik di Film Alkostar

Dalam film Alkostar: Insan Kesepian dalam Keramaian yang ditonton Tempo, juga dikisahkan Artidjo suka menonton film-film India di bioskop. Bukan hanya soal romantismenya, tetapi juga karena ada karakter penegakan hukum yang acapkali dimunculkan dalam film-film itu.

Budi pun berencana membuat studio film di kampus FH UII. Selain mengaplikasikan gaya mengajar Artidjo, juga menjadi metode yang dinilai memudahkan mahasiswa untuk menyerap pengetahuan dengan baik.

“Mahasiswa sekarang kalau membaca nggak masuk, kalau dikasih film akan melekat di pikirannya. Biar jadi juris yang profesional dan berintegritas,” kata Budi.

Tak banyak penampakan visualisasi Artidjo dalam film itu, karena film dibuat setelah Artidjo meninggal. Sebagai pengganti menggunakan visualisasi foto dari dokumentasi pribadi Artidjo maupun keluarga. Puguh juga menghadirkan fragmen wayang, seperti kisah masa kecil dan sepak terjangnya di meja hijau.

Selain itu juga menghadirkan suara asli Artidjo yang merupakan hasil wawancara Puguh dalam proses penyusunan buku biografi dulu. Serta sejumlah narasumber lain, seperti mantan Menkopohukam Mahfud MD, mantan Pimpinan KPK Busyro Muqoddas, mantan Ketua Komisi Yudisial Suparman Marzuki.

Sementara dalam penggarapannya, film tersebut melibatkan dosen dan mahasiswa ISI, khususnya dalam visualiasi gambar dan suara. Sedangkan dalam pengambilan gambar dan editing dilakukan oleh Komunitas Jejak Imaji Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Sedangkan pendanaan ditopang dari Yayasan Badan Wakaf UII sebesar Rp 90 juta.

“Secara pribadi, saya berharap film ini bisa diunggah lewat YouTube dan didiskusikan seperti film Dirty Vote. Sebab Pak Artidjo adalah milik publik, bukan pribadi atau FH UII saja,” kata Puguh yang mantan jurnalis Gatra itu.

Pilihan Editor: 6 Rekomendasi Film Dokumenter Netflix, Salah Satunya Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso

Berita terkait

Cerita Mahfud Md Pernah Tangani Kasus Pemalsuan Akta Notaris yang Dibekingi Pejabat

13 jam lalu

Cerita Mahfud Md Pernah Tangani Kasus Pemalsuan Akta Notaris yang Dibekingi Pejabat

Menurut Mahfud Md, akta notaris yang dipalsukan itu berhasil mendapatkan tempat di pengadilan dan dinyatakan sah secara hukum.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Bilang Masih Ada Harapan untuk Perlindungan HAM di Indonesia

13 jam lalu

Mahfud Md Bilang Masih Ada Harapan untuk Perlindungan HAM di Indonesia

Kata Mahfud Md, angka pembela HAM yang dilindungi oleh negara memang tidak sebanding dengan jumlah kriminalisasi yang mereka rasakan di lapangan.

Baca Selengkapnya

Kaukus Perempuan Pembela HAM Soroti Kebijakan Lemah bagi Aktivis HAM

18 jam lalu

Kaukus Perempuan Pembela HAM Soroti Kebijakan Lemah bagi Aktivis HAM

Mahfud MD mengatakan, pembentukan Undang-Undang Perlindungan terhadap Pembela HAM perlu segera dimasukkan di dalam prolegnas.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Sebut Ada Bekingan dari Atas untuk Kasus Kriminalisasi Pembela HAM

20 jam lalu

Mahfud Md Sebut Ada Bekingan dari Atas untuk Kasus Kriminalisasi Pembela HAM

Secara umum, kata Mahfud Md, pelanggaran HAM terjadi jika ada sebuah kepentingan yang diganggu.

Baca Selengkapnya

Kata Mahfud soal TAP MPR Hapus Nama Soeharto Ihwal KKN: Mungkin Dinyatakan Selesai

22 jam lalu

Kata Mahfud soal TAP MPR Hapus Nama Soeharto Ihwal KKN: Mungkin Dinyatakan Selesai

Mahfud menduga keputusan MPR terkait TAP yang memuat nama Soeharto ini, ditengarai karena kasus-kasus yang menyeret presiden kedua itu sudah dinyatakan selesai.

Baca Selengkapnya

Kata Mahfud Md soal Pencabutan TAP MPR Pemberhentian Gus Dur sebagai Presiden

1 hari lalu

Kata Mahfud Md soal Pencabutan TAP MPR Pemberhentian Gus Dur sebagai Presiden

Mahfud Md., menilai langkah pencabutan TAP MPR Gus Dur bagus jika dipandang dari sudut pandang lain.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bilang IKN Proyek Rakyat, Mahfud Md: Nasibnya Juga Bisa Ditentukan Rakyat

1 hari lalu

Jokowi Bilang IKN Proyek Rakyat, Mahfud Md: Nasibnya Juga Bisa Ditentukan Rakyat

MAhfud Md., mengatakan jika IKN disebut kehendak rakyat, maka rakyat juga yang bisa memutuskan nasibnya.

Baca Selengkapnya

Oasis Disebut Akan Garap Dokumenter Menuju Konser Reuni 2025

3 hari lalu

Oasis Disebut Akan Garap Dokumenter Menuju Konser Reuni 2025

Menjelang konser reuninya pada 2025, grup band Oasis disebut akan memproduksi film dokumenter.

Baca Selengkapnya

Respons Pihak Megawati dan Mahfud MD Terhadap Istana yang Sindir Soal Naik Jet Pribadi

4 hari lalu

Respons Pihak Megawati dan Mahfud MD Terhadap Istana yang Sindir Soal Naik Jet Pribadi

Mahfud MD mengatakan naik jet pribadi merupakan undangan dari mantan Wapres Jusuf Kalla.

Baca Selengkapnya

5 Festival Film Terbesar yang Populer di Dunia

6 hari lalu

5 Festival Film Terbesar yang Populer di Dunia

Festival film ini memberikan kesempatan bagi sineas dari berbagai belahan dunia untuk memperkenalkan karya-karya mereka.

Baca Selengkapnya