Kak Seto 70 Tahun: Indonesia Harus Punya Satgas Perlindungan Anak di Tingkat RT

Sabtu, 28 Agustus 2021 07:55 WIB

Pemerhati anak, Seto Mulyadi mendongeng didepan anak-anak dikawasan bantaran rel Tanabang, Jakarta, (20/5). Menyambuy Harkitnas, kak Seto menghampiri anak-anak dengan berdongeng serta sulap. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Kak Seto, viral. Pria bernama Dr Seto Mulyadi S.Psi., M.Si., itu tampak berlari di halaman rumahnya. Rautnya riang. Ia kemudian memanjat dinding atap rumah, mengandalkan kekuatan tangannya mengangkat tubuhnya naik ke atap rumah. Gerakannya lincah. Bagai ahli parkour, lelaki tiga cucu kelahiran Klaten 28 Agustus 1951, itu berlari hingga memanjat sampai atap rumah. Video itu sempat mencuri banyak perhatian warganet yang mengagumi lelaki 70 tahun ini bisa sangat lincah dan energetik.

“Dari dulu saya memang tidak bisa diam,” katanya, sembari tertawa. Di waktu senggangnya, Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) ini, masih menyempatkan menulis dan mencipta lagu, olahraga pun tak pernah ia abaikan, selalu jogging, push up, berenang, senam, bahkan salto. Pantaslah ia awet muda. Kesehatan tubuhnya ia jaga begitu rupa.

Kak Seto, sudah 51 tahun berkecimpung sebagai praktisi dan pemerhati masalah anak-anak. Keprihatinannya tak pernah surut memperjuangan hak anak di negeri ini. Ia menyoroti masih tinggi kekerasan kepada anak, berdasarkan tahun lalu.

Ia masih merasa prihatin belum cukupnya tontonan yang layak untuk anak-anak. “Ya karena kesadaran akan pentingnya tontonan yang juga merupakan tuntunan agak melemah, terlalu mengandalkan materi dari luar (negeri-Red),” katanya kepada Tempo.co.

“Padahal dalam misi pendidikan kita ada unsur nasionalisme sehingga dalam hal ini tentu diharapkan unsur nasionalisme juga bisa menampilkan tontonan dan tuntunan itu yang digali dari budaya bangsa sendiri dan dari tradisi berbagai daerah, itu yang banyak dilupakan,” kata penggagas boneka Si Komo ini. Belum lagi karena perkembangan teknologi Internet yang begitu cepat masuk ke bilik-bilk rumah.

“Pertumbuhan teknologi dan Internet sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak, karena ini merupakan suatu perkembangan global yang menyentuh sampai daerah yang cukup jauh, Anak-anak dikepung teknologi Internet, bahkan dijadikan cara belajar,” kata Kak Seto.

Advertising
Advertising

Kewaspadaan dan kebijakan orang tua menghadapi perkembangan teknologi harus terus ditingkatkan, menurutnya. “Kalau kita tidak waspada, memang anak-anak akan terpengaruh dengan situs yang tidak layak untuk anak, tidak ramah untuk anak, hanya mengandung unsur kekerasan, pornografi, radikalsime dan sebagainya. Mohon tetap diwaspadai dengan mempererat komunikasi dalam keluarga antara orang tua dan anak, juga komunikasi antara guru dan murid pada saat nanti anak bersekolah kembal,” kata Kak Seto.

Dan, di usia 70 tahun ini, kak Seto ingin Indonesia memiliki Satgas perlindungan Anak, melihat tingkat kekerasan kepada anak terus meningkat. “Keinginan saya adalah merealisasikan adanya satgas perlindungan anak atau seksi perlindungan anak di setiap RT yang disingkat SPARTA,” katanya, menegaskan.

Semua gagasan itu sejak Kak Seto memimpin lembaga perlindungan anak Indonesia (LPAI) tahun 1998 lalu, 23 tahun lalu, yang sempat berganti nama menjadi Komnas Perlindungan Anak. “Saya mengharapkan agar satgas perlindungan anak ini bisa terwujud, berada di tempat terdekat dan yang paling dekat yaitu di lembaga RT, RW, atau lembaga desa,” katanya.

Baca: Kak Seto Inginkan Satgas Perlindungan Anak Sampai Tingkat RT

Berita terkait

Layanan Internet Starlink Sudah Bisa Dipesan, Biaya Langganan Rp750 Ribu per Bulan

2 jam lalu

Layanan Internet Starlink Sudah Bisa Dipesan, Biaya Langganan Rp750 Ribu per Bulan

Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dan layanan internet milik Elon Musk, Starlink mulai menawarkan layanannya untuk masyarakat di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

1 hari lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

1 hari lalu

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

Kominfo akhirnya mengizinkan masuknya layanan Starlink ke Indonesia. Bukan untuk kota besar, Starlink didorong masuk ke wilayah terisolir.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

2 hari lalu

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

2 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

2 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Paket Internet Termurah, Indonesia Nomor Berapa?

3 hari lalu

10 Negara dengan Paket Internet Termurah, Indonesia Nomor Berapa?

Berikut ini deretan negara dengan tarif internet termurah per satu gigabyte, di antaranya Israel dan India yang unggul dengan teknologinya.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

3 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

3 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

3 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya