Eko Patrio Menyesalkan Keputusan KPU

Reporter

Editor

Sabtu, 18 Oktober 2008 22:02 WIB

Pelawak, Eko Patrio, Mampang, Jakarta, 03 Oktober 2006. [TEMPO/Ramdani]
TEMPO Interaktif, Jakarta :Hasil survei yang digelar oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang diumumkan Kamis (16/10) lalu, menyebut populartitas pelawak Eko Patrio ternyata mengungguli para politisi senior. Pemilik E-Komando Production ini, hanya kalah dengan Agung Laksono, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang juga politisi kawakan Partai Golkar.


Dan tak bisa dimungkiri, baik Eko maupun Agung, dikenal orang karena memang kerap tampil di media massa, baik cetak maupun elektronik. Nama keduanya pun sudah akrab di telinga masyarakat.


Hanya memang, kini ada kegundahan yang mengendap di hati suami artis cantik Viona Rosalina itu. Pasalnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengeluarkan maklumat, isinya melarang semua anggota calon legislator untuk menggunakan nama populer.


Padahal, hingga kini, masyarakat sudah kadung mengenal sosok yang bersama Akrie dan Parto melejit lewat 'Ngelaba' yang ditayangkan oleh sebuah stasiun televisi itu dengan nama Eko Patrio. Karena nama kelompok mereka adalah Patrio. Sementara, nama asli dari pria kelahiran Kurung Lor, Tanjung Anom, Nganjuk, Jawa Timur 30 Desember 1970 itu, adalah Eko Indro Purnomo.


Tak pelak Eko pun merasa kecewa dan menyayangkan tindakan Komisi Pemilihan itu, yang dinilainya mendadak dan kurang memberi ruang bagi calon legislator untuk menjalankan ketentuan yang ditetapkannya.


"Saya sangat menyayangkan keputusan seperti ini. Pada pemilu sebelumnya, 2004 kan nggak ada aturan ini. Apalagi, ini (aturan tersebut-red) ditetapkan mendadak. Kenapa KPU mengurusi urusan yang remeh temeh begini?," ujar Eko saat dihubungi, Minggu (18/10) malam.

Advertising
Advertising


Kengundahan Eko bisa dimaklumi. Pasalnya, Daftar Calon Sementara (DCS) calon legislator akhir bulan ini akan ditetapkan menjadi Daftar Calon Tetap (DCT). Dan yang membuat bapak tiga anak ini semakin gusar adalah, pada surat suara nanti juga tidak terdapat foto calon, tetapi hanya nama serta nomor calon.


"Disini bisa terjadi kekeliruan para pemilih. Bisa salah coblos, karena antara nama dan nomor kan hafal, foto pun tidak ada," papar pria yang semasa SMA sudah mendirikan kelompok lawak Seboel yang artinya 'Sekelompok Bocah Eling' itu.


Tak hanya itu, Eko pun mengaku dalam hati kecilnya memendam suudzon terhadap Komisi Pemilihan dengan aturan yang ditetapkannya itu. "Saya jadi penasaran, jangan-jangan peraturan ini ada motif politik. Nuansa politisnya kental sekali," akunya.


Kendati demikian, Eko menerima aturan yang telah ditetapkan komisi tersebut. Pasalnya, bagaimana pun aturan tentang pemilihan umum tetap berada di tangan komisi ini. "Saya hanya bisa menyayangkan saja. Dan kalau pun berharap, saya hanya berharap untuk kali ini (Pemilu 2009 -red) aturan itu masih berupa wacana. Mungkin untuk 2014 bisa, karena sosialisasinya cukup waktu," ungkap mantan Penyiar Radio Kejayaan tersebut.


Dan Eko pun tak mau tiggal diam dan pasrah saja menyikapi putusan itu. Waktu yang tersisa pun ia gunakan sebaik-baiknya. Selain melakukan 'sosialisasi' kepada masyarakat yang menjadi konstituennya, yaitu di Jombang, Nganjuk, Mojokerto, dan Madiun, jebolan Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jakarta ini juga mememanfaatkan kesempatan yang ada untuk memnperkenalkan nama aslinya. "Ya, ibaratnya aku sekarang laku berpacu dengan waktu," tuturnya.


Itu dilakukan, karena ayah dari Syawal Adrevi Putra Purnomo, Naila Ayu, dan Cannavaro Adrevi Putra Purnomo ini mengaku sangat serius untuk terjun ke ranah politik. "Aku benar-benar tulus untuk mengabdikan diri ke bidang politik," tandasnya.


Lantas apa sebenarnya motif anak dari pasangan Sumarsono Mulyo dan Sumini terjun ke politik? "Panggilan jiwa dan amanat dari orang tua," sebutnya memberi alasan. Menurutnya, kedua orang tuanya pernah berpesan, setenar-tenarnya nama Eko Patrio dengan setumpuk harta yang dimiliki, apalah artinya bila tidak memberi arti bagi masyarakat dengan manfaat yang nyata? "Itulah amanah orang tuaku," kata Eko.


Eko pun menegaskan, dirinya bakal meninggalkan bidang entertainment bila terpilih menjadi wakil rakyat kelak. Pria yang dicalonkan oleh Partai Amanat Nasional (PAN) itu, berjanji akan mendedikasikan diri dan waktunya untuk kepentingan rakyat melalui lembaga legislatif.


Untuk itu, Eko akan memilih komisi yang berkaitan dengan seni, budaya, dan pendidikan. Alasannya, bila duduk di komisi tersebut dirinya bisa menyuarakan kepentingan rakyat secara umum, sekaligus membawa aspirasi komunitas seni dan budaya yang selama ini telah membesarkan namanya. "Lha kalau aku punya keinginan mulia dan tulus kayak gini, kok ada aturan yang menghalangi. Wah..,aku sangat menyayangkan, menyesalkan," tegasnya mengulangi penyesalannya. Wahh...benar-benar kesal nampaknya.


Arif Arianto

Berita terkait

Baim Wong Klaim Konten Prank KDRT-nya tidak untuk Rendahkan Polisi

7 Oktober 2022

Baim Wong Klaim Konten Prank KDRT-nya tidak untuk Rendahkan Polisi

Baim Wong mengklaim video prank laporan KDRT-nya ke polisi untuk edukasi ke masyarakat

Baca Selengkapnya

Baim Wong dan Paula Verhoeven Penuhi Panggilan Polisi soal Video Prank KDRT

7 Oktober 2022

Baim Wong dan Paula Verhoeven Penuhi Panggilan Polisi soal Video Prank KDRT

Pasangan Baim Wong dan Paula Verhoeven dilaporkan polisi atas tuduhan laporan palsu karena membuat konten prank KDRT

Baca Selengkapnya

Video Porno Mirip Nagita Slavina, Polisi: Palsu, Hasil Editan

15 Januari 2022

Video Porno Mirip Nagita Slavina, Polisi: Palsu, Hasil Editan

Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat AKB Wisnu Wardhana mengatakan pemeran dalam video porno yang viral di media sosial bukanlah Nagita Slavina

Baca Selengkapnya

Polisi Bantah Punya Daftar Artis Pengguna Narkoba

15 Januari 2022

Polisi Bantah Punya Daftar Artis Pengguna Narkoba

Dugaan ini mencuat setelah polisi menangkap empat artis di awal 2022 karena narkoba,

Baca Selengkapnya

Pengacara Minta Nia Ramadhani Direhabilitasi, Alasannya Pecandu Berat

12 Januari 2022

Pengacara Minta Nia Ramadhani Direhabilitasi, Alasannya Pecandu Berat

Kuasa hukum Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie, Wa Ode Nur Zainab, membantah pernyataan hakim yang menyebut kliennya memakai sabu hanya untuk senang-senang

Baca Selengkapnya

Bantah Asal Tangkap Naufal Samudra, Polisi: Ada Dua Alat Bukti

9 Januari 2022

Bantah Asal Tangkap Naufal Samudra, Polisi: Ada Dua Alat Bukti

Penangkapan Naufal Samudra jadi pertanyaan karena polisi tidak menemukan barang bukti narkotika dan tes urine negatif.

Baca Selengkapnya

Dinkes DKI Pastikan Ashanty tak Dapat Perlakuan Khusus

9 Januari 2022

Dinkes DKI Pastikan Ashanty tak Dapat Perlakuan Khusus

Dinas Kesehatan DKI Jakarta memastikan tidak ada perlakuan khusus terhadap penyanyi Ashanty yang baru kembali dari Turki dan terpapar virus corona.

Baca Selengkapnya

Tarif Cassandra Angelie Rp 30 Juta, Polisi Bantah Pelanggannya Pejabat

4 Januari 2022

Tarif Cassandra Angelie Rp 30 Juta, Polisi Bantah Pelanggannya Pejabat

Cassandra Angelie mengaku sudah lima kali beroperasi dengan tarif sekali kencan sebesar Rp30 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Artis Sinetron CA Atas Dugaan Kasus Prostitusi

31 Desember 2021

Polisi Tangkap Artis Sinetron CA Atas Dugaan Kasus Prostitusi

Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya menangkap seorang artis sinetron berinisial CA dalam kasus dugaan prostitusi.

Baca Selengkapnya

Artis Inisial BJ yang Ditangkap karena Narkoba adalah Bobby Joseph

12 Desember 2021

Artis Inisial BJ yang Ditangkap karena Narkoba adalah Bobby Joseph

Sosok artis peran berinisial BJ yang ditangkap polisi karena dugaan penyalahgunaan sabu diketahui adalah Bobby Joseph.

Baca Selengkapnya