Hari Tari Sedunia Diwarnai Tindak Kekerasan di Pontianak

Kamis, 2 Mei 2019 06:15 WIB

Ribuan penari menampilkan Tari Jaranan dalam acara Solo Menari 24 Jam di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Senin, 29 April 2019. Perayaan Hari Tari Sedunia ini melibatkan 5.000 siswa dan siswi sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama di Solo. ANTARA/Mohammad Ayudha

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Tari Sedunia yang jatuh pada Senin, 29 April 2019 lalu, diwarnai tindak kekerasan di Pontianak, Kalimatan Barat. Kekerasan fisik maupun psikis dialami oleh dosen Program Studi Seni Pertunjukan dan beberapa mahasiswa Universitas Tanjungpura.

Tindakan kekerasan berupa pemukulan dan makian tersebut, terekam dalam sebuah video berdurasi kurang dari 1 menit, dan tersebar di media sosial. Seniman asal Pontianak, Nursalim Yadi Anugerah membenarkan tindak kekerasan dalam perayaan Hari Tari tersebut. "Kami tetap menegaskan sikap kepada wali kota untuk menindak tegas dan mengusut kasus kekerasan ini," ujar Nursalim saat dihubungi Tempo, Kamis, 2 Mei 2019.

Nursalim mengatakan, tindak kekerasan tersebut diduga dilakukan oleh kelompok Laskar Pemuda Melayu Pontianak dan Satuan Pamong Praja kota tersebut. Para korban sudah melapor ke polisi.

Baca juga: Senin Besok 5.000 Siswa di Solo Rayakan Hari Tari Sedunia

"Saya harap teman-teman di Pontianak dan luar daerah tetap tenang sampai kami menjabarkan semua hal secara terbuka dan runtut, agar tidak menggiring opini keluar konteks permasalahan tentang kekerasan," tutur Nursalim.

Advertising
Advertising

Kericuhan itu, kata Nursalim dipicu oleh salah satu penampilan tari yang dianggap mengandung konten lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Menurut dia, itu bagian dari kegiatan kesenian, dan pembubaran tersebut merupakan bentuk dari ketakutan yang tidak mendasar.

Video kekerasan tersebut juga diunggah oleh Penari Eko Suprianto atau Eko Pece di akun Instagramnya. Eko Pace menyatakan keprihatinannya atas tindak kekerasan yang menimpa insan tari Indonesia.

Kemarahan masyarakat atas video kekerasan tersebut juga terlihat di akun Instagram Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono. Di laman komentar akun Edi, masyarakat mempertanyakan soal tindakan kekerasan tersebut.

Isu yang beredar di media sosial, kekerasan tersebut dilakukan atas perintah Edi Rusdi. Melalui akun Instagram-nya, Edi Rusdi membantah tuduhan itu. Dia menjelaskan acara tersebut diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Pontianak dan dia termasuk orang yang mengamankan acara tari dari amuk massa.

"Justru yang membuat acara ini adalah Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata, bekerjasama dengan Prodi Seni Pertunjukan, dan ini sudah tahun yang ketiga. Justru kami yang menyelamatkan dari kemarahan massa saat yang tampil tidak pas kalau di ruang publik. Tapi untuk tari yang lain tidak masalah," tulis Edi menanggapi tuduhan masyarakat.

Berita terkait

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

2 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Duplikasi Jembatan Kapuas I Senilai Rp 275 Miliar

45 hari lalu

Jokowi Resmikan Duplikasi Jembatan Kapuas I Senilai Rp 275 Miliar

Presiden Jokowi meresmikan duplikasi Jembatan Kapuas I di Kota Pontianak, pada hari ini, Kamis, 21 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Dana Indonesiana Bantu Seniman Mendapatkan Akses Pendanaan

55 hari lalu

Dana Indonesiana Bantu Seniman Mendapatkan Akses Pendanaan

Dana Indonesiana yang dikucurkan dari Dana Abadi Kebudayaan, mendorong seniman khususnya pelaku kesenian pertunjukan untuk mendapatkan akses pendanaan yang mudah.

Baca Selengkapnya

Cerita Napi Lapas Pontianak Pelaku Sodomi, Kabur 16 Hari Ternyata Bersembunyi di Atap Penjara

10 Februari 2024

Cerita Napi Lapas Pontianak Pelaku Sodomi, Kabur 16 Hari Ternyata Bersembunyi di Atap Penjara

Napi pelaku sodomi, Agun, ditemukan dalam kondisi lemas oleh petugas keamanan Lapas setelah berhari-hari sejak dinyatakan melarikan diri 16 hari lalu.

Baca Selengkapnya

Kenapa Pontianak Disebut Kota Kuntilanak? Begini Asal Usulnya

6 Februari 2024

Kenapa Pontianak Disebut Kota Kuntilanak? Begini Asal Usulnya

Menurut tradisi lisan, Pontianak adalah adanya hantu kuntilanak di daerah Batu Layang.

Baca Selengkapnya

The Gum Wall, Dinding Permen Karet yang Menjadi Atraksi Seni di Seattle

14 Januari 2024

The Gum Wall, Dinding Permen Karet yang Menjadi Atraksi Seni di Seattle

The Gum Wall tak hanya sekedar kumpulan permen karet. Tapi menjadi atraksi seni yang menarik

Baca Selengkapnya

Super Air Jet Buka Rute Baru Pontianak - Balikpapan - Makassar, Terbang Perdana 24 Januari

4 Januari 2024

Super Air Jet Buka Rute Baru Pontianak - Balikpapan - Makassar, Terbang Perdana 24 Januari

Penerbangan perdana Super Air Jet dimulai pada 24 Januari 2024 dari Pontianak menuju Balikpapan.

Baca Selengkapnya

Bertemu Uskup Agung Pontianak, Anies Baswedan Ingin Bangun Suasana Damai dan Teduh Bagi Semua

27 Desember 2023

Bertemu Uskup Agung Pontianak, Anies Baswedan Ingin Bangun Suasana Damai dan Teduh Bagi Semua

Anies Baswedan menyatakan persatuan harus ditopang dengan keadilan. Uskup Agung Pontianak minta jangan ada lagi ketimpangan.

Baca Selengkapnya

Kampanye di Pontianak, Anies Cerita Saat Menjabat Gubernur Jakarta Tutup Hotel Alexis karena Tempat Maksiat

26 Desember 2023

Kampanye di Pontianak, Anies Cerita Saat Menjabat Gubernur Jakarta Tutup Hotel Alexis karena Tempat Maksiat

Anies bercerita soal kewenangannnya saat menutup Hotel Alexis di Jakarta yang dinilai sebagai tempat maksiat.

Baca Selengkapnya

Berkampanye di Pontianak, Anies Baswedan Janjikan Bansos Plus

26 Desember 2023

Berkampanye di Pontianak, Anies Baswedan Janjikan Bansos Plus

Anies Baswedan mengatakan akan memberikan program bansos plus jika terpilih pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya