Bahas New Normal, Melanie Subono Beri Sindiran Pedas

Reporter

Marvela

Jumat, 29 Mei 2020 15:40 WIB

Melanie Subono bersama anjingnya. instagram.com

TEMPO.CO, Jakarta -Setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah, kini istilah New Normal atau tatanan baru akan diterapkan di Indonesia untuk menyikapi pandemi Covid-19. Musikus dan aktivis Melanie Subono memberikan pendapatnya mengenai New Normal yang digaungkan oleh Presiden Joko Widodo.

"Banyak negara lain udah terapin ini karena ga ada pilihan daripada makin kolaps setelah mereka mati matian ngidupin rakyat berbulan-bulan ditambah setelah rakyatnya pun nurut. Pas kita mau buka PSBB, gw spontan mikir 'Lah emang kapan kita PSBB, kapan pemerintah mati-matian hidupin rakyat, kapan rakyat nurut?' (Denger sering, prakteknya belum liat)," tulis Melanie di Instagramnya pada Kamis, 28 Mei 2020.

Ia mengingatkan kalau yang dibicarakannya ini bukan merujuk pada mereka yang terpaksa harus keluar rumah untuk bekerja. "Kalau tentang harga rakyat vs harga investor, udah kejawab sendiri lah. Patokan buka pertama di mana kepala negara mempersiapkan itu malah mall. Bukan yang berhubungan dengan rakyat yang ada di titik terendah mereka," tulis Melanie.

Tulisannya ini bukan untuk meluapkan kemarahannya, karena menurutnya itu akan menjadi tindak pidana nantinya. "Cuma mbo kalau emang dari awal bikin aturan main-main dan cuma biar keliatan kerja (biasanya besoknya berubah dan takut tegas). Hari ini bandara tutup, besok buka , lebaran no kumpul tapi pejabat bisa open house dll lah," tulis Melanie.Melanie Subono menunjukkan tato baru sebagai bentuk dukungan terhadap mahasiswa yang menolak sejumlah rancangan undang-undang bermasalah. Instagram

Ia heran mengapa pemerintah membiarkan masyarakat semakin kesulitan perekonomiannya. "Tapi nyesek. Kenapa tuh nunggu rakyat jadi makin miskin dulu, banyak tenaga medis meninggal dulu, gw ga kerja 3 bulan. Kan dari awal aja bilang 'Kami ga akan tegas, ga akan tanggung full idup kalian jadi sok idup normal tapi suruh hati-hati lah," tulis Melanie.

Advertising
Advertising

Perempuan 43 tahun itu menyindir pemerintah pusat yang seakan tidak menganggap atau mengabaikan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah. "Kasian atuh kepala-kepala daerah yang biasa gw musuhin, kali ini mereka banyak bener tapi tiap putusan mereka, dipatahin pusat. Ngapain atuh mereka diadakan?" tulis Melanie.

Perempuan kelahiran Hamburg, Jerman itu lantas mengajak masyarakat untuk bersikap mandiri dan bertanggung jawab atas hidupnya masing-masing. Melanie juga tidak peduli apakah pandemi ini adalah konspirasi atau bukan karena menurutnya yang terpenting saat ini adalah fokus pada korban yang terdampak.

"Oh well, selamatkanlah diri kalian sendiri, karena ya gitu deh. Hidup aja yang aman, bersih dan bekerja biar ga usah nunggu bantuan atas. Ini konspirasi/ bukan ? I don’t care. Sama kayak bumi datar dll kalau pun iya atau gak , tetep aja orang sakit, banyak orang ga bisa makan dan itu fokus gue. Bukan buang waktu cari tau soal itu," tulis Melanie.

Membaca unggahan tersebut, banyak netizen yang setuju dengan pendapat Melanie Subono. Menurut mereka apa yang diungkapkan oleh Melanie adalah benar. "Akhirmya kata hatiku tersampaikan. Terima kasih Mel," tulis akun @mayaoriga. "Kata-kata nya ga pake nge-gas, ga pake marah-marah ala Melani yang kemarin. Tapi kok lebih jleb yak. Pedes! Baru kali ini gw sepakat sama perempuan ini," tulis akun @df.norris. "Setuju bgt kak skrg lebih baik lindungi diri dan keluarga masing2 semoga sehat terus kak," tulis akun @nitnot3a.

MARVELA

Berita terkait

Jokowi Ajak Pemimpin Dunia Perkuat Pasokan Air untuk Petani

4 jam lalu

Jokowi Ajak Pemimpin Dunia Perkuat Pasokan Air untuk Petani

Prediksi menyebut pada 2050 sebanyak 500 juta petani kecil sebagai penyumbang 80 persen pangan dunia diprediksi akan mengalami kekeringan.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Iran Sebut Presiden Iran Ebrahim Raisi Wafat 3 Hari Sebelum ke Indonesia

4 jam lalu

Kedutaan Besar Iran Sebut Presiden Iran Ebrahim Raisi Wafat 3 Hari Sebelum ke Indonesia

Kedutaan Besar Iran menyebut Presiden Iran Ebrahim Raisi wafat 3 hari sebelum kunjungan yang direncanakan ke Indonesia pada 23-24 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Koalisi Antikorupsi Desak Jokowi Bentuk Pansel KPK yang Minim Konflik Kepentingan

6 jam lalu

Koalisi Antikorupsi Desak Jokowi Bentuk Pansel KPK yang Minim Konflik Kepentingan

Pembentukan Pansel KPK yang objektif dianggap akan mempertaruhkan keberhasilan kinerja Pimpinan dan Dewas KPK pada masa mendatang.

Baca Selengkapnya

Anggaran Program Lansia dan Disabilitas Era Jokowi Ditangguhkan untuk Beri Ruang Program Prabowo

6 jam lalu

Anggaran Program Lansia dan Disabilitas Era Jokowi Ditangguhkan untuk Beri Ruang Program Prabowo

Kedua program Jokowi itu adalah program permakanan untuk lansia dan penyandang disabilitas. Anggaran yang ditangguhkan Rp 1,2 triliun.

Baca Selengkapnya

Respons Pimpinan Dunia Terhadap Tragedi Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

6 jam lalu

Respons Pimpinan Dunia Terhadap Tragedi Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dalam kecelakaan helikopter yang ditumpanginya pada Ahad, 19 Mei 2024. Ini respons sejumlah pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya

Nasib Prabowo Subianto Setelah Soeharto Lengser, Surat DKP Hentikan Karier Militernya

7 jam lalu

Nasib Prabowo Subianto Setelah Soeharto Lengser, Surat DKP Hentikan Karier Militernya

Soeharto lengser pada Kamis, 21 Mei 1998 berpengaruh besar terhadap karier militer menantunya dulu, Prabowo yang kini presiden terpilih Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Masuk Dalam Bursa Bakal Calon Pansel KPK, Bayu Dwi: Serahkan kepada Presiden

8 jam lalu

Masuk Dalam Bursa Bakal Calon Pansel KPK, Bayu Dwi: Serahkan kepada Presiden

Bayu tak menampik namanya masuk dalam daftar calon pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Ada Dua Investasi Potensial di Indonesia yang Ditawarkan ke Elon Musk

10 jam lalu

Luhut Sebut Ada Dua Investasi Potensial di Indonesia yang Ditawarkan ke Elon Musk

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan ada dua investasi potensial yang ditawarkan kepada Elon Musk di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pakar Minta Pemerintah Audit Kekayaan Pejabat Bea Cukai untuk Kembalikan Kepercayaan Publik

10 jam lalu

Pakar Minta Pemerintah Audit Kekayaan Pejabat Bea Cukai untuk Kembalikan Kepercayaan Publik

Sri Mulyani melaporkan penyebab Bea Cukai menjadi sorotan publik, baik dari sisi peraturan maupun prosedur yang harus diperbaiki kepada Jokowi.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istana soal Viral Jokowi Diminta Tolong Ambil Foto oleh Delegasi World Water Forum

10 jam lalu

Penjelasan Istana soal Viral Jokowi Diminta Tolong Ambil Foto oleh Delegasi World Water Forum

Presiden Jokowi dimintai seorang perempuan dari delegasi Prancis untuk mengambil potretnya di depan mangrove.

Baca Selengkapnya