TEMPO.CO, Jakarta - Sastrawan Radhar Panca Dahana pernah bercerita dia dibonceng sepeda motor oleh istrinya dengan terikat kain. Ya, seperti anak kecil yang membonceng sepeda motor dengan badan terikat selendang.

Radhar mengatakan, setelah kecelakaan mobil yang dialaminya pada tahun 1990-an, ke mana-mana Radhar membonceng sepeda motor yang dikendarai istrinya, Evi Aprianti. Mobilnya rusak akibat kecelakaan tersebut.

Lantaran sering mengantuk, Evi khawatir suaminya terjatuh. Untuk menghindari kejadian itu, Evi pun mengikat badan suaminya dengan semacam selendang ke badannya. "Ya, kayak anak kecil itu, biar enggak jatuh saat naik sepeda motor," ujar Radhar seperti dikutip dari laporan Koran Tempo edisi 3se0 November 2012.

Jenazah seniman, Radhar Panca Dahana saat disemayamkan di rumah duka, Kompleks Vila Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Foto: TEMPO| Istiqomatul Hayati

Ada hikmah dari pengalaman tersebut. Satu ketika, paru-paru Radhar terendam air dan harus cuci darah pada dinihari sekitar pukul 02.00. Istrinya langsung memboncengkannya dari rumah di Pamulang ke Bogor, yang berjarak lebih dari 40 kilometer.

Saat itu, hujan serasa ditumpahkan dari langit. Tanpa helm dan jas hujan, Evi melaju. "Kalau lagi bertengkar, ingat kejadian itu langsung rukun lagi," ujar Radhar sambil tertawa.

Radhar Panca Dahana meninggal pada Kamis malam, 22 April 2021 setelah menjalani cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Dia meninggalkan seorang istri dan tiga anak.

Baca juga:
Cara Radhar Panca Dahana Melembutkan Puisi yang Keras, Pakai Taktik