Makna Ruang Publik Bagi Seniman Bandung di Masa Pandemi

Rabu, 10 Maret 2021 23:06 WIB

Performance art Agung Eko Sutrisno dalam video 10 menit garapan bersama Aura Arian berjudul A Brief History of Cicadas/ANWAR SISWADI

TEMPO.CO, Jakarta - Belasan seniman Bandung memaknai ruang publik di masa pandemi Covid-19 dengan memposisikan diri sebagai pejalan kaki. Alih-alih merayakan ruang publik, mereka menggugat kesadaran soal tempat di luar kamar isolasi mandiri. Hasil karyanya dipamerkan di galeri Orbital Dago, Bandung hingga 14 Maret 2021 dalam proyek berjudul Shifting Space.

Seorang lelaki berkostum pejuang muncul di daerah Cicadas, Bandung dengan cara tak lazim. Dekat sebuah pasar di pinggir jalan, tubuhnya tergeletak dengan posisi tengkurap sambil memejamkan mata. Pun di sebuah tempat parkir kendaraan dan jalan gang permukiman warga. Di sisi jalan lain, dia duduk terkulai sambil bersandar ke tiang-tiang besi.

Baca: Tak Bisa Pentas Saat Pandemi, Seniman Betawi di Condet Gelar Pertunjukan Virtual


Performance art oleh Agung Eko Sutrisno yang dirangkum dalam video berdurasi 10 menit itu digarap bersama rekannya, Aura Arian. Seniman dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung itu menampilkan karya berjudul A Brief History of Cicadas. Mereka menghadirkan ingatan sejarah suatu tempat yang pernah menjadi sasaran pemboman oleh penjajah saat perang kemerdekaan.

Pameran yang digelar sejak 26 Februari itu juga memajang karya foto Condro Priyoaji. Berjudul Polusi Warna, dia tertarik dengan fenomena warna yang terjadi di lingkungan keseharian. Fokus obyek fotonya yaitu beberapa papan iklan di beberapa lokasi. Ketertarikan akan fenomena warna ini muncul dari kebiasaannya melukis ketika kuliah.

Duet Widi Wardani dan Rainda Satrya menghadirkan karya interaktif di ruang publik. Mereka menghadirkan sebuah board game yaitu ludo. Karya yang dimainkan oleh beberapa orang di pinggir jalan itu berjudul Komunikasi Ludo.

Instalasi karya Delpi Suhariyanto berjudul Melihat Secara Terpisah/ANWAR SISWADI

Dengan konsep yang hampir mirip, kelompok guru berinteraksi dengan suara-suara di sekitarnya. Grup musik yang dibentuk kalangan pengajar itu membuat pertunjukan konser di jembatan penyeberangan kereta dekat Stasiun Bandung. Selain menangkap suara dari vokal serta instrumen musik yang dimainkan, microphone juga mereka arahkan ke kereta api yang melintas di bawah mereka.

Menurut Kelana Wisnu Sapta Nugraha dalam tulisan pengantar pameran itu, para seniman menjalani proses lokakarya singkat serta memakai metode flaneur yang dipopulerkan oleh Walter Benjamin untuk mendekati subjek. “Dengan memposisikan diri sebagai pejalan kaki, para seniman mendekati ruang dalam proses meditatif, aktif, atau pun interaktif,” katanya. Peserta lain yang ikut dalam pameran bersama ini yaitu Delpi Suhariyanto, Fefia Suh, dan Marten Bayuaji.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

5 Hotel Strategis Dekat Lokasi Konser Sheila On 7 di Bandung, Bisa Ditempuh Jalan Kaki

47 menit lalu

5 Hotel Strategis Dekat Lokasi Konser Sheila On 7 di Bandung, Bisa Ditempuh Jalan Kaki

Temukan lima hotel terdekat dari Stadion Siliwangi, Bandung, lokasi konser Sheila on 7. Mulai dari hotel bintang 4 hingga bintang 2, semua berjarak kurang dari satu kilometer dari stadion.

Baca Selengkapnya

The Papandayan Bandung Merayakan Ulang Tahun ke-34 dengan Penawaran Spesial

4 jam lalu

The Papandayan Bandung Merayakan Ulang Tahun ke-34 dengan Penawaran Spesial

Wujud apresiasi bagi para tamu dan masyarakat yang telah berbagi pengalaman berkesan dengan The Papandayan selama 34 tahun.

Baca Selengkapnya

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

7 jam lalu

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya

Korban Pembunuhan Mayat dalam Koper Telah Dimakamkan di Bandung

17 jam lalu

Korban Pembunuhan Mayat dalam Koper Telah Dimakamkan di Bandung

RM, 49 tahun, korban pembunuhan pada kasus mayat dalam koper telah dimakamkan di kampung halamannya di Bandung

Baca Selengkapnya

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

1 hari lalu

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

Pengunjung atau wisatawan di jalan legendaris di Kota Bandung itu hanya bisa berjalan kaki karena kendaraan dilarang melintas serta parkir.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

1 hari lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

1 hari lalu

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

Pelaku pembunuhan dan korban telah dua kali berhubungan intim. Permintaan korban untuk segera dinikahi membuat pelaku marah.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya