TEMPO.CO, Yogyakarta - Keluarga sastrawan Joko Pinurbo alias Jokpin tampak begitu terpukul atas berpulangnya sang penyair pada usia 61 tahun, Sabtu pagi 27 April 2024 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

Wafatnya Joko Pinurbo meninggalkan istri Nurnaeni Amperawati Firmina dan dua anak Paskasius Wahyu Wibisono, Maria Azalea Anggraeni, serta Alexander Gilang Samudra Rajasa (menantu) dan dua cucu.

Istri Joko Pinurbo, Nurnaeni tampak beberapa kali terisak saat pelayat mulai berdatangan ke tempat persemayaman umum Perkumpulan Urusan Kematian Yogyakarta atau PUKJ Yogyakarta.

Suasana persemayaman penyair Joko Pinurbo di PUKJ Yogyakarta Sabtu, 27 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono

Nuraeni masih belum bisa berbicara panjang lebar tentang wafatnya sang penyair peraih Achmad Bakrie Awards 2023 itu. Seperti saat ditanya seputar kondisi terakhir Joko Pinurbo sebelum wafat.

"Saya masih nge-blank, (Joko Pinurbo) mulai masuk rumah sakit Hari Kamis (25 April 2024)," kata Nuraeni ditemui Tempo di sela persemayaman Jokpin.

Saat itu, keluhan Jokpin masih sama seperti sebelumnya. " (Sakit paru-paru?), ya pokoknya sesak nafas," kata Nuraeni.

Masih terpukul, Nuraeni enggan berbicara panjang lebar ihwal suaminya. Untuk mengenang penyair itu, Nuraeni mengisyaratkan terlalu banyak hal yang diungkapkan.

"Jangan ditanya berat-berat dulu, saya tidak bisa. Tapi saya mengenalnya paling tidak sebagai pribadi yang sederhana, tidak suka neko-neko (macam-macam)," ujar Nuraeni.

Suasana persemayaman penyair Joko Pinurbo di PUKJ Yogyakarta Sabtu, 27 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono

Saat ditanya apakah Joko Pinurbo sempat menitipkan pesan sebelum wafat kepada keluarga, Nuraeni menunduk menahan tangis. "Maaf, saya belum bisa. Belum siap saya, mohon maaf untuk hal-hal seperti itu saya belum siap," kata dia.

Joko Pinurbo rencananya akan dimakamkan pada Minggu 28 April di Pemakaman Demangan Wedomartani Ngemplak, Sleman, pukul 10.00 WIB. Pada Sabtu sore ini akan digelar misa pemberkatan dan pada Minggu pagi misa requiem untuk sastrawan itu sebelum dimakamkan.

Pilihan editor: Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Sang Anak Ungkap Keluhan di Paru-paru