Merah Putih untuk Film Gue Cara Gue

Reporter

Editor

Sabtu, 8 November 2008 14:37 WIB

TEMPO Interaktif, BANDUNG:--Bendera merah putih harus dipasang di depan rumah keluarga Parjo. Jika tidak, anaknya akan diejek teman-temannya dan istrinya
ketakutan dicap komunis. Parjo kalut. Satu-satunya bendera telah koyak dan tak layak dikibarkan. Tayangan Soeharto sedang berpidato muncul di televisi Parjo akhirnya nekat. Besoknya, tepat di Hari Kemerdekaan, ia ditahan karena mencuri bendera.

Itu adalah kisah dalam film Merah Putih di Rumah Parjo hasil tim sineas dari Yogyakarta. Dari Bandung, film komedi satir berjudul Seratus Kata tak kalah menarik. Ceritanya tentang pembatasan bicara oleh pemerintah dimana masing-masing orang hanya boleh bicara 100 kata per hari. Menurut sutradara film itu, Yusuf Wijanarko, idenya mengambil dari sebuah puisi.

Selain itu, dua film dari program Film Gue Cara Gue itu dan empat film program Bikin Film Bareng Artis, ditayangkan tanpa henti saat acara LA Lights Indie Movie 2008 di Universitas Maranatha, Bandung, Rabu, pekan lalu. Masing-masing film berdurasi 10 menit atau total mencapai sekitar dua jam disertai talkshow. Diantaranya bersama artis yang kali ini menjadi produser, yaitu Indra Birowo dan Agus Ringgo.

Indra Birowo menggarap film Cahaya Gelap yang bergenre horor. Sementara film besutan Agus Ringgo berjudul Mengejar Untung sebagai penutup acara, walau belum selesai diproses namun cukup menghibur. Dua artis lain yang beralih menjadi sutradara film pendek itu adalah Wulan Guritno dan Olga Lydia.

Menurut program manajer acara itu dari Yayasan SET, Anastasia Rina, baru kali ini pihaknya mengajak artis profesional dan menjadikan mereka sebagai produser. Pegiat film indie dari berbagai daerah juga diberi kesempatan untuk magang menjadi pekerja film bersama mereka.

"Kalo tema tahun ini yang jelas soal anak muda, persahabatan, dan komunitas," katanya. Tema yang kuat dengan isu lokal dipilih lalu dikerjakan oleh masing-masing tim. Menurut Anastasia, panitia menilai kedelapan tema film yang diangkat itu menarik untuk dkerjakan.

Minat peserta tahun ini, menurut Anastasia cukup tinggi. Panitia harus menyaring 500-an pendaftar hingga susut menjadi 50 orang. Mereka kemudian dibekali workshop di beberapa tempat dengan berbagai tema soal pembuatan film. Setiap tim indie dibiayai Rp 20 juta untuk membuat film, sementara yang ditangani artis sebesar Rp 50 juta. Dana itu, kata Anastasia, harus pandai-pandai diatur. Lama pengambilan gambar misalnya jangan sampai empat hari.

Menurut seorang peserta, Yusuf Wijanarko, dirinya banyak mendapat ilmu dan teman dari pelatihan itu. Namun ia menilai, indie movie ini belum bisa membebaskan keinginan pembuat film untuk berkarya. Pemilihan tema, contohnya, harus didiskusikan alot dan lama dengan pengawasnya. Pendanaan dari pihak sponsor juga, kata mahasiswa Sastra Unpad itu, tidak sesuai dengan semangat indie.

Dari catatan panitia, sekitar 350 orang umumnya mahasiswa, menonton karya sineas-sineas muda yang selama ini gemar membuat film indie atau independen itu.

Anwar Siswadi

Berita terkait

Ingin Membuat Film? Kenali 5 Tahap Produksi Ini

5 Mei 2023

Ingin Membuat Film? Kenali 5 Tahap Produksi Ini

Pembuatan film memiliki 5 tahap, yakni pengembangan, pra-produksi, produksi, pasca-produksi, dan distribusi.

Baca Selengkapnya

3 Film Indie Terbaik Pilihan Forum Film Jawa Barat 2022

29 Desember 2022

3 Film Indie Terbaik Pilihan Forum Film Jawa Barat 2022

Penghargaan itu diberikan Forum Film Jawa Barat di ruang Auditorium Bandung Creative Hub pada Selasa, 27 Desember 2022.

Baca Selengkapnya

Minikino Film Week 4, Ada Pengenalan Teori Akting

7 Oktober 2018

Minikino Film Week 4, Ada Pengenalan Teori Akting

Sederet sineas Tanah Air dan mancanegara ikut meramaikan festival film pendek Minikino Film Week 4 di Denpasar, Bali.

Baca Selengkapnya

Mobil Bekas dan Malila Bakal Diputar di FMM 2018

28 Februari 2018

Mobil Bekas dan Malila Bakal Diputar di FMM 2018

Tujuh film Indie tampil di FMM 2018 ditemani musik dari Rental Video

Baca Selengkapnya

Pudarnya Paradigma Hollywood-sentris di Dunia Perfilman

29 November 2017

Pudarnya Paradigma Hollywood-sentris di Dunia Perfilman

Produser di beberapa negara mulai fokus menggarap film-film yang mengandung nilai-nilai lokal, tak lagi berkiblat pada Hollywood

Baca Selengkapnya

Warga Kota Besar Mulai Tertarik Nonton Film di Bioskop Alternatif

18 September 2017

Warga Kota Besar Mulai Tertarik Nonton Film di Bioskop Alternatif

Banyak penonton yang merasa film yang ditawarkan bioskop alternatif berbeda dengan bioskop jaringan.

Baca Selengkapnya

Dua Sekolah Ini Jadi Pemenang Kompetisi Kid Witness News  

7 Februari 2017

Dua Sekolah Ini Jadi Pemenang Kompetisi Kid Witness News  

Sebagai pemenang, dua sekolah ini akan mewakili Indonesia di Kid Witness News tingkat global.

Baca Selengkapnya

Menteri Rudiantara dan Muhadjir Nonton Film Lentera Maya

3 Februari 2017

Menteri Rudiantara dan Muhadjir Nonton Film Lentera Maya

Menteri Rudantara dan Muhadjir menggalakkan literasi digital.

Baca Selengkapnya

Erix Soekamti Luncurkan Film Perjalanan ke Indonesia Timur  

23 Januari 2017

Erix Soekamti Luncurkan Film Perjalanan ke Indonesia Timur  

Anggota band Endang Soekamti, Erix, membuat video dokumenter perjalanannya dengan kapal pinisi ke Indonesia timur.

Baca Selengkapnya

Rio Dewanto Luncurkan Film Dokumenter Konflik Agraria  

17 Januari 2017

Rio Dewanto Luncurkan Film Dokumenter Konflik Agraria  

Konflik agraria di Langkat menarik perhatian Rio Dewanto.

Baca Selengkapnya