Ribut Karantina Wilayah Vs Lockdown, Dokter Tirta Menyerah Kalah

Reporter

Tempo.co

Senin, 30 Maret 2020 15:37 WIB

Dr. Tirta, influencer, dokter, dan pengusaha sepatu lokal memberi keterangan soal undangan BNPB. Instagram.com

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Tirta baru-baru ini meminta Presiden Joko Widodo untuk melakukan karantina wilayah per provinsi. Dia juga meminta Presiden Jokowi agar segera mengajak bicara pakar ekonomi ke Istana mengenai plus minus karantina wilayah.

“Pak @jokowi, saya tahu ini kewenangan anda. Saya tahu beban negara berat-berat nya, sebelumnya saya berduka atas wafatnya ibunda, oke. Tapi. Ini saatnya karantina wilayah per provinsi. Ini penting pak. Terutama Jakarta. Tutup semua akses transportasi dari dan luar Jakarta. Undang 10 pakar ekonomi, ke istana dan prediksikan kerugian akibat ini, sesuaikan dengan APBN, apakah bisa ditalangi atau tidak,” tulis Dokter Tirta di akun Instagram nya pada Sabtu, 28 Maret 2020.

Rupanya permintaan dokter bernama lengkap Tirta Mandira Hudhi yang juga pengusaha muda ini menuai beragam reaksi dari netizen. Ada beberapa yang setuju dengannya, namun tak sedikit yang menilai jika hal tersebut bukanlah ranah seorang dokter.

Pandangan dan cara menyampaikan yang cenderung ngegas membuatnya kurang disukai. Dari kalangan dokter mempertanyakan opini Dokter Tirta bahwa lockdown itu berbeda dengan karantina wilayah. Padahal, pemahaman lockdown seperti yang diusulkan para dokter tak lain juga karantina wilayah untuk mencegah perluasan penyebaran virus corona.

Dr. Tirta, influencer, dokter, dan pengusaha sepatu lokal memberi keterangan soal undangan BNPB. Instagram.com

Lockdown dalam pandangan Tirta, daerah tersebut benar-benar ditutup dan membatasi pergerakan manusia. "Kamu gak boleh keluar rumah, benar-benar gak boleh," katanya. Adapun karantina wilayah menurut dia, masyarakat tetap bisa keluar sepanjang tidak melewati daerah itu.

Di lain pihak, caranya bersuara dengan menyebut nama Presiden Jokowi harus bertanggung jawab dalam penanganan wabah ini juga menyinggung kelompok lain. Melalui akun Twitternya, Dokter Tirta meminta maaf dan mendukung apapun keputusan dari pemerintah untuk menangani pandemi virus corona ini.

"Bukan berarti gue gak suka pakde Jokowi. Itu aje. Gue tetap mendukung apapun keputusan pemerintah. Dan bener. Fokus gue ke edukasi. Maafkan kepancing emosi marah-marah,” tulisnya pada Senin, 30 Maret 2020 dini hari.

Ada salah satu pemilik akun Twitter dengan username @digeeembok yang tidak menyukainya bahkan sampai meretas akun bisnis milik Dokter Tirta. “Ok gue ngaku kalah el @digeeembok . Lu berhasil hack 1 akun toko gue, buat down fb gue, dan ngirim call bot ke hape gue. Terlepas dari lockdown, yang gue akhirnya ngikut pemerintah. Gue akuin. Lu emang jago. Karena beneran 2 akun gue tumbang,” kata dia.

Dokter Tirta pun meminta maaf dan berjanji tidak akan berbicara mengenai apa yang memang bukan ranahnya, “Gue akuin, @digeeembok jago soal ini. Gue ga ngira dia bisa hack. Serius jago. 2 akun dalam 1 jam. So gue minta maaf. Gue ga akan bicara politik lagi. Itu bukan ranah gue. Kritikan lu gue trima el. Gue fokus edukasi ga koar-koar politik lagi.”

ALFI SALIMA PUTERI

Berita terkait

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

5 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

6 hari lalu

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

Bersama lulusan lain, dokter Tirta menghadiri Sidang Terbuka Wisuda Kedua ITB Tahun Akademik 2023/2024 di Gedung Sabuga, ITB.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

54 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

55 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

7 Maret 2024

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Artis-artis Ini Tak Merapat ke Prabowo-Gibran Setelah Kalah, Pilih Teruskan Perjuangan

17 Februari 2024

Artis-artis Ini Tak Merapat ke Prabowo-Gibran Setelah Kalah, Pilih Teruskan Perjuangan

Meski paslon yang didukung kalah, jajaran artis ini memilih tidak merapat ke paslon 02, Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

16 Desember 2023

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

Kementerian Kesehatan Singapura meminta warganya kembali menggunakan masker di tempat-tempat ramai seiring meningkatnya kasus COVID-19.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

14 Desember 2023

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

Guru Besar FKUI Tjandra Yoga Aditama mendesak pemerintah memperkuat surveilans untuk merespons peningkatan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya