Pasang Surut Reog Ponorogo, Pernah Kena Imbas Politik dan Diakui Malaysia

Reporter

Tempo.co

Minggu, 5 September 2021 15:45 WIB

Seniman menampilkan tari Reog Ponorogo saat warga berebut ketupat dalam Festival 1.001 Ketupat di Desa Kalimalang, Ponorogo, Jawa Timur, Senin, 10 Juni 2019. ANTARA/Fikri Yusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Reog Ponorogo merupakan salah satu kesenian Indonesia yang masih lestari. Namun siapa sangka, dalam perkembangannya, reog Ponorogo sempat mengalami pasang surut akibat imbas politik.

Melansir jurnal Verleden yang ditulis Sururil Mukarromah dan Shinta Devi I.S.R, Reog Ponorogo sempat berkembang dengan tidak baik pada masa pemerintahan Kolonial Belanda. Hal ini lantaran reog dianggap sebagai kesenian yang akan membawa pengaruh merugikan bagi penjajah.

Kebijakan yang dibuat pemerintah kolonial membuat perkumpulan reog di desa-desa menjadi tidak terorganisir. Akibatnya, terjadi persaingan antar kelompok yang menimbulkan korban.

Pada masa penjajahan Jepang, Reog Ponorogo bahkan hilang. Seniman-senimannya tidak menampakkan diri karena pementasan reog dilarang dan ditakutkan berfungsi untuk memobilisasi massa.

Perkumpulan reog baru bisa tumbuh lagi setelah Indonesia merdeka. Pementasannya mulai dilakukan kembali pada 1950. Sayangnya, kala itu reog banyak dimanfaatkan untuk kepentingan politik.

Advertising
Advertising

Pada masa kejayaan partai politik pada 1950 hingga 1959, banyak partai yang memanfaatkan kesenian ini untuk menarik massa pendukung. Meskipun terdapat kesenian lain di Ponorogo seperti odrot dan samroh, reog adalah kesenian yang paling banyak menarik perhatian.

Partai yang menggunakan reog dalam kampanye politik antara lain PKI, NU, dan PNI. Setelah dilakukan pemilu, partai-partai tersebut akhirnya memperoleh suara terbanyak.

Pasca meletusnya peristiwa G-30 S, PKI dinyatakan sebagai partai terlarang. Peristiwa tersebut menyebabkan terbunuhnya banyak anggota perkumpulan Barisan Reog Ponorogo (BRP) milik PKI.

Pembantaian besar-besaran terhadap perkumpulan reog terjadi di Desa Somoroto. Selama tiga tahun berikutnya, warga enggan memainkan reog karena takut dikira simpatisan PKI.

Reog baru berani menampakan diri pada 1969, ditandai dengan pertunjukan kesenian ini dalam acara penutupan PON VII di Surabaya. Pada 1977, terjadi pembentukan organisasi INTI (Insan Taqwa Illahi) untuk mempersatukan unit-unit reog yang ada di semua wilayah Ponorogo.

INTI tidak masuk dalam partai politik dan tidak memihak siapapun. Setelah berbagai upaya pembinaan, reog berhasil mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.

Reog Ponorogo pun sempat ramai diberitakan diakui sebagai kesenian Malaysia pada kisaran 2007.

Mengingat dampak organisasi politik terhadap reog, pemerintah Ponorogo mengeluarkan peraturan yang melarang kepemilikan organisasi reog oleh partai politik. Kini, reog Ponorogo telah menjadi kesenian nasional yang sering dipakai sebagai sarana mempromosikan pariwisata Indonesia.

SITI NUR RAHMAWATI

Baca: Banyak Versi Reog Ponorogo Salah Satunya Sindiran Raja yang Dikendalikan Istri

Berita terkait

Belasan Pekerja Migran Non-Prosedural Ditemukan di Pulau Kosong Batam, Sempat Kabur ke Hutan

6 jam lalu

Belasan Pekerja Migran Non-Prosedural Ditemukan di Pulau Kosong Batam, Sempat Kabur ke Hutan

Ada indikasi tekong dan agen pengurus sengaja menelantarkan para pekerja migran non-prosedural itu di Tanjung Acang, Batam untuk menghindari petugas.

Baca Selengkapnya

Malaysia Berupaya Pulangkan Enam Anggota Tim Medis dari Rafah

8 jam lalu

Malaysia Berupaya Pulangkan Enam Anggota Tim Medis dari Rafah

Pemerintah Malaysia berupaya memulangkan enam anggota tim medisnya yang berada di Rafah, Gaza, sejak 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Terima Indonesia Dihina Miskin, Ayah Ojak Cek-cok dengan Jemaah Haji Malaysia

11 jam lalu

Tak Terima Indonesia Dihina Miskin, Ayah Ojak Cek-cok dengan Jemaah Haji Malaysia

Ayah Ojak tengah viral, karena terlibat cek-cok dengan seorang jamaah Haji asal Malaysia, saat Indonesia dihina sebagai negara miskin

Baca Selengkapnya

Membandingkan Bea Masuk Barang Bawaan dari Luar Negeri di Indonesia dengan Negara Tetangga

1 hari lalu

Membandingkan Bea Masuk Barang Bawaan dari Luar Negeri di Indonesia dengan Negara Tetangga

Besaran bea masuk barang bawaan dari luar negeri di Indonesia sering mendapat kritik, bagaimana dengan di negara tetangga?

Baca Selengkapnya

Setelah Disalip Malaysia, Luhut Sebut Elon Musk Pertimbangkan Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik

1 hari lalu

Setelah Disalip Malaysia, Luhut Sebut Elon Musk Pertimbangkan Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik

Luhut mengatakan Elon Musk akan mempertimbangkan tawaran pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Tanah Air setelah CEO bertemu Jokowi.

Baca Selengkapnya

Rekap Hasil Thailand Open 2024: Tuan Rumah Juara Umum dengan 2 Gelar, Wakil Indonesia Jadi Runner-up

2 hari lalu

Rekap Hasil Thailand Open 2024: Tuan Rumah Juara Umum dengan 2 Gelar, Wakil Indonesia Jadi Runner-up

Tuan rumah jadi juara umum dengan dua gelar di Thailand Open 2024, tiga gelar lainnya diraih Cina, India, dan Malaysia.

Baca Selengkapnya

Rujak Uleg Surabaya yang Tak Sekedar Festival

2 hari lalu

Rujak Uleg Surabaya yang Tak Sekedar Festival

Pemerintah Kota Surabaya menggelar Festival Rujak Uleg 2024 di Balai Kota, Ahad pagi, 19 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Sengkarut Penggusuran Warga Stren Kali di Rusunawa Gunungsari

3 hari lalu

Sengkarut Penggusuran Warga Stren Kali di Rusunawa Gunungsari

Baru-baru ini Warga Stren Kali yang mendiami Rusunawa Gunungsari, Surabaya, mengalami penggusuran

Baca Selengkapnya

Nimas Sabella 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi, Komnas Perempuan: Termasuk KGBO

3 hari lalu

Nimas Sabella 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi, Komnas Perempuan: Termasuk KGBO

Nimas Sabella, wanita asal Surabaya, selama 10 tahun diteror pria yang terobsesi dengannya. Kisahnya viral di media sosial

Baca Selengkapnya

Kisah Nimas 10 Tahun Diganggu dan Dikirimi Foto Cabul Pria yang Terobsesi Dengannya

3 hari lalu

Kisah Nimas 10 Tahun Diganggu dan Dikirimi Foto Cabul Pria yang Terobsesi Dengannya

Kisah Nimas Sabella sepuluh tahun diganggu pria viral di media sosial. Polda Jawa Timur pun bergerak

Baca Selengkapnya