Hari Buruh, Musikus Adrian Adioetomo Suarakan Hak Pekerja

Rabu, 1 Mei 2019 21:35 WIB

Musikus Adrian Adioetomo menyampaikan pendapatnya pada Hari Buruh sedunia atau Mayday di depan Kantor Kementerian BUMN, Jakarta. Rabu, 1 Mei 2019. TEMPO | Chitra Paramaesti

TEMPO.CO, Jakarta - Musikus Blues Adrian Adioetomo menunjukkan kebolehannya memetikkan gitar dan bernyanyi di depan gedung Kementerian BUMN, Jakarta. Dalam peringatan Hari Buruh 1 Mei, dia menyuarakan soal hak-hak pekerja yang terbengkalai.

Baca: May Day, 4 Tuntutan Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif

"Saya hadir di sini karena hak-hak pekerja yang belum terpenuhi, seperti isu kesehatan mental, pemecatan sepihak, itu tidak adil," ujar Adrian, Rabu, 1 Mei 2019. Di bawah sinar matahari yang begitu terik, Adrian tetap memetikkan gitarnya dan bernyanyi.

Adrian Adioetomo tak menghiraukan cuaca yang terik di siang bolong. Tanpa mengeluh, dia menampilkan performa terbaiknya di sana. Walau hanya bermodal gitar dan pengeras suara, Adrian berhasil menghibur sekaligus menyampaikan pendapatnya di depan kantor Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

Di Hari Buruh ini, Adrian Adioetomo menyampaikan orasinya bersama Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif atau Sindikasi. Sindikasi menyuarakan hak-hak pekerja kreatif yang belum mendapatkan perhatian dari pemerintah dan pemilik perusahaan.

Baca juga: Hari Buruh, Sindikasi Desak Bekraf Buka Ruang Mediasi

Pada kesempatan itu, Sindikasi juga mendesak agar pemerintah melibatkan para pekerja kreatif dalam setiap pembuatan peraturan ketenagakerjaan. Ketua Sindikasi Ellena Ekarahendy berujar, pihaknya mendorong revisi undang-undang perfilman dan musik. Alasannya, selain karya yang dilindungi, para kreator yang terlibat di dalamnya juga harus dilindungi.

Advertising
Advertising

Serikat Pekerja Digital dan Industri Kreatif untuk Demokrasi atau Sindikasi mengelar aksi long march memperingati hari buruh. Dalam aksi ini, Sindikasi salah satunya menyuarakan soal dampak revolusi industri 4.0 terhadap pekerja. TEMPO/Dias Prasongko

Alih-alih melindungi karya dan pekerja seni, kata Ellena, undang-undang perfilman dan musik lebih mengakomodasi kepentingan pemodal dan mendefinisikan moralitas dengan versi tertentu. "Isi undang-undang tersebut justru membatasi pekerja kreatif dalam berkarya," ujar dia.

Menurut Ellena, di dalam undang-undang perfilman dan permusikan yang ada, tidak ada unsur yang melibatkan pekerja seni. Padahal, negara seharusnya menjamin perlindungan terhadap sebuah karya, juga para pekerja, dan ekosistem yang menghasilkan karya tersebut.

Artikel lainnya:
Libur Hari Buruh, Jokowi dan Keluarga Jalan-jalan ke Mal di Solo

Berita terkait

KSBSI Tegas Tolak DPLK dan DPPK Kelola Dana JHT dan JP Milik Pekerja

2 hari lalu

KSBSI Tegas Tolak DPLK dan DPPK Kelola Dana JHT dan JP Milik Pekerja

Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) secara tegas menolak wacana pemerintah yang membuka peluang bagi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) dan Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) untuk mengelola dana Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP) milik pekerja.

Baca Selengkapnya

Viral Calon Pekerja Dites Tinggi Badan, Netizen: Di Dunia Kerja yang Dibutuhkan Skill

2 hari lalu

Viral Calon Pekerja Dites Tinggi Badan, Netizen: Di Dunia Kerja yang Dibutuhkan Skill

Viral video memperlihatkan ratusan calon pekerja diukur dan di tes tinggi badan secara langsung.

Baca Selengkapnya

Pastikan Pekerja Terlindungi BPJS Ketenagakerjaan, Pj Gubernur Aceh Terbitkan Qanun

3 hari lalu

Pastikan Pekerja Terlindungi BPJS Ketenagakerjaan, Pj Gubernur Aceh Terbitkan Qanun

Pj Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, mendukung penyelenggaraan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi seluruh pekerja di wilayah Pemerintah Aceh, dengan menerbitkan Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2024 tentang Ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

4 hari lalu

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

Dubes Jerman untuk Indonesia menjelaskan tentang UU terbaru yang diterapkan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil di Jerman.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesangon 233 Mantan Pekerja Pabrik Sepatu Bata Dibayarkan Senin, Penipuan Oknum Pegawai Bank ke Nasabah Sering Terjadi OJK Bilang Begini

8 hari lalu

Terkini: Pesangon 233 Mantan Pekerja Pabrik Sepatu Bata Dibayarkan Senin, Penipuan Oknum Pegawai Bank ke Nasabah Sering Terjadi OJK Bilang Begini

Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Cabang Purwakarta memastikan 233 pekerja pabrik Sepatu Bata yang di PHK akan menerima pesangon pada Senin.

Baca Selengkapnya

Federasi Serikat Pekerja Sebut Pembayaran Pesangon 233 Mantan Pekerja Pabrik Sepatu Bata yang di PHK Senin

8 hari lalu

Federasi Serikat Pekerja Sebut Pembayaran Pesangon 233 Mantan Pekerja Pabrik Sepatu Bata yang di PHK Senin

Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia memastikan pesangon 233 pekerja pabrik Sepatu Bata yang terkena PHK dibayarkan Senin.

Baca Selengkapnya

Tiga Karyawan Tambang Nikel di Halmahera Selatan Dipecat usai Aksi Hari Buruh

14 hari lalu

Tiga Karyawan Tambang Nikel di Halmahera Selatan Dipecat usai Aksi Hari Buruh

Tiga karyawan PT Wanatiara Persada, perusahaan tambang nikel di Halmahera Selatan dipecat usai melakukan aksi Hari Buruh.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh Internasional, Berikut Profil 4 Tokoh Aktivis Buruh Indonesia dari Marsinah hingga Muchtar Pakpahan

17 hari lalu

Hari Buruh Internasional, Berikut Profil 4 Tokoh Aktivis Buruh Indonesia dari Marsinah hingga Muchtar Pakpahan

Berikut profil dari 4 tokoh hari buruh: Marsinah, Muchtar Pakpahan, Widji Thukul, dan Jacob Nuwa Wea

Baca Selengkapnya

Hari Buruh Internasional dari Masa ke Masa di Indonesia, Kapan Mulai Jadi Hari Libur Nasional?

17 hari lalu

Hari Buruh Internasional dari Masa ke Masa di Indonesia, Kapan Mulai Jadi Hari Libur Nasional?

Hari Buruh diperingati setiap tahun pada 1 Mei. Kapan pertama kali diperingati di Indonesia, kapan pula ditetapkan sebagai hari libur nasional?

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

17 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya