Seniman Tuntut Insentif Pajak

Reporter

Editor

Sabtu, 16 Agustus 2008 11:01 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Kalangan seniman mempertanyakan kebijakan tidak dimasukkannya bidang seni ke kelompok nirlaba yang mendapatkan insentif pajak berupa pengecualian sebagai obyek pajak pada draf Rancangan Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Menurut Ketua Pengurus Harian Dewan Kesenian Jakarta Marco Kusumawijaya, seharusnya seni mendapat insentif yang sama seperti bidang lainnya. "Karena pemberian insentif bidang seni berarti pemerintah mengakui peran masyarakat membantu negara," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta kemarin.

Konferensi pers itu juga dihadiri Ratna Riantiarno (Teater Koma), Amna Kusumo (Yayasan Kelola), Goenawan Mohamad (Yayasan Utan Kayu), Lalu Roisamri (Jiffest), Nungki Kusumastuti (Indonesian Dance Festival), dan lainnya.

Beberapa bidang lain yang mendapat insentif tersebut, antara lain, penelitian, sumbangan penanggulangan bencana, pembangunan infrastruktur sosial, pendidikan, dan pembinaan olahraga. "Kami iri kenapa olahraga dapat. Bukannya tidak layak, tapi kenapa kesenian tidak dapat (insentif)," Marco menambahkan. Padahal tidak sedikit seniman Indonesia yang reputasinya mendunia dan mengharumkan nama bangsa.

Sardono W. Kusumo menambahkan, pengecualian bidang seni dari penerima insentif pajak akan membawa dampak negatif. Di berbagai daerah, kata Sardono, kesenian rakyat berupa ludruk, ketoprak, hingga wayang merupakan faktor penggerak roda ekonomi, selain sebagai hiburan. "Patut dipertanyakan, bagaimana mengenakan pajak terhadap pemain ludruk atau dalang yang dibayar dengan ikan dan ayam," ujar guru besar yang juga Rektor IKJ ini.

Advertising
Advertising

Menurut hasil penelitian Public Interest Research Advocacy Centre (PIRAC), tax deduction (bagi pemberi sumbangan) dan tax exemption (penerima) lazim di negara lainnya sebagai bentuk apresiasi negara terhadap peran masyarakat yang menggerakkan bidang seni. Pengecualian bidang seni sebagai penerima insentif akan melemahkan keinginan pemberi sumbangan dan mengurangi dana bagi seniman untuk berkarya.

Padahal, dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir, potensi masyarakat menyumbang di dunia kesenian semakin meningkat. Pada 2000, besarnya Rp 65 ribu per kepala per tahun; pada 2004 Rp 85 ribu; dan pada 2007 menjadi Rp 275 ribu. "Seharusnya hal ini dihargai pemerintah. Bukan malah menambah beban pajak bagi mereka," ujar Hamid Abidin dari PIRAC.

Tito Sianipar

Berita terkait

Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

20 Februari 2020

Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

Forum Seniman ragukan pernyataan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait tak akan mengkomersialisasi kawasan pusat kesenian itu usai revitalisasi TIM.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

1 Mei 2019

Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

Serikat pekerja media dan industri kreatif atau Sindikasi mendorong ekosistem kerja yang berkeadilan di peringatan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

23 Oktober 2018

Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

Seniman muda Bandung, Etza Meisyara, menyumbangkan seluruh hasil karyanya yang terjual di pameran tunggalnya di Prancis untukkorban gempa Palu.

Baca Selengkapnya

Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

9 Oktober 2018

Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

Sejumlah seniman di Yogyakarta punya cara sendiri untuk menyikapi kasus Ratna Sarumpaet dan berbagai kabar hoax yang beredar di masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

7 Oktober 2018

Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

Gitaris grup band punk Marjinal, Mike, bersama sejumlah aktivis dan seniman ikut memantau pertemuan IMF - World Bank di Bali.

Baca Selengkapnya

Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

26 Juli 2018

Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

Upaya cepat yang dilakukan Anies Baswedan menangani Kali Item mendapat respons beberapa pihak salah satunya seniman mural

Baca Selengkapnya

Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

11 Januari 2018

Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

Beberapa orang akan berpikir bahwa seorang seniman tidak akan mendapatkan pekerjaan dan tidak bisa bertahan. Simak pengalaman pelukis Naudal Abshar.

Baca Selengkapnya

Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

17 Oktober 2017

Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

Instalasi seni Teguh Ostenrik yang ketujuh, ditanam untuk mengembalikan keindahan laut Pulau Bangka

Baca Selengkapnya

Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

22 September 2017

Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

Malam ini, Teras Budaya Tempo menggelar kegiatan penggalangan dana bertajuk Simpati untuk sastrawan Hamsad Rangkuti.

Baca Selengkapnya

Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

21 Juli 2017

Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

Seniman Tisna Sanjaya memprotes Panitia Khusus Angket DPR soal KPK dengan melakukan performance art di samping Gedung Merdeka Bandung.

Baca Selengkapnya